Mohon tunggu...
Joshua kimi adi cristian
Joshua kimi adi cristian Mohon Tunggu... Mahasiswa Universitas Pamulang

Menulis untuk belajar , berbagi ,dan menginspirasi.topik tulisan meliputi opini , sosial , pemdidikan , dan pengalaman pribadi . Kompasiana menjadi ruang untuk bertumbuh bersama melalui kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

"kabur aja dulu" dan krisis keseimbangan hidup pekerja zaman sekarang

28 Juni 2025   22:18 Diperbarui: 28 Juni 2025   22:18 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stressed office worker looking out the windowSumber: Photo by Elisa Ventur on Unsplash

Oleh: [Joshua kimi Adi Cristian]


Beberapa waktu lalu, saya membaca sebuah unggahan teman di media sosial. Foto segelas kopi dingin, pemandangan alam, dan satu kalimat pendek: "Kabur aja dulu."
Bukan caption yang asing. Nyatanya, tagar ini makin sering muncul di linimasa kita terutama dari kalangan pekerja usia muda. Di balik kesan santai dan lucunya, saya menangkap satu hal yang lebih serius: banyak pekerja hari ini kelelahan.

Bekerja Terus, Tapi Tetap Merasa Kurang?

Jam kerja makin fleksibel, tapi anehnya makin tak terbatas. Pekerjaan bisa dilakukan dari mana saja, tapi malah terasa seperti harus dikerjakan setiap saat.
Teknologi yang seharusnya mempermudah justru membuat kita selalu bisa dihubungi, bahkan di malam hari, di akhir pekan, bahkan saat liburan. Rasanya sulit sekali benar-benar istirahat.

Saya pun merasakannya. Kadang pekerjaan datang bertubi-tubi. Email dan chat masuk tanpa henti. Tubuh masih duduk di depan laptop, tapi pikiran sudah kemana-mana. Over whelmed, tapi tak bisa berhenti

Kabur Sejenak Bukan Berarti Lemah

Dalam kondisi seperti itu, "kabur aja dulu" bukanlah bentuk lari dari tanggung jawab. Justru itu adalah bentuk keberanian untuk berkata, "Aku butuh istirahat."
Karena ternyata, yang lelah bukan hanya badan, tapi juga pikiran dan hati.

Fenomena ini menunjukkan bahwa banyak pekerja hari ini kehilangan keseimbangan antara hidup dan bekerja. Kita terlalu fokus mengejar pencapaian, sampai lupa bahwa tubuh dan jiwa kita juga punya batas

Apakah Kita Benar-Benar Punya Work-Life Balance?

Konsep work-life balance kini lebih sering jadi jargon perusahaan ketimbang kenyataan. Banyak dari kita tahu pentingnya istirahat, tapi sedikit yang benar-benar bisa melakukannya tanpa merasa bersalah.
Padahal, jeda itu penting. Me-time itu penting. Bahkan untuk bisa produktif, kita harus tahu kapan berhenti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun