Mohon tunggu...
Joanna Gracia Tirta
Joanna Gracia Tirta Mohon Tunggu... Pelajar SMA

Merupakan seorang pelajar SMA yang memiliki minat tinggi terhadap karya ilmiah, sastra, dan keuangan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengulik Penuh Digitalisasi Pendidikan: Efisiensi atau Masalah yang Terselubung

11 Agustus 2025   19:30 Diperbarui: 13 Agustus 2025   18:52 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Teks Argumentasi - SMA Candle Tree: Ruben Pranata Siregar, Joanna Gracia Tirta, Keitaro Immanuel Tjandra, Jonathan Michael Tan. 

Bagaimana kinerja dan kondisi manusia akan perubahan sistem dunia pendidikan yang telah terdigitalisasi? Seiring dengan perkembangan zaman di era globalisasi, digitalisasi pendidikan dianggap sebagai solusi untuk menciptakan sistem belajar yang lebih efisien dan fleksibel. Namun, fakta di lapangan menunjukkan masih banyak kekurangan dan pengaplikasian sistem yang belum berjalan mulus. Hal ini menimbulkan pertanyaan, apakah digitalisasi benar-benar menjadi kunci solusi atau justru masalah dinamika baru dalam dunia pendidikan? Seluruh tatanan bidang kehidupan mulai berubah sesuai dengan penerapan kemajuan teknologi agar sesuai dengan kebutuhan. Mencakupi segala aspek tanpa terkecuali bidang pendidikan dan sistem pengajaran yang selama ini biasa diimplementasikan. Berbagai sektor kehidupan terlebih lagi bidang pendidikan memerlukan adanya perkembangan teknologi informasi sebagai bagian dasar dalam pembangunan kebutuhan masyarakat yang sangat esensial. Teknologi berperan penting dalam perkembangan dan adaptasi perubahan pengajaran berbasis digital dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi dalam meningkatkan mutu kualitas pendidikan masyarakat. Kemajuan pendidikan dengan adanya kolaborasi antara pengajaran dan penggunaan teknologi dalam implementasi pembelajaran mampu membawa dunia ke arah yang lebih baik, terutama dalam perkembangan sumber daya manusia. Meski begitu, berbagai hambatan dan tantangan tersembunyi dari adanya revolusi pendidikan ini menjadi aspek penting dalam pertimbangan untuk penerapannya. 

Melalui ketersediaannya akses informasi yang sangat terbuka lebar ini digitalisasi pendidikan diharapkan membawa perubahan besar yang tentunya positif dengan terbukanya sarana pertukaran ilmu pengetahuan dan informasi tanpa dibatasi jarak, waktu, dan tempat, yang tentunya berfungsi untuk membantu pengoptimalan pengajaran dan pembelajaran manusia. Di mana menjadi titik dasar awal bagi perkembangan sistem belajar masyarakat kedepannya melalui personalisasi pendidikan dan fleksibilitas pengajaran. Efisiensi biaya pengajaran dan penemuan metode pembelajaran baru menjadi kunci akan pertumbuhan dan perkembangan sumber daya manusia yang lebih baik lagi kedepannya. Meski begitu, terobosan baru ini bukan hanya membuka kesempatan emas dalam peningkatan efisiensi pengajaran melainkan juga dapat menjadi titik awal masalah perkembangan teknologi yang selama ini terjadi. Tuntutan peran digital dalam segi pendidikan menjadi tantangan resistensi bagi sebagian masyarakat dan pelajar yang belum siap untuk menerima sistem digital baru. Kondisi infrastruktur dan juga sarana prasarana sekolah yang belum merata juga mendorong adanya kesenjangan pendidikan antar daerah. Di mana mengakibatkan kemajuan pemerataan sumber daya manusia masih terhambat. Ada pula bobot teknologi yang tersedia saat ini belum memadai untuk mencegah segala kesalahan sistem, terlebih lagi dalam basis ujian daring. Munculnya dampak buruk secara jasmani dan psikis akan ketergantungan teknologi juga perlu dipertimbangkan. Selain itu, fakta bahwa pembelajaran konvensional menyediakan kegiatan menulis yang diteliti lebih baik daripada mengetik atau mengambil gambar yang biasa dilakukan dalam pembelajaran digital. Pengkajian bahwa kegiatan menyontek lebih sedikit terjadi ketika ujian tatap muka menjadi aspek lebih pembelajaran secara konvensional.

Penerapan metode pendidikan berbasis teknologi yang dikenal dengan digitalisasi pendidikan ini merupakan upaya baru manusia dalam meningkatkan kualitas mutu pendidikan serta karakter yang sesuai dengan nilai-nilai moral dan pedoman yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat. Pendapat dari Tondeur et al (Selwyn, 2011) mengatakan teknologi digital saat ini telah digunakan dalam pembelajaran selaku fasilitas untuk menunjang pendidikan, baik untuk perlengkapan data dan pendidikan. Teknologi adalah metode sistematik untuk merencanakan, menggunakan, dan mengevaluasi kegiatan belajar mengajar dalam pendidikan. Pembelajaran secara daring sangat memberi kontribusi besar terhadap optimalisasi proses kerja, penghematan biaya, dan efisiensi waktu. Pernyataan Roenberg (2001) menyatakan bahwa E-Learning lebih cenderung terhadap penggunaan teknologi melalui internet yang dapat mengirimkan serangkaian solusi untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan (jurnalpost.com). Sehingga, digitalisasi pendidikan bukan hanya sebatas menggunakan teknologi untuk membantu menggantikan pekerjaan dan tugas yang seharusnya dilakukan manusia, melainkan penggunaan yang dapat membantu dalam optimalisasi penyelesaian dan pemahaman akan suatu topik atau masalah.

Berdasarkan data dari codingstudio.id, pembelajaran secara digital menawarkan interaksi pembelajaran secara tak langsung yang lebih praktis dan fleksibel karena terbukanya akses informasi pembelajaran secara luas tanpa dibatasi oleh jarak, ruang, dan waktu. Sehingga guru dan pengajar tidak perlu harus selalu berpenampilan formal serta melakukan kegiatan lain yang menguras energi dan waktu apabila melalui pembelajaran langsung. Pendekatan pembelajaran yang berbeda melalui penggunaan teknologi dalam proses penyampaian materi yang disesuaikan dengan kebutuhan. Personalisasi dilakukan dengan memanfaatkan berbagai sumber informasi dan ilmu pengetahuan spesifik untuk pengertian personal yang lebih dalam. Contohnya, murid dapat mengakses dan mencari sendiri mengenai topik-topik tertentu dengan bantuan internet. Sehingga murid pun dapat belajar secara bebas tanpa harus berpatokkan pada waktu jam belajar sekolah secara tatap muka. Dengan demikian pelajar dapat lebih berkualitas dan memiliki nilai mutu tinggi, karena personalisasi pembelajaran yang cenderung lebih mengarah pada pemahaman individual dengan bantuan teknologi internet dan informasi.

Selain itu, digitalisasi pendidikan juga membantu menghemat energi karena tidak perlu mengeluarkan biaya bahan dan alat sebagai sarana penunjang pembelajaran, berbeda dengan sistem tradisional melihat kertas dan alat tulis sebagai sesuatu yang sangat krusial dalam pembelajaran. Hanya diperlukan koneksi internet yang stabil untuk belajar secara bebas dan mendalam. Pemahaman menurut smarteschool.id/, penggunaan media daring sebagai basis pembelajaran dan penilaian mampu membawa kepada zero-printing cost, optimalisasi kinerja tenaga pendidik dan murid, serta penghematan waktu dengan standar yang lebih baik. Selain itu, adanya digitalisasi pendidikan ini membantu membentuk adanya metode pembelajaran yang baru. Kolaborasi antara pengajaran dengan teknologi membuka akses baru terhadap proses pembelajaran antara pendidik dan peserta didik. Murid dapat mengenal lebih dalam mengenai tipe cara belajar yang efisien untuk diri mereka sendiri melalui adanya penggunaan teknologi dalam dunia pendidikan. Cara ajar melalui video bergambar, tulisan literatur, audio pembahasan mengenai suatu topik pembelajaran yang banyak tersedia di internet, tentunya sangat membantu guru dalam menemukan metode ajar yang efisien untuk peserta didik (guruinovatif.id). 

Berdasarkan pendapat Yoon et al (2021) dalam Jurnal Analisis Media Digital Video Pembelajaran Abad 21 Menggunakan Aplikasi Canva pada Pembelajaran IPA, video pembelajaran dapat menjadi wadah berbasis online dengan didukung oleh adanya akses langsung oleh peserta didik sehingga memungkinkan mereka belajar mandiri dalam menemukan informasi diberbagai platform edukasi. Model ini sejalan dengan tuntutan pendidikan abad ke-21 karena pembelajaran digital memanfaatkan jaringan internet sebagai sarana utama. Selain itu, pembelajaran yang disajikan dengan kolaborasi penggunaan teknologi juga dinilai lebih menarik dan tidak membosankan. Dalam Jurnal Perbandingan Kegiatan Pembelajaran Konvensional dan Pembelajaran Berbasis Teknologi Terhadap Hasil Belajar Siswa, terjadi peningkatan efektivitas pembelajaran yang menunjukkan bahwa siswa memiliki nilai ketertarikan yang lebih tinggi bila pengajaran dilakukan dengan adanya kolaborasi dengan teknologi.

Meskipun memang terlihat sebagai kesempatan emas menuju pendidikan yang lebih baik untuk masa depan, terdapat seluk beluk inti masalah yang selama ini tersembunyi. Resistensi akan masyarakat yang belum siap untuk memasuki era digital hanya akan menjadi penghambat dalam revolusi pendidikan. Karena tidak semua orang mau untuk bertumbuh dan berkembang dalam hal teknologi, terutama masyarakat di daerah pelosok yang masih terikat aturan budaya tradisional. Sebagaimana dapat terlihat melalui kehidupan suku Baduy daerah dalam yang bahkan sampai saat ini masih menolak adanya internet, karena tidak ingin tercemar pengaruh buruk dari dunia luar. Menyebabkan wilayah tersebut sangat terisolasi akan perkembangan dunia luar, terutama dalam hal digitalisasi pendidikan (TEMPO.com). Selain itu dilansir dari mtsn8sleman.sch.id, kurangnya guru dan tenaga pendidik yang pandai menggunakan infrastruktur teknologi akan terlihat sangat terbanting dengan tenaga pendidik yang sudah terbiasa menggunakan teknologi. Infrastruktur pendidikan yang belum rata menjadi kunci akan resistensi kemajuan pembelajaran. Di mana akan menjadi pedang bermata dua yang tusuk mendalam ke arah sisi daerah pelosok yang belum tersentuh teknologi, menyebabkan kesenjangan pendidikan yang sangat berat. 

Platform digital yang terlebih lagi saat ini belum memiliki bobot teknologi yang mampu menjaga secara pasti akan keamanan dan kelancaran pembelajaran secara daring mengancam keamanan data dan privasi. Informasi pribadi pelajar menjadi aspek penting terutama dalam penerapan teknologi dalam dunia pendidikan sepenuhnya. Selain itu, adanya indikasi kesalahan sistem dalam penilaian secara daring juga menjadi nilai penting yang harus diperhatikan. Menurut Janison.com, sistem operasi terkadang tidak kompatibel dengan aplikasi ujian, error/bug yang dapat terjadi, internet dan koneksi jaringan tidak stabil tentunya dapat menghambat terutama dalam proses ujian daring. Tak hanya itu, penerapan digitalisasi pendidikan secara penuh berdampak pada masyarakat yang sulit terlepas dari teknologi dalam mengerjakan segala sesuatu. Menurut Ghina (2024) dalam unair.ac.id, ketergantungan akan teknologi atau ponsel memiliki dampak bagi psikis dan fisik. Dalam artikel dari Rumah Sakit Krakatau Medika, penggunaan berlebih meski tidak diperlukan, kecenderungan terpaku dan tak mau lepas dari ponsel, menurunnya kesehatan mata, dan kurangnya istirahat yang optimal karena penggunaan ponsel berlebihan merupakan ciri yang sangat terlihat ketika seseorang mengalami ketergantungan akan teknologi. Data dari Global Web Index menyatakan bahwa masyarakat Indonesia menggunakan internet selama 7 jam yang justru akan memberi dampak buruk bagi manusia. 

Selain itu berkaitan akan pemahaman belajar, dikutip dari detik.com, FR Van der Weel dan Audrey LH Van der Meer, peneliti psikologi di Universitas Sains dan Teknologi Norwegia mengemukakan bahwa menulis lebih baik daripada mengetik terlebih lagi hanya mengambil gambar. "Pola spatiotemporal dari informasi visual dan proprioseptif yang diperoleh melalui gerakan tangan yang dikontrol secara tepat saat menggunakan pena, berkontribusi besar terhadap pola konektivitas otak yang mendorong pembelajaran," ujarnya dalam penelitian Popular Science. Kecenderungan untuk hanya mengetik, mengambil gambar, dan menyimpan materi topik di ponsel menurunkan minat untuk menulis pemahaman akan suatu materi pembelajaran. Ada pula kegiatan menyontek saat ujian daring didapat lebih tinggi dan sering terjadi daripada ujian berbasis tertulis. Dalam artikel detik.com, sebuah studi dari Journal of Academic Ethics di Swansea University menemukan fakta baru dengan pengambilan survei dari 4.600 peserta, bahwa lebih banyak pelajar menyontek saat ujian daring terutama di masa pandemi Covid-19. Penelitian tersebut menemukan bahwa 54,7% responden mengaku menyontek saat ujian daripada masa sebelum pandemi dengan kisaran 29,9%. Kurangnya pengawasan dalam digitalisasi ujian secara penuh dan terbukanya kesempatan lebar untuk menyontek menjadi alasan mengapa pembelajaran total secara daring sangat tidak disarankan untuk saat ini. 

Oleh sebab itu, adanya kemajuan dan revolusi pendidikan terutama dalam segi digitalisasi pendidikan membawa dampak baik dan buruk dalam perkembangan kondisi pembelajaran masyarakat. Adanya perubahan tatanan sistem baik dimulai dari cara mengajar, pengujian peserta didik, maupun penggunaan teknologi dengan tujuan untuk membantu dalam belajar, mampu membawa perubahan besar dalam kehidupan manusia kedepannya. Dengan adanya digitalisasi pendidikan, penggunaan teknologi dan internet dapat lebih optimal dalam membantu mengerjakan dan memahami suatu materi. Selain itu, fleksibilitas dalam belajar membuka akses terbuka dan personalisasi pembelajaran ke arah yang lebih spesifik. Biaya sarana dan prasarana pendidikan serta waktu pembelajaran bagi pendidik dan peserta didik juga jauh lebih efisien. Penemuan metode baru dalam kolaborasi antara pengajaran dan penggunaan teknologi membuka jendela baru dunia pendidikan. Namun, resistensi masyarakat daerah pelosok, kesenjangan infrastruktur, dan ketersediaan teknologi yang belum memadai untuk menjaga keamanan data pribadi murid atau menghindari kesalahan sistem dalam pembelajaran dan pengujian digital menjadi aspek penting yang menghambat digitalisasi pendidikan secara penuh. Dampak ketergantungan teknologi bagi kesehatan psikis dan jasmani harus turut dijaga. Kelebihan pembelajaran tradisional yang memberi pemahaman belajar lebih melalui kegiatan menulis dan kegiatan menyontek saat ujian tatap muka yang lebih sedikit dibanding dengan ujian daring juga perlu kita pertimbangkan. Sehingga melalui hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran secara digital mampu membawa dampak positif dan negatif. Hal ini semua akan berbalik kepada kita sendiri sebagai manusia, akan melihat dan menggunakan teknologi dalam segi dan penggunaan yang baik atau tidak. Setiap pilihan memiliki keunggulan dan kelemahannya masing-masing, implementasi pemanfaatan digitalisasi pendidikan yang baik akan membawa perkembangan sumber daya manusia ke arah yang lebih maju.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun