Mohon tunggu...
Johan Utoyo
Johan Utoyo Mohon Tunggu... Penulis

Suka mengulas tradisi, budaya kuliner Minangkabau

Selanjutnya

Tutup

Seni

Lapau: Jantung Sosial Ranah Minang yang Tidak Akan Pernah Padam

15 Mei 2025   00:32 Diperbarui: 15 Mei 2025   00:32 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
4 Orang pemuda sedang nongkrong di Lapau Kopi (Sumber: Bang Johan)

Di tengah gemuruh modernitas yang menggerus banyak nilai-nilai tradisional, Ranah Minang tetap mempertahankan satu institusi sosial yang begitu khas dan vital. Namanya lapau atau warung kopi.

Bukan sekadar tempat menjual minuman atau makanan ringan saja, lapau adalah denyut nadi kehidupan sosial masyarakat. Ia adalah ruang dialog, arena musyawarah, sekolah kehidupan, bahkan panggung politik rakyat.

Setiap malam, bangku kayu panjang di lapau akan dipenuhi oleh berbagai kalangan, baik tua maupun muda apapun profesinya.

Dari petani, guru, tokoh adat, perantau yang pulang kampung, pelajar dan anak muda yang sedang merintis usaha.

Bagi masyarakat Minangkabau pada umumnya, lapau merupakan  sebuah lembaga nonformal tempat membangun suatu interaksi, bersosialisasi, bertukar informasi dan berdiskusi.

Lapau merupakan tempat yang wajib didatangi kaum laki-laki. Tidak sulit mencari keberadaan lapau, bahkan dalam satu nagari, jumlahnya lebih dari dua kepal tangan.

Di sinilah, segala hal dibicarakan, dari urusan pertanian, isu-isu kampung, hingga perkembangan politik nasional.

Tak jarang, lapau juga menjadi tempat menyampaikan kritik sosial secara santun. Tanggapan terhadap kebijakan pemerintah yang disampaikan melalui candaan atau diskusi ringan yang lebih mudah diterima akal.

Di Minangkabau, lapau menjadi tempat orang "maota", berbincang santai namun mendalam. Budaya bermusyawarah yang sangat dijunjung tinggi dalam adat Minang, secara informal tumbuh subur di lapau. Berbagai masalah acap kali lebih cepat diselesaikan di sini, dibandingkan di kantor wali nagari.

Seiring perkembangan zaman, media sosial menjadi salah satu tempat pergumulan, fasilitas berkomunikasi dalam genggaman itu membuat manusia bisa berkenalan dengan teman baru, melihat informasi dengan mudah dan tidak jarang sebagai tempat mencari teman lama yang sudah tidak diketahui kabarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun