Mohon tunggu...
Jimmy Haryanto
Jimmy Haryanto Mohon Tunggu... Administrasi - Ingin menjadi Pembelajaryang baik

Pecinta Kompasiana. Berupaya menjadi pembelajar yang baik, karena sering sedih mengingat orang tua dulu dibohongi dan ditindas bangsa lain, bukan setahun, bukan sepuluh tahun...ah entah berapa lama...sungguh lama dan menyakitkan….namun sering merasa malu karena belum bisa berbuat yang berarti untuk bangsa dan negara. Walau negara sedang dilanda wabah korupsi, masih senang sebagai warga. Cita-cita: agar Indonesia bisa kuat dan bebas korupsi; seluruh rakyatnya sejahtera, cerdas, sehat, serta bebas dari kemiskinan dan kekerasan. Prinsip tentang kekayaan: bukan berapa banyak yang kita miliki, tapi berapa banyak yang sudah kita berikan kepada orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ini Masalah Kita Bersama

16 November 2018   15:56 Diperbarui: 16 November 2018   20:01 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kita sudah tahu kasus pembunuhan di Bekasi tanggal 13 November 2018 dini hari di mana satu keluarga tewas mengenaskan. Suami bermarga Nainggolan, isterinya Ambarita dan kedua anaknya yang masih kecil berusia 9 tahun dan 7 tahun. Mereka semua mati terbunuh. Jenazah mereka semua sudah dikebumikan oleh keluarga di kampung halaman di Pangururan, Kabupaten Samosir.

Polisi langsung segera bertindak. Dengan profesionalisme polisi yang semakin hebat, dalam satu hari pelakunya langsung mulai terungkap. Dimulai dengan ditemukannya mobil korban di kota Garut dan tersangka pelakunya hendak naik gunung. Ternyata pelaku pembunuhan masih keluarga dekat (saudara sepupu) korban Ambarita, dan yang paling disayangkan penyebabnya hanya karena dendam karena sering dimarahi korban Nainggolan yang merupakan suami dari sepupu pelaku.

Ternyata kasus pembunuhan di negeri ini semakin banyak dan semakin tidak berperikemanusiaan. Kita tidak pernah mendengar kabar bahwa ada orang yang tega membunuh satu keluarga penuh yang merupakan keluarga dekatnya. Sebelumnya kita juga dikejutkan dengan kisah terpisah yakni seorang ibu yang tega membunuh anak kandungnya. Sebelumnya juga ada pemuda membunuh kekasihnya dengan menyiramkan bensin lalu membakarnya karena hubungan mereka diputus korban. Masih banyak lagi kasus pembunuhan keji sehingga banyak orang mengatakan bahwa mereka bukan lagi seperti binatang, karena binatang pun tidak sampai sekeji itu.

Lalu apa yang harus dilakukan masyarakat Indonesia? Kalau ini dibiarkan maka Indonesia itu bisa hancur bukan karena serangan dari pihak luar seperti di masa lalu ketika Belanda dan Jepang menguasai Indonesia. Justeru Indonesia akan hancur atau dihancurkan dari dalam sendiri oleh orang Indonesia pula.

Hanya para pelaku pembunuhan itukah yang mengalami masalah yang mereka alami? Hanya itukah cara yang bisa dilakukan menghadapi situasi seperti itu?

Sesungguhnya itulah tujuan sekolah, baik yang bersifat formal maupun informal. Seandainya para pelaku memahami atau menyadari dampak buruk yang mereka hadapi atau mengetahui pilihan lain selain melakukan pembunuhan itu, mungkin kejadian itu tidak perlu terjadi.

Sistem Pendidikan kita harus cepat berubah atau bertransformasi. Kecerdasan logika (intellectual quotient) seperti pelajaran Matematika, Biologi, Ilmu Fisika, Ilmu Kimia, Ilmu Ekonomi, dan lain-lain itu penting. Namun kecerdasan perasaan (emotional quotient) dan kecerdasan rohani (Spiritual quotient) juga perlu diberikan agar peserta didik mahir menggunakannya ketika masalah yang dihadapai para pelaku ini muncul.

Masyarakat Indonesia bisa semakin maju jika semua komponen masyarakat bersatu membangun negeri termasuk untuk mencegah terjadinya kejahatan seperti pembunuhan sekeluarga di Bekasi ini. Tidak cukup dengan mengatakan itu tugas guru. Tidak cukup juga dengan mengatakan tugas para pemimpin agama. Tidak cukup hanya mengatakan bahwa itu tugas pemerintah. Semua pihak harus bersatu padu. Jokowi dan Prabowo harus bersama-sama memerhatikan ini.

Pengajaran tentang bagaimana menghadapi situasi sulit perlu dibahas dengan baik. Marah dengan kekerasan bukan cara yang terbaik di era internet dan media sosial ini dalam menghadapi situasi apapun. Kalau di Jepang semua mengajarkan hal yang sama: "jangan pernah melakukan hal yang tidak baik, walaupun tidak ada orang yang melihat karena terang itu melihat" maka ajaran yang sama juga bisa disampaikan kepada semua pihak agar negeri kita makin baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun