Mohon tunggu...
Johan Japardi
Johan Japardi Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Lulus S1 Farmasi FMIPA USU 1994, Apoteker USU 1995, sudah menerbitkan 3 buku terjemahan (semuanya via Gramedia): Power of Positive Doing, Road to a Happier Marriage, dan Mitos dan Legenda China.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Parenting a la Johan Japardi

22 April 2021   19:20 Diperbarui: 6 Mei 2021   13:35 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Parenting saya terjemahkan langsung menjadi pengorangtuaan, karena telah secara keliru diterjemahkan menjadi "pengasuhan anak" sehingga menimbulkan keambiguan seperti pada kata "mengatasi"(menjadi atasan) yang dijadikan "membawahkan" dll., lihat makna "sungsang" dalam artikel saya: Relativitas Posisi Kata dalam Bahasa Indonesia.

Jika Anda seorang orangtua tunggal, pengorangtuaan menjadi "pengayahan" (fathering) atau "pengibuan" (mothering). Kata kerjanya adalah mengayahi atau mengibui (bukan memperanakkan).

Bukan bermaksud mengecilkan makna pengorangtuaan, Metode Sim-ak (Simplifikasi-akselarasi) Johan Japardi bisa diaplikasikan ke dalamnya, dan bisa diringkas ke dalam 3 (tiga) kalimat:
1. Apa yang tidak bisa saya setujui dari cara pengorangtuaan orangtua saya, tidak saya aplikasikan kepada anak saya.

2. Kata "orangtua" secara implisit mengandung makna 3-in-1, yakni orangtua, guru, sekaligus sahabat sang anak. Dalam pemosisian diri sebagai sahabat anak, si anak pasti bisa terbuka akan apa saja kepada kita.

Pernah ketika putri saya bergumul dengan keadaannya yang mulai memasuki usia pubertas, dia share dengan saya, dan jalan keluarnya? Saya membelikan buku-buku tentang pubertas yang lalu dia baca dan pahami sendiri.

Keterbukaan ini secara automatik membuat si anak "TAKUT untuk mulai berbohong" alih-alih "BERBOHONG karena takut."

3. Anak adalah seorang pribadi independen sekaligus dependen. Dalam kapasitasnya sebagai pribadi yang independen, arahkan dia untuk mandiri dalam mengambil INISIATIF sendiri, dan dalam kapasitas yang satu lagi baru kita berikan INSTRUKSI, yang semakin lama semakin berkurang.

Pada gilirannya, anak dengan orangtuanya bisa Silih Asih, Silih Asah, dan Silih Asuh. Amanlah dunia persilatan!

Jonggol, 22 April 2021

Johan Japardi

Addendum pascatayang:
Pada judul, cara penulisan yang benar adalah a la (dipisahkan dengan spasi). Jika Anda melihat kedua kata ini disambung, bukan saya yang melakukannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun