Mohon tunggu...
Jimmy Lobianto
Jimmy Lobianto Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Selalu berpikir positif agar hidup selalu berjalan dengan baik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Polemik Topi Sinterklas

15 Desember 2014   16:23 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:17 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pagi ini saya membaca sebuah artikel dari salah satu berita online: http://www.suaranews.com/2014/12/wajibkan-pegawai-muslim-pakai-topi.html

Meskipun saya bukan muslim maupun kristen, saya mencoba menghentikan pembodohan masyarakat ini supaya tidak berkepanjangan. Apalagi yang menyebarkan pembodohan publik ini bukanlah orang ataupun media yang kacangan, melainkan sudah orang-orang dan media-media terkenal.

Mari kita pelajari dulu apakah itu Sinterklas dari link ini:

1. http://abul-jauzaa.blogspot.com/2009/01/mengenal-santa-claussinterklas.html

2. http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2011/12/12/ternyata-sinterklas-dan-santa-claus-itu-berbeda-418041.html

Jadi Sinterklas bukanlah simbol keagamaan dari Kristen, dia tidak memiliki keterkaitan dengan Tuhan Yesus dan tidak ada di dalam alkitab. Sinterklas hanya merupakan tokoh komersil yang diciptakan untuk merayakan Natal.

Toh karyawan muslim disuruh pakai topi Sinterklas cuma setahun sekali pas musim natal saja, gitu aja dibikin panjang. Saya percaya bahwa iman seorang muslim tidak akan luntur jika hanya sekedar memakai topi Sinterklas. Kalo muslim disuruh pakai kalung salib tentu saja itu keterlaluan, saya juga akan bantu protes. Seorang muslim jika terpaksa pakai simbol agama lain pun jika imannya memang kuat saya yakin 100% dia tetap muslim. Manusia hanya mampu menilai kulit luar sesamanya saja tapi saya percaya Allah itu Maha Besar, dia mampu mengetahui iman didalam hati setiap manusia.

Bagaimana dengan mereka yang non-muslim tiap hari disuguhi tontonan "tukang bubur naik haji", "catatan harian seorang istri", "rahasia ilahi" dan masih banyak lagi. Hampir setiap saat dalam dialog terkandung ucapan-ucapan khas muslim. Kita yang non-muslim tidak masalah dan tetap menonton jika memang ceritanya bagus. Apakah dengan menonton sinetron muslim berarti mereka yang non-muslim sudah menjadi kafir dalam agama mereka sendiri?

Mohon maaf sekali, karena saya bukan muslim jadi saya tidak tahu isi alquran, apakah memang didalamnya disebutkan rincian tindakan apa saja yang bisa menjadikan seorang muslim menjadi kafir. Kemudian apakah seorang muslim yang sudah haji dan dia melakukan tindakan korupsi itu termasuk kafir juga? Seseorang dikatakan kafir karena kulit luarnya kafir atau isi hatinya yang kafir? Apakah seorang uztad berpenampilan muslim 100% jika dia bertindak menyalahi ajaran-Nya tidak termasuk kafir?

Kafir atau tidak hanya Allah yang boleh memutuskan. Mulut manusia jangan sembarangan mengkafirkan sesamanya, nanti hukuman Allah menantimu di penghujung waktu.

Semoga kita semua terbuka mata dan hatinya.

Salam damai selalu,

Jimmy Lobianto

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun