Mohon tunggu...
Johan Wahyudi
Johan Wahyudi Mohon Tunggu... Guru - Guru, Pengajar, Pembelajar, Penulis, Penyunting, dan Penyuka Olahraga

Pernah meraih Juara 1 Nasional Lomba Menulis Buku 2009 Kemdiknas pernah meraih Juara 2 Nasional Lomba Esai Perpustakaan Nasional 2020, mengelola jurnal ilmiah, dan aktif menulis artikel di berbagai media. Dikenal pula sebagai penyunting naskah dan ghost writer. CP WA: 0858-6714-5612 dan Email: jwah1972@gmail.com..

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Menyajikan Tulisan Bermutu

24 Desember 2018   09:54 Diperbarui: 24 Desember 2018   10:10 602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebanyak 200 guru anggota PGRI Kabupaten Banjarnegara menyimak penjelasan narasumber penuh antusias (Foto: istimewa)

"Isi baik takkan dilirik jika dikemas sembarangan. Akhirnya, kebaikan itu dilupakan banyak orang. Karena itu, isi yang baik harus dikemas dengan baik pula. Jadi, orang nggak seperti beli kucing dalam karung" terang narasumber, Johan Wahyudi, pada Diklat Penulisan Buku Pendidikan dan Pergelaran Karya Guru yang diselenggarakan Pengurus PGRI Kabupaten Banjarnegara beberapa waktu lalu.

Di hadapan 200 guru anggota PGRI Kabupaten Banjarnegara Jawa Tengah, saya jelaskan bahwa tulisan yang bermutu terhindar dari 5 kesalahan, yakni penyimpangan morfologis, kesalahan sintaksis, kesalahan kosakata atau diksi, kesalahan ejaan, dan kesalahan pemenggalan.

Penyimpangan morfologis sering terjadi atau mudah kita jumpai pada judul dan kalimat aktif, yaitu pemakaian kata kerja yang tidak baku dengan penghilangan afiks atau imbuhan. Afiks pada kata kerja yang berupa prefiks atau awalan dihilangkan.

Contoh :

Amerika bom lagi kota Baghdad (salah)

Amerika mengebom lagi Kota Baghdad (benar)

Kita perlu maafkan kesalahan anak (salah)

Kita perlu memaafkan kesalahan anak (benar)

Kesalahan sintaksis yaitu kesalahan pemakaian tata bahasa atau struktur kalimat yang kurang benar sehingga sering mengacaukan pengertian. Hal ini disebabkan logika yang kurang bagus sehingga bisa menimbulkan salah tafsir.

Contoh :

Kerajinan Kasongan banyak diekspor hasilnya ke Amerika Serikat (salah)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun