Robot-robot sosial, yang dirancang untuk berinteraksi sebagai teman dan pembantu, yang memicu sebagian besar penglihatan distopia.
Hubungan manusia berantakan dan membutuhkan penanganan. Bagaimana jika kita mengabaikan manusia dan menggantikannya dengan robot yang lebih menyenangkan? Darling menawarkan perspektif yang membantu.
Hampir 5 dekade yang lalu, tulisnya, para psikolog mengkhawatirkan tentang popularitas hewan-hewan peliharaan yang mungkin akan menggantikan hubungan di antara sesama manusia. Namun, sekarang ini, hanya sedikit psikolog yang mengatakan hewan peliharaan membuat kita menjadi antisosial.
Jika kita terbuka untuk sebuah kategori hubungan baru, kata Darling, ada kemungkinan-kemungkinan yang menarik.
Di beberapa panti jompo, para residen demensia menikmati ditemani seekor anjing laut yang berbulu, yang tampaknya bertindak sebagai penambah suasana ceria. Di tempat lain, anak-anak autistik mungkin merespon lebih baik tehadap pembinaan ketika ada sebuah robot di dalam ruangan.
Penelitian menunjukkan bahwa orang-orang cenderung berhubungan dengan robot-robot sosial yang direkayasa dengan baik, dan seperti yang ditulis Darling, karena kita sering memproyeksikan perasaan dan perilaku manusia ke hewan, maka tidak mengherankan jika kita juga mempersonifikasikan robot, terutama yang memiliki fitur kekanak-kanakan, dan membentuk ikatan dengan robot itu.
Bahkan dalam konteks militer, di mana robot didesain untuk menjadi alat, para tentara menunjukkan dukacita karena robot penjinak bom. Darling mengutip seorang polisi yang berlari di tengah tembakan untuk "menyelamatkan" robot yang jatuh, seperti para pendahulunya yang menyelamatkan kuda dalam perang dunia pertama.
Pertanyaannya bukan apakah orang akan membentuk ikatan dengan robot, tetapi apakah pabrik yang membuat robot itu bisa mengeksploitasi Anda.
Pabrik-pabrik robot dan pemerintah seharusnya tidak boleh menggunakan robot-robot sosial untuk memanipulasi kita, kata Darling
Tidak seperti hewan, robot didesain, dijajakan dan dikendalikan oleh manusia, Darling mengingatkan kita. Bukunya yang tepat waktu mendesak kita untuk fokus pada masalah hukum, etika, dan sosial terkait robotika konsumen untuk memastikan robot masa depan bekerja dengan baik bagi kita semua.
Kepustakaan
1. Vijaysree Venkatraman, Building a Robofuture, New Scientist, 24 April 2021, hlm. 31.
2. Diary Johan Japardi.
3. Berbagai sumber daring.
Jonggol, 27 Agustus 2021
Johan Japardi