Pada siang ini (11/8), saya membaca buku Ensiklopedia Populer Pulau-pulau Kecil Nusantara Provinsi Sulawesi Utara dengan judul Untaian Nusa Terserak di Beranda Utara Nusantara. Buku ini menguraikan potensi pulau-pulau kecil yang ada di wilayah Sangihe, Talaud, dan Sitaro. Ketiga wilayah ini dikenal dengan Nusa Utara.
Dulunya ketiga wilayah tersebut terhimpun dalam satu Kabupaten Sangihe dan Talaud. Kemudian pada 2000 dimekarkan menjadi dua kabupaten, yakni Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Kabupaten Kepulauan Talaud. Lalu pada 2007, terbentuk lagi Kabupaten Kepulauan Siau-Tagulandang-Biaro yang dikenal dengan Sitaro.
Dari 169 pulau yang dimiliki ketiga kabupaten ini, terdapat 130 pulau tidak berpenduduk dan 39 pulau berpenduduk. Di Kabupaten Sangihe terdapat 80 pulau tidak berpenduduk dan 26 pulau berpenduduk. Di Kabupaten Talaud terdapat 10 pulau tidak berpenduduk dan 6 pulau berpenduduk. Sementara di Kabupaten Sitaro terdapat 40 pulau tidak berpenduduk dan 7 pulau berpenduduk.
Bagi saya, buku yang diterbitkan oleh Penerbit Buku Kompas pada 2015 tersebut sangat menarik dan bermanfaat.
Pertama, bukunya menggunakan bahasa populer. Membaca buku populer ini seakan-akan membawa pembaca ikut berlayar mengunjungi pulau-pulau tersebut. Ikut menyaksikan keindahan alam dan kehidupan masyarakat di Nusa Utara.
Bukunya lebih menarik lagi karena separuh (bahkan lebih) berisi peta, pemandangan alam, hasil pertanian dan laut, teknologi tradisional (perahu dan alat tangkap ikan), serta potret aktivitas masyarakat.
Kedua, berisi data dan informasi penting. Bagi orang yang belum pernah ke pulau-pulau di utara Sulawesi ini, tentu banyak informasi baru dan penting untuk diketahui. Misalnya kemampuan melaut masyarakat Nusa Utara yang handal, penggunaan perahu, tradisi mane'e, hubungan dengan Filipina, dan sebagainya
Bagi pemerintah (daerah dan pusat), buku ini menjadi informasi penting dalam membangun dan mengembangkan pulau-pulau kecil sesuai dengan potensinya. Apalagi selama ini potensi tersebut belum dikelola dengan baik dan optimal.
Ketiga, mengenang masa lalu. Bagi saya pribadi, buku ini mengajak saya ke masa lalu. Sebab, beberapa pulau di Nusa Utara sudah pernah saya kunjungi. Bahkan saya sudah pernah mengelilingi Pulau Sangihe dengan menggunakan sepeda motor.