Mohon tunggu...
Jimmy Haryanto
Jimmy Haryanto Mohon Tunggu... Administrasi - Ingin menjadi Pembelajaryang baik

Pecinta Kompasiana. Berupaya menjadi pembelajar yang baik, karena sering sedih mengingat orang tua dulu dibohongi dan ditindas bangsa lain, bukan setahun, bukan sepuluh tahun...ah entah berapa lama...sungguh lama dan menyakitkan….namun sering merasa malu karena belum bisa berbuat yang berarti untuk bangsa dan negara. Walau negara sedang dilanda wabah korupsi, masih senang sebagai warga. Cita-cita: agar Indonesia bisa kuat dan bebas korupsi; seluruh rakyatnya sejahtera, cerdas, sehat, serta bebas dari kemiskinan dan kekerasan. Prinsip tentang kekayaan: bukan berapa banyak yang kita miliki, tapi berapa banyak yang sudah kita berikan kepada orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ungkapan Nurani Seorang PNS

5 Desember 2018   13:50 Diperbarui: 5 Desember 2018   14:50 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(dok: pribadi)

Sejak bangku sekolah dasar, dia selalu masuk sekolah yang dibangun pemerintah dan selalu tampil dengan prestasi sekolah yang baik, sampai akhirnya dia lulus masuk perguruan tinggi yang juga dibangun pemerintah. Setelah bekerja di sebuah kementerian, yang tentunya milik pemerintah, dia pula mendapatkan kesempatan belajar di luar negeri dan mendapatkan gelar magister. Kemahiran berbahasa asing saja telah membuatnya bisa memahami berbagai literatur penting untuk mengerti hidup ini.

Saat belajar di luar negeri itulah dia sadar tentang hakekat negerinya dan beruntungnya dia menjadi salah seorang pegawai negeri sipil (PNS) atau aparatur sipil negara (ASN). Dia sempat mendapatkan dokumen sejarah bahwa tahun 1930-an lebih dari 60% anggaran negeri Belanda berasal dari negerinya sendiri. Itu selalu membuatnya tidak sudi jika Belanda suka mengkritik negerinya di era internet ini. Saat dia berkesempatan menginjakkan kaki di museum van Gough di Belanda yang lantai dan dindingnya terbuat dari kayu yang kokoh dan bagus dari negerinya, hatinya perih seperti teriris sembilu setiap Belanda mengritik negerinya yang sering dianggap merusak lingkungan dengan membabat hutan.

Setelah pulang ke Indonesia, tidak lama dia menduduki jabatan yang membuatnya menikmati berbagai fasilitas dari pemerintah. Namun kritikan mahasiswa STOVIA (kini Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia) terhadap para senior mereka yang senang menikmati fasilitas pemerintah Belanda sementara rakyat Indonesia masih terbelakang karena terjajah, yang kemudian membuat mereka mendirikan Budi Utomo tahun 1908, selalu terngiang di telinganya.

Dia dan isterinya serta anak-anaknya sepakat untuk tidak membeli mobil pribadi dan rumah karena sebagai pegawai pemerintah mereka beranggapan lebih baik rakyat dululah yang menikmati; apalagi mereka sudah terbiasa menikmanti segalanya terutama saat hidup di negeri maju di luar negeri.

Mobil dinas yang diberikan kantor hanya dia gunakan ketika rapat kantor saja, namun dari rumah ke kantor dan sebaliknya dia selalu menggunakan kendaraan umum. Tapi dia tidak kehilangan kepercayaan diri dengan cara itu. Justeru sebaliknya. Ketika orang yang memiliki rumah besar dan mobil mewah dia merasa biasa saja, karena dia pun sebenarnya bisa seperti itu. Namun yang membuat dia heran ketika melihat pejabat yang sudah memiliki segalanya namun masih mau melakukan korupsi, termasuk yang berhasil ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi.

Itulah ungkapan hati seorang PNS yang sebenranya mampu hidup mewah tapi memilih untuk hidup sederhana namun dengan dedikasi dan semangat hidup yang tinggi.

Semoga bermanfaat bagi para calon yang sedang berjuang untuk menjadi PNS.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun