Ewako Juku Eja!

Ewako Juku Eja. Selamat untuk PSM Makassar untuk gelar Liga 1 Indonesia musim 2022/2023.  PSM Makassar Luar Biasa! PSM Makassar musim ini sungguh luar biasa. Anak asuhan Bernardo Tavarez mencatatkan hasil gemilang dengan catatan cuma mengalami dua kali kekalahan musim 2022/2023 sejauh ini. Padahal awal musim skuad PSM disibukkan dengan jadwal AFC Cup yang diikutinya mewakili Indonesia. Bahkan PSM mencapai babak semifinal sebelum dikalahkan klub Malaysia.

Konsentrasi yang terbagi serta bermain kandang rasa tandang yang dialami PSM pada awal musim di Liga 1 tak lantas membuat skuad Juku Eja melemah. Justru sebaliknya, pasca kegagalan di  AFC Cup, PSM semakin kokoh dan sulit dikalahkan di Liga 1. Apalagi bila bermain di kandangnya musim ini Stadion B. J. Habibie, Pare-Pare yang mendapat dukungan maksimal dari The Macz Man dan kelompok suporter PSM lainnya.

Keberhasilan PSM menjadi yang terbaik di Liga 1 musim ini tak lepas dari tangan dingin Bernardo Tavarez. Harus diakui, Pelatih berkebangsaan Portugal ini berperan sangat besar untuk membuat PSM melaju hingga merebut posisi puncak. Walau baru musim perdana di Liga 1 Indonesia dan musim perdana di PSM tetapi Tavarez mampu membangun skuad dan memasukkan filosofi bermain sepakbolanya dan dipahami oleh seluruh punggawa serta mampu diimplementasikan di lapangan.

PSM Makassar Juara Liga 1. Sumber : Bola.com

 

Berikut beberapa hal yang menjadi perubahan pada diri PSM Makassar dibawah asuhan Bernardo Tavarez  yakni :

1. Berani Mempercayakan Pemain Muda

Dengan terbaginya konsentrasi antara Liga 1 dan AFC Cup, mantan pelatih Helsinki IFK  ini justru mendapatkan moment untuk memberikan kesempatan kepada para pemain muda bertalenta milik Juku Eja sehingga menjadi kekuatan yang membuat tim PSM memiliki banyak opsi dan tak terbendung. 

Pada musim ini, tercatat nama-nama seperti Ramadhan Sananta, duo kembar Yakob dan Yance Sayuri, Victor Dethan, Ananda Raehan hingga Dzaky Azraf terbukti mampu membayar kepercayaan Tavarez dengan penampilan yang impresif.Terbukti mendapat panggilan dari Timnas berbagai kelompok umur hingga senior. Kontribusi para pemain muda yang dikombinasikan dengan para pemain senior serta leguin asing terutama sosok Wiliam Pluim yang sudah lama membela PSM membuat Juku Eja terlihat sangat solid baik bertahan maupun menyerang.

2. Fisik Pemain Meningkat

Bila kita amati pertandingan yang melibatkan pemain PSM, terlihat bahwa kehadiran Tavarez mampu membawa perubahan positif terhadap fisik para pemainnya sehingga menjadi lebih kuat untuk memainkan 90 menit laga dengan determinasi tinggi. Para pemain PSM musim ini juga terlihat tampak berani berduel fisik dan cenderung memenangkannya serta tidak mudah mengalami cedera. Peningkatan fisik ini menjadi penting karena mampu mengangkat kepercayaan diri pemain serta mampu menjalankan strategy pelatih dengan baik.

3. Taktik dan Strategi

Tavarez yang baru musim ini menahkodai klub Liga 1 juga membawa warna baru dalam permainan Juka Eja.  PSM musim ini terbiasa menggunakan 3 bek terlihat lebih seimbang baik bertahan maupun menyerang. Satu yang menjadi khas PSM musim ini yakni tidak bertele-tele dalam mengalirkan bola ketika menguasai bola. 

Para pemain PSM saat mendapatkan bola langsung membangun transisi menyerang yang sangat cepat untuk segera memasuki kotak penalti area lawan dengan didukung 2 sayap cepat baik kiri dan kanan. Demikian pula ketika kehilangan bola, para pemain PSM sejak dari garis pertahanan lawan terus mengganggu aliran bola lawan yang menguasai bola sembari melakukan transisi bertahan yang cepat dengan merapatkan barisan di area tengah belakang dengan begitu rapi. Hal ini tak terlepas dari peningkatan fisik pemain PSM.

Selebrasi para pemain PSM. Sumber : CNN Indonesia 

4. Nothing To Lose

Permainan menawan PSM musim ini terlihat sangat nothing to lose. Para pemain PSM bermain tanpa beban sehingga mereka cenderung menikmati laga. Sehingga beberapa laga bigmatch dapat dilalui dengan meraih poin sempurna. 

5. Dukungan Supporter

Harus diakui, setiap laga kandang PSM Makassar dipenuhi dengan dukungan The Macz Man di tribun Stadion B. J. Habibie. Dukungan ini menjadi penting untuk menyemangati para pemain sehingga tak kenal lelah dan membuat PSM sangat sulit dikalahkan di kandangnya. Pada saat yang sama, beberapa klub pesaing justru harus bermain kandang rasa tandang karena stadion kebesarannya sedang dalam proses renovasi untuk bersiap menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.

PSM Makassar telah membuktikan diri pantas menjadi Juara Liga 1 Indonesia. Hebatnya, kepastian menjadi juara Liga 1 justru ditentukan pada pekan 32 dan liga 1 masih menyisahkan 4 laga. Tabarez pantas diberikan penghargaan sebagai Pelatih terbaik Liga 1 musim ini mengingat kemampuan adaptasinya yang tergolong cepat dan mampu memberikan sumbangsih talenta muda untuk Timnas. 

Para pemain PSM pantas menerima hasil dari sebuah proses yang tidak mudah. Demikian pula manajemen dan supporter Juku Eja berhak menikmatinya dengan pawai kemenangan mengenakan jersey kebesaran. Hitung-hitung sebagai pelipur lara untuk kegagalan di AFC Cup musim ini dan gagalnya Indonesia menjadi tuan rumah U-20 yang mana pemain PSM juga terlibat didalamnya. 

Sekali lagi....Congratulation PSM! Ewako Juku Eja...semoga tidak puas sampai disini tetapi terus berkembang untuk kembali kompetitif di musim depan serta mampu mengharumkan nama Indonesia di ajang kompetisi antar klub level Asia musim depan.