Mohon tunggu...
Rendy Satrio
Rendy Satrio Mohon Tunggu... -

pelajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pakdhe Gondo Membatik dengan Cara yang "Gila"

15 November 2017   19:18 Diperbarui: 15 November 2017   20:48 2064
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gila. Apa yang dilakukan oleh Pakdhe Gondo sangat gila. Mantan jurnalis Metro TV, yang memiliki nama asli Suyono Wardani Sugondo, ini, mampu membuat batik abstrak sebanyak 10 lembar hanya dengan waktu 1,5 jam. Namun hasilnya sangat spektakuler. Ini benar-benar gila. Karena pada lazimnya, membuat satu lembar kain batik saja memakan waktu berhari-hari.

Tetapi, Pakdhe Gondo hanya butuh waktu 1,5 jam untuk menyelesaikan 10 lembar kain batik abstrak, atau maksimal hanya 2 jam. Yakni mulai membuat motif sampai dengan pewarnaan. Sungguh luar biasa bukan? Sepanjang pengamatan saya, hanya Pakdhe Gondo yang bisa membuat batik abstrak secepat itu di Yogyakarta, bahkan di Indonesia.

Walaupun hanya mengunakan waktu kurang dari dua jam karya batik Pakdhe Gondo sudah tekenal sampai luar negeri. Pakdhe Gondo, tahun 2016 pernah mendapatkan order untuk membuat batik abstrak untuk hiasan dinding dari bos PT Nisinbo Jepang, dan tahun itu pula ia mendapatkan pesanan sejumlah batik abtrak dengan motif unik untuk warga Australia.

Bahkan, di awal karirnya sebagai pembatik Pakdhe Gondo sudah mendapat pesanan dari Malaysia. "Orang Malaysia ini heran melihat batik Salam Tiga Jari, Untuk Jokowi, di media sosial. Maka pak Karim jauh-jauh dari Kualalumpur datang ke Rumah Batik Sekar Batu, dan memborong semua stok batik Salam Tiga Jari Untuk Jokowi, yang bergambar pulau-pulau di Indonesia," kata Pakdhe Gondo.

Pakdhe Gondo, selalu saja membuat aksi-aksi spektakuler. Setelah menggebrak dunia batik dengan karyanya batik abstrak dengan motif-motif yang menentang pakem batik, atau batik gila, kini Pakdhe Gondo kembali membuat sensasi dengan memproduksi batik abstrak tanpa cantingan atau tanpa hiasan bunga bunga atau isian.

Ia sejak dua bulan lalu, menghabiskan hari-harinya dengan memproduksi batik yang hanya penuh dengan coretan-coretan kuas. Tanpa hiasan apapun. Namun dengan sentuhan tangannya yang lentur, batik abstrak tanpa bunga-bunga ini pun sangat indah.

Inilah batik abstrak karya Pakdhe Gondo, yang akan diperkenalkan ke dunia internasional. "Ya kalau bisa sih bisa dikenal sampai ke mancanegara. Yang utama semoga batik 'gendeng' karya saya ini bisa menjadi batik khas Kabupaten Kulonprogo," kata Pakdhe Gondo.

Semoga Pakdhe Gondo diberi kesehatan, sehingga bisa mewujudkan mimpi-mimpinya. Membuat batik jenis baru, batik khas Kulonprogo, dan bisa berkarya hingga akhir hayatnya. "Terus berkarya sampai Yang Kuasa menjemput," itulah pesan Pak Dhe Gondo, ketika ditanya apa harapannya sekarang ini.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Pakdhe Gondo tidak punya tempat produksi yang mewah, sebagaimana biasanya pabrik batik atau rumah produksi. Untuk membatik ia hanya memanfaatkan halaman belakang rumahnya dengan alat-alat apa adanya. Membatik adalah pekerjaan Pakdhe Gondo untuk menafkahi anak-anak dan juga istrinya.

Pakdhe juga banyak bercerita tentang suka-duka, enak nggak enak, menekuni dunia membatik. Yang berbeda dengan dunianya sebelum ini, yakni sebagai wartawan sejak masih usia 20 tahun, dan menjadi jurnalis televisi sejak tahun 1997 lalu. Terakhir Pak Dhe Gondo adalah jurnalis Metro TV. Tetapi karena kesehantannya yang menurun maka ia memilih peniun dan kini 100 persen menekuni usaha membatik unik.

Walaupun Pakdhe Gondo membuat batik tanpa cantingan (tanpa hiasan-hiasan, ornamen bunga bunga atau motif motif ) tetapi hasilnya tetap bagus. Bukan hanya caranya membatik yang "gila", pakdhe Gondo juga menamai batik abstrak karyanya dengan seri motif yang "gila" bahkan terkesan aneh. Seperti batik abstrak motif "oyot alang-alang" motif "mendem kangen" motif "kasmaran" motif "semut-semut" dan motif "obat nyamuk". Aneh kan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun