Mohon tunggu...
hasran wirayudha
hasran wirayudha Mohon Tunggu... Wiraswasta - welcome to my imagination

orang kecil dengan cita-cita besar

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Virus "The Silent Assassin"

27 Januari 2020   11:10 Diperbarui: 27 Januari 2020   11:15 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: kompas.com

Mewabahnya virus corona baru-baru ini sangat menggemparkan dunia, betapa tidak, dalam rentang waktu kurang dari satu minggu keberadaan virus yang diketahui berasal dari Wuhan china itu sudah menyebar hingga ke lebih dari 12 negara seperti  perancis, jepang, australia, amerika serikat, kanada, malaysia, nepal, singapura, korea selatan, taiwan, thailand, dan vietnam. 

virus corona dinilai sangat berbahaya karena menyerang paru-paru menyebabkan sesorang terkena Pneumonia yang bisa menghalangi keluar masuknya udara dalam tubuh, bisa menyebabkan tubuh kekurangan oksigen dan berujung pada kematian. Saat ini tercatat memang baru 41 orang yang dinyatakan telah meninggal di Wuhan akibat serangan virus ini, namun indikasi tertularnya sudah mencapai ribuan, apalagi virus ini sangat mudah menular terutama melalui udara.

Meski WHO belum mengeluarkan pernyataan epidemi virus Corona, namun melihat penyebarannya yang begitu cepat kemungkinan virus corona akan menjadi epidemi atau wabah seperti kasus yang terjadi pada tahun 2002 di china yaitu epidemi SARS dimana pemerintah china terlambat membuka informasi mengenai virus SARS sehingga terlanjur menyebar ke 29 Negara dengan jumlah korban terjangkit 8.096 orang  dan 774 orang diantaranya meninggal dunia.

Kedua jenis virus ini memiliki kesamaan yaitu sumber asalnya dari binatang dimana SARS berasal dari Musang sawit sedangkan Corona berasal dari kelelawar yang kemudian entah bagaimana menjangkiti manusia kemudian saling menularkan hingga menjangkiti banyak korban. 

mewabahnya virus Corona menimbulkan spekulasi bahwa china tengah mengembangkan senjata biologi "virus" dan kemudian virus itu bocor keluar laboratorium menjangkiti masyarakat yang tinggal dekat dengan Laboratorium di Wuhan hingga menyebar begitu cepat ke berbagai negara. merespon wabah ini berbagai negara telah melakukan antisipasi berupa pemasangan sensor suhu tubuh di bandara untuk mendeteksi adanya penumpang yang mengalami demam kemudian akan dilakukan perawatan dan isolasi sampai dinyatakan bukan corona.

Senjata biologi yang memanfaatkan mahkluk hidup seperti virus, bakteri, dan organisme lainnya telah dilarang pembuatan, penyimpanan, dan penggunaanya  sejak tahun 1972 oleh konvensi senjata biologi dengan ditanda tangani oleh lebih dari 100 negara. pelarangan itu atas dasar ke khawatiran efek mematikan dari senjata biologi ini.

Berbeda dari senjata konvensional, senjata biologi menggunakan virus ini sangat berbahaya sebab keberadaannya yang tidak kasat mata membuatnya bisa membunuh seseorang bahkan dalam jumlah yang besar tanpa disadari sehingga pantas kalau mendapat julukan "the silent assassin". selain kehebatnnya, senjata biologi virus ini tidak memerlukan biaya yang besar untuk amunisinya sebab virus daat hidup dan berkembang biak hanya dengan menjangkiti manusia atau binatang, cukup sekali penggunaan maka virus itu akan terus menyerang siapa saja tanpa pandang bulu.

Namun meski sangat hebat, keberadaannya yang tidak kasat mata membuat sulit dikendalikan sehingga rawan "senjata makan tuan". penggunaan senjata biologi ini biasanya untuk operasi genosida ( pemusnahan suatu etnis ) tanpa diketahui dan disadari korbannya. beberapa cara yang dilakukan seperti mengirim sesorang yang telah terjangkit sebelumnya untuk berada ditengah-tengah kelompok atau pedesaan, bisa juga dengan meracuni sumur-sumur penduduk menggunakan virus yang kemudian air-air itu digunakan untuk keperluan hidup seperti minum, memasak, hingga mandi.

meski tidak bisa memusnahkan secara langsung dalam waktu dekat namun keberadaan virus mematikan akan terus menerus menjangkiti, dan seiring waktu perlahan tapi pasti , jika tidak ada penanganan maka kemungkinan besar operasi genosida akan berhasil.

berpaling dari benar tidaknya mengenai senjata biologi itu, pemerintah Indonesia menjadi salah satu negara yang telah melakukan antisipasi berupa pemasangan sensor suhu tubuh di pintu masuk bandara untuk mencegah penyebaran virus corona di Indonesia khususnya dari wisatawan yang datang dari negara-negara epidemik.

Akan tetapi langkah antisipasi ini saya nilai belum maksimal sebab ketika sesorang yang terjangkit virus corona datang ke Indonesia ( sudah sampai di bandara Indonesia) sebelum dia melewati pintu sensor suhu tubuh kemungkinan virus yang dia bawa sudah menyebar ke udara dan menjangkiti yang lainnya, namun karena masa inkubasi virus ini cukup lama kurang lebih 2 minggu maka saat pemindai suhu tubuh bandara tidak akan menemukan kelainan, dan baru terlihat beberapa hari kemudian ( saat sudah dalam Indonesia), yang artinya virus itu akan terus menerus menyebar dan menulari tanpa terkendali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun