Mohon tunggu...
Kavya
Kavya Mohon Tunggu... Penulis - Menulis

Suka sepakbola, puisi dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Pembuktian El Loco di Usia Senjanya

18 November 2018   15:14 Diperbarui: 18 November 2018   19:37 1444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selebrasi Cristian Gonzales seusai mencetak gol ke pada laga PSS Sleman vs Persita Tangerang, Jumat (16/11/2018). (KOMPAS.com / Wijaya Kusuma)

Ketika Cristian Gonzales pada Juni 2018 menyatakan keinginannya kembali memperkuat timnas Indonesia yang mengalami kemandulan, para penggemarnya segera mendukung. Sebaliknya ada juga yang meragukannya. Maklum saat itu ia sudah berusia 41 tahun (lahir di Uruguay, 30 Agustus 1975).  

Pelatih timnas, Luis Milla sudah mencoba beberapa penyerang senior untuk Timnas Indonesia U-23. Mulai dari penyerang lokal Lerby Eliandry, Ilija Spasojevic, sampai Beto Goncalves. Penyerang Sriwijaya FC, Goncalves tetap dipakai oleh pelatih Bima Sakti, pengganti Milla, saat ini berusia 37 tahun (lahir di Brasil, 31 Desember 1980).

"Sayang di Indonesia, sepak bola masih melihat umur. Pelatih lihat saya sudah tua, 41 tahun. Padahal di level Piala Dunia 2018 masih ada pemain tua. Kiper dan kapten Timnas Mesir, Essam El-Hadary, usianya 45 tahun. Mereka tidak melihat usia," ujar Gonzales.

"Beri saya kesempatan, saya akan membuktikan," ujar El Loco.

Ayah empat anak itu memang belum mendapatkan kesempatan untuk kembali mengenakan seragam timnas. Namun ia sudah membuktikan masih seganas dulu saat memperkuat Persib Bandung atau Arema FC.

Saat membela Arema FC Gonzales mencatatkan rekor baru dengan mencetak lima gol alias quintrick ke gawang Semen Padang pada laga leg kedua semifinal Piala Presiden 2017 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, 5 Maret 2017.

Bahkan setahun sebelumnya, ia juga mengundang pujian saat mencetak hattrick ke gawang PSS Sleman pada lanjutan Bali Island Cup (BIC) 2016. Tiga golnya itu memberi andil besar Singo Edan saat menang telak 5-2 atas PSS di Stadion I Wayan Dipta, Gianyar, 21 Februari 2016.

"Gonzales itu seperti mesin. Dia selalu lapar dan ingin terus mencetak gol ke gawang lawan. Saya melihat dia seperti pemain yang masih berusia 21 tahun," kata Milomir Seslija, arsitek Arema memuji pemain naturalisasi berdarah Uruguay itu.

Peraih empat gelar top scorer kompetisi kasta tertinggi di Tanah Air (LI 2005, LI 2006, LI 2007, dan ISL 2008-2009) ini juga pernah membuat quintrick saat membela Persik Kediri. Dalam laga lanjutan Divisi Utama pada 10 Mei 2006 yang dimenangkan Persik Kediri atas Persegi Gianyar 7-1, Gonzales memborong lima gol. Pada akhir musim, Gonzales meraih gelar top scorer dengan mengoleksi 29 gol.

Terakhir Gonzales tunjukkan di klub barunya, PSS Sleman bahwa ia masih seganas saat muda. Masih merupakan predator yang mampu bersaing tak hanya di Liga 2 tapi juga di Liga 1. Itu terjadi saat PSS Sleman menghajar Persita Tangerang di Stadion Maguwoharjo, Sleman, 16 November 2018 lalu. Hattrick-nya membuka asa PSS tampil di semi final Liga 2 2018.

Foto : PSS Sleman official
Foto : PSS Sleman official
Ia juga menunjukkan kebugaran fisiknya, sanggup bermain selama 90 menit (plus 2 menit tambahan waktu). Gol ketiganya dicetak di menit ke-74 dengan penempatan posisi yang pas. Insting dan kreativitas, serta sportif, merupakan kelebihan El Loco yang tak pernah luntur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun