Hidup berumah tangga tidak seindah ketika masa berpacaran. Sebab pada masa pacaran, seringkali yang ditonjolkan adalah keindahan cinta, romantisme, kelebihan yang dimiliki, dan bayang-bayang sejuta harapan.
Berbagai cara digunakan untuk mendapatkan hati seseorang yang diidamkan, mempertahankan hubungan pacaran, hingga bisa ke jenjang pernikahan. Hal itu adalah wajar, tetapi yang terpenting adalah komunikasi yang baik.
Sebenarnya masa berpacaran adalah proses saling mengenal antara dua orang yang memiliki ketertarikan satu sama lain. Mengenal latar belakang, karakter, kepribadian, nilai-nilai, impian, dan juga keluarga masing-masing. Tanpa pengenalan yang dalam, pada akhirnya bisa menimbulkan kekecewaan setelah menikah.
Indahnya masa berpacaran bukan hanya tentang bertemu, jalan-jalan, makan bersama, nonton, dan sebagainya. Lebih dari itu, berpacaran yang bermakna adalah ketika memiliki komunikasi yang terbuka, berbagi ide dan perasaan, dan berdiskusi.
Masing-masing tentu memiliki perbedaan latar belakang, kepribadian, nilai-nilai, dan harapan. Proses diskusi akan semakin membuka pintu pengenalan satu sama yang lain, mematangkan hubungan, dan jika cocok bisa melahirkan visi bersama untuk masa depan.
Pendapat dan Pendapatan
Proses pengenalan yang lebih dalam lewat diskusi tentu tidak terlepas dari perbedaan pendapat. Namun, di situlah sesungguhnya ujian dalam berpacaran. Perbedaan pendapat jika dikelola dengan baik justru bisa menjadi kunci membangun hubungan yang lebih baik.
Masa pacaran adalah proses belajar. Adakalanya perbedaan pendapat tidak bisa diterima dalam waktu yang singkat, tetapi melalui proses belajar dan komunikasi yang baik, pada gilirannya bisa diyakini sebagai kebenaran atau solusi. Bila ada kecocokan atau sudah teruji, maka berlanjut ke jenjang selanjutnya: pernikahan.
Banyak hal yang perlu didiskusikan oleh pasangan sebelum menikah, tetapi jika sudah matang didiskusikan jauh-jauh hari maka semuanya jadi mudah. Mulai dari persiapan pernikahan (terutama terkait adat istiadat), tempat tinggal, komunitas yang akan diikuti, pengelolaan uang, dan rencana jangka panjang.
Bagi budaya tertentu, persiapan pernikahan itu cukup rumit. Lebih rumit lagi bila berasal dari adat istiadat yang berbeda. Kunci utamanya adalah kesepakatan dua orang yang hendak dipersatukan dalam pernikahan.