Mohon tunggu...
Jihan Ferika Aista
Jihan Ferika Aista Mohon Tunggu... Mahasiswa - Jihan Ferika Aista

Mahasiwa Psikologi UIN Walisongo Semarang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Semaraknya Tradisi Weh-Wehan Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah

18 November 2021   16:18 Diperbarui: 18 November 2021   16:28 731
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tradisi weh-wehan merupakan salah satu tradisi yang ada di Kecamatan Kaliwungu dan masih dilaksanakan sampai saat ini. Tradisi weh-wehan tersebut dilaksanakan oleh seluruh desa yang ada di Kecamatan Kaliwungu. 

Tradisi weh-wehan dilaksanakan pada tanggal 12 Rabi'ul Awwal atau maulud dalam kalender bahasa Jawa untuk memperingati hari kelahiran atau maulid Nabi Muhammad SAW. 

Tradisi weh-wehan adalah tradisi saling memberi atau bertukar makanan dan berkunjung atau silaturahim kepada sanak saudara, kerabat, tetangga, atau teman. 

Dokpri
Dokpri

Tradisi ini dijadikan sebagai tradisi tahunan yang dilaksanakan oleh masyarakat Kaliwungu, termasuk masyarakat Desa Protomulyo dalam tradisi wehweh.an identic dengan makanan yang bernama sumpil, sumpil terbuat dari beras yang dibungkus daun bambu yang berbentuk segitiga serta dilengkapi oleh sambal kelapa, makna bentuk segitiga pada sumpil sendiri yakni bahwa manusia harus senantiasa mengingat allah, ilmu, dan alam atau yang sering kita dengar habbuminallah, habbuminanas, dan habbuminalalam. 

Tradisi ini dalam pelaksanaanya mengandung nilai-nilai. Secara umum, tradisi biasanya dimaksudkan untuk menunjuk kepada suatu norma, nilai dan adat kebiasaan yang berbaur lama, dan yang berbaur lama tersebut hingga kini masih diterima, diikuti bahkan dipertahankan oleh masyarakat tertentu.

 Begitu pula dengan tradisi weh-wehan. Tradisi wehwehan diikuti oleh seluruh warga masyarakat Kaliwungu dalam memperingati hari maulid Nabi Muhammad SAW yang dilakukan secara bersama-sama. 

Nilai kepedulian sosial yang terkandung dalam pelaksanaan tradisi weh-wehan terlihat dalam kegiatan masyarakat yang saling memberi ataupun bertukar makanan, hal tersebut menunjukkan bahwa masyarakat mempunyai rasa peduli terhadap tetangga ataupun kerabat-kerabatnya. 

Namun sebelum pelaksanaan kegiatan saling memberi, masyarakat terlebih dahulu saling mengunjungi atau silaturahim. Sehingga kegiatan wehwehan ini dapat mempererat rasa silaturahim kepada masyarakat ataupun kerabat-kerabat keluarga. Selain kegiatan saling memberi, nilai kepedulian sosial juga terlihat pada antusias masyarakat untuk melaksanakan tradisi weh-wehan. 

Hal tersebut menunjukkan bahwa masyarakat mempunyai rasa peduli terhadap tradisi yang diwariskan dan berkeinginan untuk melestarikan tradisi tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun