Mohon tunggu...
Jimmy S Harianto
Jimmy S Harianto Mohon Tunggu... Mantan Redaktur Olahraga dan Desk Internasional Kompas

Redaktur Olahraga (1987-1993), Wakil Redaktur Opini dan Surat Pembaca (1993-1995), Redaktur Desk Hukum (1995-1996), Redaktur Desk Features dan Advertorial (1996-1998), Redaktur Desk Internasional (2000-2003), Wakil Redaktur Kompas Minggu (2003-2008), Redaktur Desk Internasional (2008-2012)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Keraton Solo Jadi Ajang Jambore Nasional Keris

23 Maret 2025   12:33 Diperbarui: 24 Maret 2025   10:15 620
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Putra Sulung Raja Keraton Surakarta Hadiningrat, Gusti Bendara Pangeran Haryo (GBPH) Hangabehi (kanan) ketika diwawancara soal Jambore Nasional Keris 2025 di Keraton Solo, Rabu 12 Maret 2025 lalu. (Foto Tira Hadiatmojo)

Sejak Lembaga ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Dunia UNESCO mengakui Keris Indonesia sebagai Mahakarya Warisan Lisan dan tak Benda Kemanusiaan Dunia (The Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) duapuluh tahun silam, antusiasme terhadap dunia keris meningkat drastis. Aktivitas pembuatan keris melonjak. Dan paguyuban perkerisan nasional yang semula kurang dari limapuluh, meningkat jadi ratusan.

UNESCO salah satu lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa ini memproklamasikan pengakuan Keris Indonesia di Paris pada 25 November 2005. Bahkan tiga tahun kemudian, di Paris 4 November 2008, secara resmi memasukkan Keris Indonesia ke dalam daftar Intangible Cultural Heritage (ICH), Warisan tak Benda Dunia. Sah, Keris Indonesia adalah salah satu warisan budaya yang perlu dilestarikan dunia.

Duapuluh tahun setelah proklamasi di Paris, dan 17 tahun setelah Keris Indonesia resmi masuk dalam daftar Warisan Budaya Dunia (ICH), Keraton Surakarta akan menggelar Jambore Nasional Keris (JNK) di Pagelaran Keraton Surakarta Hadiningrat pada 26-29 Juni 2025 mendatang.

Bagi Keraton Surakarta, kegiatan Jambore Nasional Keris ini adalah yang pertama kalinya, meski kegiatan serupa awalnya pernah dilangsungkan di Paguyuban Tosan Aji Karanganyar (Pataka) tahun 2023 silam.

Dalam kaitan gelaran nasional itu, saya diminta mewawancara putra tertua Raja Paku Buwono XIII, Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Hangabehi atau Gusti Raden Mas (GRM) Suryo Soeharto di Keraton Surakarta pada 12 Maret 2025 lalu. Berikut wawancara tanya jawab yang akan ditayangkan juga dalam sebuah podcast dalam waktu dekat.

+ Keraton Surakarta Hadiningrat pada 26-29 Juni mendatang akan menggelar Jambore Nasional Keris dengan mengundang seluruh paguyuban di Tanah Air untuk kumpul, silaturahmi dan berkegiatan di Pagelaran Keraton Surakarta. Apa yang mendorong Keraton menggelar acara nasional ini?

Kebetulan saya sering nongkrong dengan teman-teman paguyuban keris, Pataka (Paguyuban Tosan Aji Karanganyar), saya pernah rasanan dengan mereka: Mas, mbok kegiatan keris di keraton ini dihidupkan lagi. Sudah lama di keraton tidak diselenggarakan kegiatan-kegiatan keris yang bersifat nasional.

Kebetulan Pataka ini saya gandeng. Lha monggo kalau mau membikin kegiatan di Keraton. Kebetulan mereka ini sudah pernah sukses mengadakan kegiatan serupa di Karanganyar. Nah, kegiatan yang kedua (Pataka) ini mau diadakan di keraton saat bulan Sura, 1 Muharam. Mumpung keraton juga pada saat itu mengadakan kegiatan Kirab Pusaka. Sekaligus juga agar kegiatan perkerisan nasional yang bagi keraton baru pertama kalinya diselenggarakan ini membuat perkerisan semakin bangkit lagi di Nusantara ini. Dan supaya menjadikan paguyuban keris-keris Nusantara itu guyub. Monggo, paguyuban-paguyuban ini mengadakan kegiatan di keraton yang tidak sekadar bursa.

+ Keraton sebagai pusat kebudayaan di negeri ini ikut bertanggung jawab mengembangkan budaya khas ini agar lestari. Apa lagi misi dan visi kraton untuk acara Jambore Nasional Keris ini?

Karena keris sudah ditetapkan UNESCO (sebagai salah satu mahakarya kemanusiaan dunia), kita kan memiliki tanggungjawab untuk melestarikan mahakarya warisan budaya yang tak benda itu. Sementara dari kami sendiri, selaku Dewan Adat Kraton bersama Pataka kali ini melakukan kegiatan pelestarian keris dan tosan aji, salah satunya semakin menggiatkan para empu di tanah air agar lebih berkelanjutan agar budaya ini terus lestari, dan tidak hilang.

Sedangkan misi dan visi bagi keraton menyelenggarakan acara ini, semoga Jambore ini bisa menjadi wadah agenda tahunan kegiatan insan perkerisan seluruh Nusantara agar dunia perkerisan semakin marak. Semakin banyak anak muda yang tertarik akan keindahan seni leluhur dalam membuat keris. Tak hanya keris sebagai ageman dan di masa lalu sebagai senjata. Akan tetapi juga di dalamnya tersirat ada doa-doa saat membuat keris itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun