Lese Majeste bahkan mengawasi aktivitas siapapun di media sosial. Beberapa waktu lalu misalnya seorang pria dihukum 15 tahun penjara karena mengunggah foto anjing kesayangan raja Bhumibol di Facebook dimana pihak pengadilan menilai foto tersebut dibuat menghina sang Raja.
Ada juga seroang petugas kebersihan yang dijerat di pengadilan berdasarkan Lese Majeste hanya karena berkomentar "Oh, Begitu" di kolom komentar Facebook seorang politisi.
Wah, apparat kerajaan Thailand tentu akan sangat sibuk jika satu persatu media sosial warganya harus ditelusuri setiap hari terkait dengan pasal Lese Majeste.
Kemarahan rakyat semakin memuncak setelah salah satu aktivis atau kritikus pemerintah Thailand yang tinggal di Kamboja tiba-tiba diberitakan hilang pada bulan Juni 2020 yang lalu.
Aktivis tersebut diburu oleh pemerintah Thailand karena tuntutan hukumnya dan diduga telah diculik setelah sebuah rekaman dari kamera CCTV menunjukkan sang aktivis ditangkap dan dibawa dengan mobil SUV hitam yang viral belakangan ini.
Faktor lain yang membuat rakyat Thailand semakin muak adalah gaya hidup raja Thailand, Raja Maha Vajiralongkorn yang dikenal dengan gaya hidup hedon, doyan perempuan, berfoya-foya dan jauh dari sikap bijak seorang raja yang ditunjukkan oleh sang ayahnya sebelumnya, Raja Bhumibol.
Hal ini sebenarnya sudah diprediksi oleh rakyat Thailand, bahwa tampuk kerajaan akan diwariskan kepada sang putera mahkota Raja Maha Vajiralongkorn yang pada masa mudanya sangat jauh dari cerminan seorang pemimpin karena gaya hidupnya.
Rakyat Thailand sejak dulu sudah pesimis, jika penerus pucuk pimpinan kerajaan tidak akan bisa melebihi apa yang telah dilakukan oleh ayahnya.
Bahkan, sang raja sudah menikah 4 kali serta beberapa selir diangkut saat bepergian liburan ke luar negeri.
Raja Maha Vajiralongkorn bahkan lebih sering menghabiskan waktunya di Eropa ketimbang bersama rakyatnya sendiri di Thailand.