Sudah menjadi berita umum bahwa naiknya tunjangan DPR hingga menembus nominal 100 juta rupiah menjadi faktor utama rakyat Indonesia melakukan demo besar-besaran sejak 25 Agustus 2025. UMR tertinggi di Indonesia hanya menyentuh angka 5 juta saja, 20 kali lebih rendah dari gaji DPR saat ini, hal tersebutlah yang memicu kemarahan massa atas tuntutan ekonomi yang terlampau jauh. Pemblokiran media sosial dan media TV oleh pemerintah tidak menghalangi media TV luar negeri untuk menyiarkan aksi keberanian ini, sehingga diketahui oleh beberapa negara tetangga. Indonesia dinilai berani untuk melawan hak mereka dan berani bersuara bahwa negaranya sudah diambang kehancuran yang memicu negara lain dengan nasib serupa untuk ikut melakukan aksi keberanian.
Sejak 5 September 2025, para demonstran di Nepal menggulingkan pemerintahan mereka dalam waktu kurang dari 48 jam. Tentu saja hal ini dipicu dengan faktor utama yang tak jauh berbeda dari Indonesia, yaitu ketimpangan ekonomi antara rakyat dengan para pejabat terutama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Harga kebutuhan yang semakin meningkat, tetapi gaji rakyat tidak mengalami kenaikan signifikan. Kemarahan massa oleh rakyat Nepal lebih berani dalam beraksi, mereka membakar hangus gedung DPR dan menyerang pejabat secara langsung. Media menyebutkan bahwa demo di Nepal sebagai "Demo Berdarah" karena memakan lebih dari 19 korban jiwa dan ratusan orang luka-luka saat melakukan aksi di gedung pemerintahan. Ditengah kerusuhan dan desakan warga Nepal yang terus berdatangan membuat presiden Nepal, Ram Chandra Poudel, memilih untuk mengundurkan diri tanpa adanya sepatah kata untuk rakyatnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI