Mohon tunggu...
Jihan Lutfiyah
Jihan Lutfiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Politik

sebuah usaha mengabadikan buah pikir dan perasaan agar tak lekang tergerus keadaan

Selanjutnya

Tutup

Politik

PPKM: Pelan-Pelan Kena Mental

21 Agustus 2021   00:32 Diperbarui: 21 Agustus 2021   00:46 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kenaikan jumlah kasus covid-19 membuat pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan guna menekan tingkat penularan kasus. Hal tersebut bisa dilihat dari adanya PSBB hingga PPKM yang kemudian dilanjutkan dengan PPKM darurat dan disusul oleh PPKM Level. Setiap kebijakan yang dikeluarkan pemerintah terasa semakin ketat, namun masih ada saja masyarakat yang membandel. Ya, di sisi lain memang beberapa orang harus tetap mencari nafkah untuk kebutuhan makan sehari-hari yang tidak ditanggung oleh pemerintah.

Awalnya PPKM Jawa-Bali diterapkan selama dua pekan, yakni mulai 11 Januari 2021 -  25 Januari 2021. Kemudian dilanjutkan oleh PPKM Mikro pada 9 Februari 2021 - 28 Juni 2021. Disusul dengan PPKM darurat yang dimulai sejak 3 Juli 2021 - 25 Juli 2021. Dan dilanjutkan oleh PPKM level 3 dan 4 pada 26 Juli 2021 - 2 Agustus 2021. Sejak saat itulah PPKM level ini terus diperpanjang selama seminggu-seminggu layaknya cicilan barang yang tak langsung dibayar kontan. Masyarakat juga sudah seperti peramal ulung yang dapat membaca situasi. Pada tanggal berakhirnya masa PPKM level tak lantas disambut gembira, melainkan menimbulkan tanya "akan diperpanjang sampai kapan lagi?"

Langkah yang diambil oleh pemerintah tak hanya berdampak bagi penularan kasus dan juga perekonomian masyarakat. Lebih dari itu, kebijakan-kebijakan tersebut turut mempengaruhi keadaan mental banyak orang. Bagi orang-orang yang menjadikan berkumpul dengan teman-temannya sebagai sarana untuk melupakan masalah sejenak, kini harus bisa menahan diri di rumah dan mencari cara lain agar tetap dapat menghilangkan kejenuhan, stress, ataupun pikiran yang membebani. Bagi orang-orang yang merasakan kebahagiaan jika berinteraksi langsung dengan orang lain juga kini harus menerima dekapan erat 'dunia virtual'. Tak hanya itu, banyak juga orang-orang yang sudah tidak tahu lagi harus melakukan apa selama berdiam diri di rumah hingga pada akhirnya jenuh dan merasa stress sendiri. Memang pada keadaan pandemi seperti sekarang ini kita harus bisa menahan ego untuk kepentingan bersama, namun bagaimana jika mental kita sudah kena?

Tak banyak orang yang berinisiatif untuk mengunjungi professional seperti psikolog atau psikiater saat merasa jiwanya sedang tidak baik-baik saja. Di sisi lain juga pemberitaan mengenai perpanjangan masa PPKM tak pernah gagal bikin kita semakin muak. Saya sempat bertanya-tanya kenapa Tuhan tak juga memanggil virus ini untuk 'pulang', namun kini saya sudah mendapat jawabannya. Virus ini tetap dibiarkan menari di bumi salah satunya adalah untuk menguji nurani para pejabat negara.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun