Mohon tunggu...
JIZAN MUFIDA
JIZAN MUFIDA Mohon Tunggu... -

Aku sekarang sudah 13 tahun, suka membaca, yang paling sering akau lakukan membaca komik dan artikel-artikel tentang group musik Korea dan Jepang. Mamaku bilang aku punya bakat menulis dan kata mamaku juga aku harus sering berlatih. Maka aku jadi kompasianer.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ini Tetang Aku

25 Desember 2012   00:18 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:05 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1356394678367697576

“Hey bagaimana perasaanmu hari ini?” tany Fia padaku. “Maksudmu? Bagaimana apanya?” tanyaku heran. “Aih Gita! Bukannya Kamu yang bilang senang karena dapat melihat “Evil Smile Prince” mu? Kata Fia mengarahkan matanya pada seseorang pria tampan dengan wajah cool sedang asik bermain basket di lapangan sekolah. “A..akh iya..Satria! dia adik kelas yang cool ya?” jawabku. “ya..ya…tapi aku akan tetap menyukai pangeranku Didi..” ucapnya genit. Aku pun hanya dapat tersenyum melihat tingkah Fia, tapi pandanganku hanya tertuju pada pria yang saat itu menggunakan baju bola terduduk menyandar di tembok, namanya Andi . “Hey..! Apa yang kau lakukan? Kau tidak bilang masih menyukai Andi kan?” tiba-tiba Fia memergokiku. “Akh apa maksudmu? Dia kan sudah ada Dini, lagipula aku ditolaknya secara halus pada saat itu” jawabku sedikit berbohong. “Ya..lagi pula dia tidak tampan dan populer, adik kelas kita jauh lebih baik darinya” “AAkkhh lihat Gita! Satria memandang padamu!!” teriak Fia, aku pun membalas pandangan Satria padaku. Dia tersenyum padaku, dan itu benar-benar membuatku malu. “Ciee…Gita disenyumin pangerannya ni…” goda Fia sekali lagi padaku. Aku dan Fia pun terus duduk menunggu pengumuman libur dari sekolah karena kepala sekolah kami tidak juga datang. “Eh,Git aku takut!” tiba-tiba Fia mengatakan sesuatu. “Eeehh?” tanyaku heran. “Apakah kamu sama sekali tidak khawatir? Setelah libur panjang nanti sekolah akan melakukan pembagian kelas, bagaimana jika kita berpisah?” Tanya Fia lirih. “Akh iya! Mudah-mudahan tidak, tapi kalau itu terjadi aku akan sangat sedih” jawabku tersenyum. Akhirnya sekolah telah mengumumkan untuk libur panjang kami, kelas kami pun mengabadikan moment penting ini untuk foto bersam dan tetap berharap tidak berpisah satu sama lain. Tanpa sadar aku terus memperhatikan Andi yang juga satu kelas denganku, aku memandangnya cemas karena takut akan berpisah. “Hey! Jangan berwajah seperti itu! Kita akan terus berteman baik kan?” tiba-tiba Andi berkata padaku yang ternyata menyadari aku terus memperhatikannya. “Akh iya..kamu janji kan?”aku bertanya dengan memaksakan senyum, Andi pun membalas senyumanku dengan senyum yang tampak tulus. Kami pun terus melanjutkan mengambil foto bersama dengan beberapa piagam, dan akhirnya waktu mengharuskan kami untuk berpisah dan pulang. Aku pun berjalan pelan sambil tetap memandangi Andi yang masih terlihat mengucapkan selamat tinggal pada kawan-kawannya, dan entah kenapa dia berhenti dan menengok ke arahku, aku pun terkejut dan segera memutar badan dan tanpa sadar menabrak salah satu kawanku, aku pun berdiri cepat dan tidak pernah memperhatikan belakang lagi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun