Mohon tunggu...
Jimmy Haryanto
Jimmy Haryanto Mohon Tunggu... Administrasi - Ingin menjadi Pembelajaryang baik

Pecinta Kompasiana. Berupaya menjadi pembelajar yang baik, karena sering sedih mengingat orang tua dulu dibohongi dan ditindas bangsa lain, bukan setahun, bukan sepuluh tahun...ah entah berapa lama...sungguh lama dan menyakitkan….namun sering merasa malu karena belum bisa berbuat yang berarti untuk bangsa dan negara. Walau negara sedang dilanda wabah korupsi, masih senang sebagai warga. Cita-cita: agar Indonesia bisa kuat dan bebas korupsi; seluruh rakyatnya sejahtera, cerdas, sehat, serta bebas dari kemiskinan dan kekerasan. Prinsip tentang kekayaan: bukan berapa banyak yang kita miliki, tapi berapa banyak yang sudah kita berikan kepada orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Duka Lebaran dari DanauToba

19 Juni 2018   08:57 Diperbarui: 19 Juni 2018   13:28 495
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Operasi penyelamatan tenggelamnya Kapal Motor Sinar Bangun di Danau Toba, 18 Juni 2018 (Sumber foto: Frans Naga).

Hari Senin, 18 Juni 2018 liburan lebaran kita dikejutkan dengan tenggelamnya kapal kayu KM Sinar Bangun di perairan Danau Toba, Sumatra Utara. 

Disebutkan ada ratusan penumpang dalam kapal kayu yang berangkat dari Simanindo, pulau Samosir menuju Tigaras, Kabupaten Simalungun itu. Perjalanan itu biasanya ditempuh selama setengah jam atau 30 menit.

KM Sinar Bangun sebenarnya sudah hampir tiba di Tigaras; tinggal 50 meter lagi akan berlabuh. Namun kapal tiba-tiba kemasukan air dan oleng dan tenggelam dengan cepat. Diberitakan setidaknya dua korban tewas dan 80 orang sudah diselamatkan dan dirawat di RSU Dr. Hadrianus Sinaga, Pangururan, ibu kota Kabupaten Samosir.

Menurut informasi dari korban selamat, pada saat kejadian angin dan ombak sangat kencang dan kapal mengangkut banyak penumpang (ratusan) dan kendaraan bermotor juga sangat banyak.

Dari video yang dikirimkan warga, terlihat bahwa upaya penanggulangan bencana sangat kurang.

Baju pelampung tidak dikenakan para penumpang. Padahal setiap orang yang naik kapal dari kota New York menuju pulau "Ellis Island" tempat patung Liberty yang terkenal berada, harus memakai baju pelampung. Seandainya ada penumpang uang tidak mau mengenakan baju pelampung, maka kapal tidak akan berangkat. Pada hal sudah puluhan tahun tidak pernah ada kecelakaan.

Bagaimana dengan kasus tenggelamnya KM Sinar Bangun ini? Haruskah Bupati Samosir dan Bupati Simalungun mengundurkan diri sebagai ungkapan bertanggungjawab? Tentu saja itu hal mustahil di Indonesia.

Lalu ungkapan orang asing yang mengatakan "harga nyawa di Indonesia sangat murah" semakin terbukti.

Agar tidak terjadi lagi kecelakaan di waktu mendatang, para bupati harus tegas dan berani dengan menyatakan bahwa setiap penumpang kapal di perairan Danau Toba harus menggunakan baju pelampung untuk mengurangi korban sekiranya terjadi kecelakaan.

Semoga kecelakaan KM Sinar Bangun d Danau Toba ini menjadi yang terakhir karena pihak yang bertanggungjawab semakin peduli dengan keselamatan warganya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun