Mohon tunggu...
Jimmy Haryanto
Jimmy Haryanto Mohon Tunggu... Administrasi - Ingin menjadi Pembelajaryang baik

Pecinta Kompasiana. Berupaya menjadi pembelajar yang baik, karena sering sedih mengingat orang tua dulu dibohongi dan ditindas bangsa lain, bukan setahun, bukan sepuluh tahun...ah entah berapa lama...sungguh lama dan menyakitkan….namun sering merasa malu karena belum bisa berbuat yang berarti untuk bangsa dan negara. Walau negara sedang dilanda wabah korupsi, masih senang sebagai warga. Cita-cita: agar Indonesia bisa kuat dan bebas korupsi; seluruh rakyatnya sejahtera, cerdas, sehat, serta bebas dari kemiskinan dan kekerasan. Prinsip tentang kekayaan: bukan berapa banyak yang kita miliki, tapi berapa banyak yang sudah kita berikan kepada orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Money

Bayar Pajak? Pemerintah, Buatlah Mudah dan Sederhana!

31 Agustus 2017   00:54 Diperbarui: 9 Oktober 2017   08:30 1985
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Semua negara di dunia ini, termasuk Indonesia, mewajibkan warga negaranya untuk membayar pajak agar ada uang digunakan untuk membangun negeri itu. Indonesia juga melakukan hal yang sama. 

Namun mengingat Indonesia pernah dijajah sekitar 350 tahun, sehingga bisa merasakan pahit getirnya disiksa dan diperlakukan dengan tidak manusiawi, Pemerintah Indonesia bisa muncul dengan konsep baru untuk mengelola sebuah negara dengan lebih baik. Jika Indonesia bisa muncul dengan konsep atau cara baru, bukan mustahil justeru negara lain akan datang berguru ke Indonesia.

Kita lihat di bidang perpajakan misalnya, pemerintah Indonesia hanya meneruskan cara penjajah Belanda atau karena pejabat pemerintah banyak yang berguru ke Amerika Serikat atau Eropa, maka cara itu yang digunakan. Apalagi saat ini Filsafat bukan lagi ilmu yang populer padahal kita sangat perlu tahu dasar filosofis sesuatu yang kita lakukan.

Kita semua paham bahwa dasar filosofis perpajakan itu adalah agar rakyat di dalam suatu negara bisa menikmati kehidupan dengan lebih baik. Pemerintah memerlukan dana besar untuk membangun fasilitas yang bisa digunakan bersama oleh seluruh masyarakat. Pemerintah perlu membangun sekolah agar anak-anak muda bisa bisa belajar agar bisa membaca, menulis dan mengembangkan dirinya. Belajar bisa dari pengalaman orang lain melalui pelajaran dari guru atau dengan membaca buku, dan lain-alin.

Namun saat ini negara-negara di dunia ini  sedang bingung bagaimana caranya mengumpulkan pajak dari rakyat. Salah satu yang dilupakan pemerintah di dunia ini dalam memungut pajak, pemerintah gagal membuat pembayar pajak merasa nyaman dan gembira saat membayar pajak. Ini prinsip yang sangat mendasar dan penting. Pemerintah harus mampu menolong masyarakat agar dengan mudah membayar pajak, jangan dibebani dengan mengisi formulir yang banyak dan rumit.

Konon di Indonesia warga negara yang membayar pajak baru sekitar 10% dari seluruh masyarakat. Padahal melihat sifat dasar manusia Indonesia yang "nrimo" target pajak Rp 2.000 triliun terlalu kecil untuk 250 juta rakyat. Namun Pemerintah lupa bahwa masyarakat saat ini merasa membayar pajak itu sangat sulit dan rumit. Seorang teman mengatakan saat mau membayar pajak kendaraan bermotor di Samsat, Kepolisian dan sudah membawa uang untuk membayar, namun ditolak karena tidak membawa dokumen lengkap; hingga hari ini orang itu tidak pernah membayar pajaknya. Bisa dibayangkan betapa banyaknya pajak yang tidak diterima negara kalau jutaan orang mengalami hal seperti itu. Seharusnya terima saja pajak kendaran bermotornya dan setorkan ke kas negara. 

Kalau 250 juta rakyat membayar sejuta rupiah saja setiap bulan atau 12 juta rupiah setahun, maka bisa terkumpul pajak 250 juta kali 12 juta rupiah atau sama dengan 3.000 triliun rupiah. 

Bagaimana cara yang mudah? Pemerintah harus bisa bekerjasama dengan seluruh lembaga perbankan, perusahaan, satuan kerja pemerintahan agar dibuat cara mudah untuk membayar pajak. Misalnya kalau ada yang jual rumah seharga 100 juta rupiah, cukup dia membayar pajak 10% atau sepuluh juta rupiah dan bisa dibayarkan di mana saja. Seandainya suatu saat ketahuan dia tidak membayar sesuai ketentuan, maka dia dikenakan sanksi.    

Apa yang dipajaki? Pemerintah Indonesia juga harus cerdas dan lebih manusiawi dari negara penjajah atau yang tidak pernah dijajah. Betapa menyakitkannya kalau orang sakit tidak bisa dirawat di rumah sakit atau tidak diijinkan pulang dari rumah sakit karena tidak bisa membayar tagihan. Seharusnya rumah sakit harus merawat yang sakit dulu atau membolehkn pulang orang yang sudah sembuh. Cara pembayaran barulah setelah orang itu sehat dan kembali ke rumah.  

Pemerintah, berpikirlah cerdas dan manusiawi buatlah rakyat merasa senang dan mudah untuk membayar pajak!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun