Mohon tunggu...
Jitunews SEO
Jitunews SEO Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jitunewseo: Optimasi SEO Jitunews.com, Portal Informasi Pangan, Energi,dan Air

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Masyarakat Mulai Keluhkan Pulsa Token Listrik

10 September 2015   18:10 Diperbarui: 10 September 2015   18:19 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Pulsa Token Mulai Dikeluhkan Warga Jakarta"][/caption]JAKARTA, JITUNEWS.COM - Sejak disindir oleh Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli, soal token listrik yang kemahalan, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) kena getahnya.

Gara-gara itu, Ahok menerima banyak keluhan dari warga Jakarta. Mereka mengeluhkan soal biaya listrik yang harus diisi ulang atau prabayar alias sistem token PLN.

Menurut Ahok, token yang dibeli itu tidak sesuai dengan kebutuhan listrik yang didapat. "Ada pengaduan warga kepada kami, (token) yang dibeli pulsanya tidak sesuai. Itu yang sekarang jadi ramai (dibicarakan)," ujar Ahok di Balai Kota, Jakarta Pusat, Kamis (10/9).

Ahok menyebut, warga menggunakan token listrik itu sudah termasuk bayar pajak dan pajak itu digunakan untuk pajak penerangan jalan. Tapi Ahok membantah, warga protes karena hal itu.

"Untuk penerangan jalan, sama sekali tidak ada masalah. Yang warga masalahkan adalah beli voucher Rp 100 ribu, tapi warga hanya dapat listrik Rp 60 ribu," katanya.

Seperti diketahui, Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli menyebut bahwa warga membeli pulsa listrik sebesar Rp 100.000 namun listrik yang digunakan hanya Rp 73.000. Sekitar 27% disedot oleh mafia token listrik.

Karena itu, Direktur Utama PT PLN Sofyan Basyir meminta agar pemerintah segera menetapkan biaya administrasi maksimal untuk pulsa listrik.(Jitunews)

 

Shared by : Social Media | Jitunews.com

Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun