Dalam perjuangan hidup, pastinya ada waktu kita jatuh. Tapi dengan kejatuhan itu bisa kita belajar untuk bangkit lebih kuat lagi.
Canisius College Cup atau sering dikenal dengan singkatan CC Cup adalah salah satu kegiatan paling besar dan paling terantisipasi dalam Kolese Kanisius. Seperti sekolah-sekolah lain, Kolese Kanisius mengadakan berbagai macam perlombaan dan acara dalam skala yang sangat besar.Â
Kebesaran yang selalu terkenal dalam kegiatan CC Cup tidak hanya tulisan dan omongan saja tapi bukti tentang skala yang masuk dalam persiapan dan pelaksanaan ini. 200 lebih sekolah terlibat dalam perlombaan dan pertandingan CC Cup, mengirim perwakilan murid untuk berkompetisi sehingga mencapai kemenangan dan mengharumkan almamater mereka. Ditambah juga banyaknya pendatang ke Kolese Kanisius, baik sesama murid maupun orang dewasa, untuk menikmati segala acara dan perlombaan yang ditawarkan oleh CC Cup serta mendukung sekolah favorit mereka dalam lomba-lomba itu. Besarnya jumlah peserta juga didukung oleh besarnya panitia yang bekerja untuk melancarkan keberlangsung CC Cup mulai dari murid SMP dan SMA dalam jumlah ribuan sampai para guru-guru pembimbing yang ikut terlibat.
CC Cup 2025 sebagai CC Cup ke-40 memilih tema utama A Beautiful Thing Is Never Perfect, suatu pesan penting khususnya dalam konteks CC Cup. CC Cup berupa acara perlombaan dan pertandingan, dipenuhi dengan kompetisi dan peraduan antar tim-tim dari berbagai sekolah. Dengan berbagai macam keahlian dan kemampuan, mereka semua memiliki satu kesamaan yang menyatukan mereka dalam setiap ajang lomba. Hal itu adalah semangat perjuangan mereka.Â
Perjuangan ini nilai inti dari CC Cup. Nilai ini tidak hanya menyatukan para peserta lomba, tapi juga para panitia dalam CC Cup. Setiap kompetitor dalam CC Cup mengeluarkan waktu dan energi demi perjuangan mereka dalam mencapai kemenangan di CC Cup. Para panitia juga melakukan perjuangan bersama, berkolaborasi dalam menjalankan tugas mereka di masing - masing bidang supaya CC Cup terus berjalan. Melalui perjuangan inilah, keseluruhan CC Cup terbangun.
Tapi apa yang terjadi bila gagal?
Kegagalan adalah hal yang nyata dan akan selalu kita rasakan, tapi kegagalan juga adalah hal yang kita takut untuk hadapi. Ketika seorang peserta gagal dalam lomba, mereka akan rasa terpukul, tersakiti, seperti dikhianati. Segala usaha mereka lakukan untuk mempersiapkan diri seperti tak berarti dan semua energi, waktu, dan sumber daya terbuang begitu saja. Karena itu, kegagalan menjadi hal yang tidak pernah diinginkan dan selalu ditakuti oleh peserta.Â
Begitu juga bagi para panitia. Apabila yang terjadi hanya kesalahan - kesalahan kecil selama acara berlangsung, biasanya dapat diselesaikan dengan cepat dan tidak memengaruhi keberlangsungan lomba. Berbeda ketika panitia melakukan kesalahan besar karena berisiko untuk tak hanya merugikan peserta dan panitia, tapi juga mengganggu keberlangsungan lomba apabila sangat buruk. Oleh karena itu, setiap panitia juga takut melakukan kesalahan karena dapat merugikan setiap pihak terlibat dan membebani yang bersalah.
Tapi kenyataannya, kesalahan dan kegagalan masih bisa terjadi seberapapun kita berusaha untuk mencegahnya. Kegagalan menjadi realita yang mau tidak mau harus kita hadapi.
Tapi kenyataannya, kesalahan dan kegagalan masih bisa terjadi seberapapun kita berusaha untuk mencegahnya. Kegagalan menjadi realita yang mau tidak mau harus kita hadapi.
Selama pengalaman pribadi saya sebagai panitia lomba English Debate, satu nilai yang bisa saya ambil adalah pentingnya kerendahan hati untuk pertumbuhan pribadi. Ketika menyaksikan perdebatan berlangsung, saya memperhatikan setiap argumen dan bantahan yang diberikan oleh kedua tim debat. Ketika mendengarkan, saya bisa mengasumsi pemenangnya menurut performa mereka selama debat, dan kadang - kadang saya rasa kedua tim mempunyai posisi yang sama sehingga sulit menentukan pemenang dari pengamatan saja. Hal utama yang akan selalu terjadi dalam lomba debat adalah munculnya tim yang menang dan juga tim yang kalah. Dari tim yang kalah saya bisa memetik nilai ini.
Walau kegagalan berupa buah yang pahit, kita harus menerimanya dengan utuh karena dengan memakannya, akan muncul rasa yang lebih manis dari kepahitan itu. Dari kegagalan, pertumbuhan bisa dibuka supaya manusia dapat berkembang menjadi lebih baik dari sebelumnya.Â
Secara logika, menerima dan terbuka terhadap masukan adalah hal baik, sedihnya banyak orang ketika gagal tidak ingin menerima kesalahan mereka dalam itu. Sebaliknya mereka lebih nyaman menyalahkan orang lain atas kegagalan mereka. Walau buruk, hal ini normal bagi manusia yang lebih suka membela diri ketika rasa diserang. Namun, seseorang tidak dapat lanjut ke tingkat berikutnya tanpa mengatasi rintangan di depannya.
Saya menyaksikan nilai dari keberlangsungan English Debate, khususnya tim juara 3 dan tim juara 1. Tim juara 3 dikira bisa masuk ke Grand Final dan jadi pemenang, khususnya karena terdiri dari tiga pendebat terbaik untuk lomba ini. Kemampuan mereka sudah terbuktikan dari lomba debat sebelum CC Cup dan selama debat pendahuluan. Meskipun kemampuannya yang sangat baik, ternyata mereka tidak berhasil untuk memasuki Grand Final. Hal ini menunjukkan bahwa kegagalan dapat terjadi kapanpun dan kepada siapapun bahkan saat kemampuan sudah yang terbaik. Meskipun tim ini cukup kecewa atas kekalahan ini, mereka tetap menunjukkan sikap perjuangan mereka dengan menerima kekalahan yang terjadi. Tim ini juga menggunakan kesempatan bersama para juri untuk meminta saran supaya dapat memperbaiki dan berkebang menjadi lebih baik.
Cerita ini juga mirip dengan kasus tim juara 1. Pada awal, tim ini terlihat cukup mampu seperti tim juara 3 tetapi banyak yang rasa mereka tidak akan masuk ke Grand Final. Kenyataannya, mereka berhasil memasuki Grand Final dan dengan mengalahkan tim juara 3. Banyak yang cukup kejut dengan ini, tetapi tidak terbanding saat rebutan juara 1. Selama Grand Final, banyak orang merasa bahwa tim juara 2 yang akan menang, bukan tim juara 1, karena argumentasi mereka yang lebih padat dan kuat serta banyak pernyataan dari tim juara 1 yang cukup lemah secara isi. Tim juara 1 bahkan terlihat seperti mulai menyerah. Meski demikian, mereka tetap berjuang sampai akhir. Ketika diumumkan bahwa tim juara 1 mencapai kemenangan tinggi, banyak yang tidak dapat memercayainya dan merasa ada sesuatu yang salah.
Dari itu, saya belajar pentingnya sikap kerendahan dan keterbukaan hati. Seperti tema CC Cup, A Beautiful Thing Is Never Perfect, kita harus selalu bisa menerima segala kegagalan yang terjadi, kesalahan yang kita perbuat, dan kekurangan yang ada dalam diri kita karena kita adalah manusia yang tidak sempurna.
Dari itu, saya belajar pentingnya sikap kerendahan dan keterbukaan hati. Seperti tema CC Cup, A Beautiful Thing Is Never Perfect, kita harus selalu bisa menerima segala kegagalan yang terjadi, kesalahan yang kita perbuat, dan kekurangan yang ada dalam diri kita karena kita adalah manusia yang tidak sempurna. Meskipun terkadang kita benar, masih penting untuk tetap bersikap rendah hati. Tak hanya untuk menjaga perasaan hati, dengan bersikap rendah hati, mentalitas dibukakan terhadap segala saran - saran yang penting dan diri kita bisa berkembang, menjadi seorang yang lebih dewasa dan sadar diri serta memiliki pengalaman untuk mengatasi kesulitan yang sama dan menjadi lebih baik lagi.
Melalui pengalaman CC Cup, saya sadar proses ini tidak hanya sekadar kegiatan dengan acara dan lomba. Proses ini adalah kegiatan formasi, suatu hal yang sering dilaksanakan dalam Kolese Kanisius. Kegiatan formasi bertujuan membentuk 4C1L setiap siswa, hal itu adalah Compassion, Conscience, Competence, Commitment, dan Leadership. Salah satu caranya adalah kerendahan hati supaya dapat membuka ruang untuk pertumbuhan.
Kata penutup dari saya, kemenangan yang asli bukan hanya juara dan medali. Ketika kita bisa berkembang menjadi lebih dewasa dengan menerima setiap kekurangan kita, itulah kemenangan yang sungguh.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI