Mohon tunggu...
Jimmy Haryanto
Jimmy Haryanto Mohon Tunggu... Administrasi - Ingin menjadi Pembelajaryang baik

Pecinta Kompasiana. Berupaya menjadi pembelajar yang baik, karena sering sedih mengingat orang tua dulu dibohongi dan ditindas bangsa lain, bukan setahun, bukan sepuluh tahun...ah entah berapa lama...sungguh lama dan menyakitkan….namun sering merasa malu karena belum bisa berbuat yang berarti untuk bangsa dan negara. Walau negara sedang dilanda wabah korupsi, masih senang sebagai warga. Cita-cita: agar Indonesia bisa kuat dan bebas korupsi; seluruh rakyatnya sejahtera, cerdas, sehat, serta bebas dari kemiskinan dan kekerasan. Prinsip tentang kekayaan: bukan berapa banyak yang kita miliki, tapi berapa banyak yang sudah kita berikan kepada orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Haruskah Kita ke Negeri di Atas Awan Itu?

17 September 2019   14:39 Diperbarui: 17 September 2019   22:46 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengunjung sudah mulai memadati Negeri di atas awan walaupun jalannya masih belum diaspal (doc. Pribadi/Daksinapati).

Dengan sempat dikategorikannya udara kota Jakarta sebagai kota terkotor di dunia, haruskah kita pindah ke negeri di atas awan yang udaranya lebih bersih? Tapi negeri di atas awan? 

Ya ternyata ada. Kalau kita ke sana maka awan berada di bawah kita sehingga disebut negeri di atas awan. Ternyata Mungkin belum banyak yang tahu tentang keberadaan negeri itu. Di manakah negeri itu? Perlukah pakai paspor dan visa untuk bisa ke tempat itu?

Negeri di atas awan, dengan jelas terlihat awan bisa kita pandang berada di bawah kita (dok. pribadi/daksinapati)
Negeri di atas awan, dengan jelas terlihat awan bisa kita pandang berada di bawah kita (dok. pribadi/daksinapati)
Gubernur Banten Wahidin Halim saat meninjau negeri di atas awan itu yang menjamin akan menikmati keindahannya (dok. pribadi/daksinapati)
Gubernur Banten Wahidin Halim saat meninjau negeri di atas awan itu yang menjamin akan menikmati keindahannya (dok. pribadi/daksinapati)
Apakah sulit menjangkau negeri itu? Ternyata tidak.  Kita cukup naik Kereta Rel Listrik (KRL) dari stasiun Tanah Abang menuju stasiun Rangkasbitung, dan dari stasiun Rangkasbitung nanti naik kendaraan umum lagi untuk menuju ke sana. 

Pilihan lain bisa menggunakan kendaraan pribadi dari Jakarta atau kota lain menuju kota Rangkasbitung. Kalau menggunakan tol Jakarta-Merak nanti keluar tol Balaraja barat atau keluar pintu tol Cikande menuju kota Rangkasbitung. 

Dari kota Rangkasbitung sekitar dua jam perjalanan kita akan tiba di negeri di atas awan tersebut. Tepatnya di Gunung Luhur, di desa Citorek Kidul, Cibeber, Kabupaten Lebak, Banten 42394.

Di negeri di atas awan tersebut, kita seolah-olah berada di atas awan, dan indah sekali untuk melakukan foto sendiri (swa foto) atau beserta teman maupun rombongan keluarga. Waktu terbaik untuk menikamti negeri di atas awan itu sekitar pukul 04.00 subuh hingga pukul 08.30 pagi hari. Di sana sudah ada tempat penginapan lokal dengan tarif terjangkau, dan tempat bermacam makanan pun sudah tersedia.

Negeri di atas awan ini tidak jauh dari pemukiman suku Baduy.

Rangkasbitung perjalanan bisa dimulai menuju arah Cipanas. Lalu ambil kanan ke arah Lebak gedong, Sobang lurus terus hingga melewati gerbang Weweungkon Adat Citorek.

Jika tidak menggunakan kendaraan pribadi, kita bisa menggunakan kendaraan dari Terminal Pasar Rangkasbitung jurusan Citorek. Tarifnya sekitar Rp25.000 hingga Ciusul, dan dari Ciusul, bisa naik ojek warga setempat. 

Harganya cukup murah, karen maysrakat setempat nampaknya sudah memahami pentingnya daerah wisata itu. Kalau bermalam di rumah warga setempat juga ada yang bersedia.

Nampaknya negeri di atas awan ini akan menjadi salah satu tempat wisata menarik. Namun sebaiknya perlu dipelihara dengan baik agar bisa dinikmati berbagai generasi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun