Mohon tunggu...
joanna s
joanna s Mohon Tunggu... Arsitek - saya belum menjadi apa apa

saya gemar tidur

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Diri Sendiri

21 November 2022   01:29 Diperbarui: 21 November 2022   01:39 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Matahari bersinar terang menyinari lapangan SMA Bina Bangsa yang luas dan hijau menandakan bahwa pagi hari telah tiba. Kicauan burung peliharaan dari rumah om Dodit sang cleaning service terdengar lantang. Hantaman derap kaki dan sahutan antar teman banyak terdengar, terpapar pukul 07.15 pada jam tangan digital milik seorang gadis berambut hitam.

" Oh, masih 15 menit lagi " ucapnya dalam hati

Disaat anak-anak lain berlarian, ia berjalan dengan santai. Tiba-tiba sesosok gadis berambut pendek dengan fisik yang cukup maskulin menghampirinya.

" Woi Nana, Ga ada waktu buat jalan! JP 1 ulangan, kudu belajar dulu! " soraknya

Gadis yang disebut Nana itu terlihat bingung, beberapa saat kemudian ia tersadar dan segera berlari ke arah kelas.

" Gimana ca? Dapet ga lu? "

Charmains Eva, atau biasa dipanggil Caca sedang dikelilingi sekumpulan teman gadisnya. Mereka tengah berbincang perihal Caca yang ingin menonton konser LANY di Jakarta.

" Gadapeeet! Website burik! " rengek Caca pada teman-temannya

Nana yang sedari tadi telah memasuki kelas melihat Caca dan teman-temannya dari kursinya yang berada di pojok kiri kelas. Ia menatap mereka dengan mata penuh binar dan harapan. Sebenarnya, Nana sangat ingin menjadi seperti Caca. Nana ingin memiliki kehidupan sosial yang menyenangkan. Nana merasa bahwa sejak kelas 10, hidupnya terus diisi dengan tugas, pr, praktikum, dan les. Tidak banyak dari waktunya ia luangkan untuk bermain dengan teman sebayanya.

Bel pulang sekolah telah berdering, suasana kelas kembali ramai seakan-akan tidak terdapat guru yang berdiri di depan kelas.

Nana yang telah siap pulang segera melangkahkan kakinya keluar kelas, namun ia diberhentikan oleh seorang cowok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun