Mohon tunggu...
Jhon Sitorus
Jhon Sitorus Mohon Tunggu... Ilmuwan - Pengamat Politik, Sepakbola, Kesehatan dan Ekonomi

Indonesia Maju

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Vietnam Lebih "Seksi" dari Indonesia bagi Investor, Kok Bisa?

11 September 2019   17:34 Diperbarui: 11 September 2019   17:43 630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Vietnam sedang melakukan pembangunan infrastruktur besar-besaran berkat Iklim Investasi yang baik bagi para Investor yang disediakan pemerintah Vietnam Sumber: cienco4.vn

Ongkos Investasi dan Biaya Tenaga Kerja
Biaya investasi dan tenaga kerja tentu juga menjadi pertimbangan bagi para investor dalam menentukan keputusannya dalam berinvestasi. Jangan sampai tingkat produktivitas berbanding negatif dengan cost yang dikeluarkan agar tidak mengakibatkan kerugian. 

Vietnam menawarkan iklim investasi dari cost yang lebih murah dibanding Indonesia. Lahan di Vietnam dikuasai oleh negara sehingga tidak ada lagi proses ganti rugi lahan kepada masyarakat di sana. Sebagai perbandingan saja dimasing-masing ibukota negara, biaya investasi di kota Ho Chi Minh lebih murah jika dibandingkan dengan Jakarta.

Biaya sewa kantor Grade A di Ho Chi Minh memakan biaya rata-rata 17 Dolar AS perbulan, sedangkan biaya sewa kantor grade A di Jakarta memakan biaya hingga 50 Dolar AS perbulannya. Biaya sewa kantor yang 3 kali lebih murah ini jelas membuat para investor lebih memilih Vietnam yang 3 kali lebih murah dibandingkan dengan Jakarta.

Dari sektor biaya tenaga kerja, biaya tenaga kerja di Vietnam lebih murah dibandingkan dengan Indonesia. Biaya kerja di Ho Chi Minh pertahunnya rata-rata 3.673 Dollar AS pertahunnya, sedangkan di Jakarta lebih mahal hampir dua kali lipat sekitar 4.421 Dollar AS pertahun. 

Biaya tenaga kerja ini juga berhubungan erat dengan produktivitas. Meski upah di Vietnam lebih rendah dari Indonesia, tetapi produktivitas Indonesia tetap kalah jauh jika dibanding Vietnam. Biaya tenaga kerja yang sangat mahal ini sedikit banyak bisa mengurangi beban investor dalam menanamkan usahanya dengan harapan efektivitas dan efisiensi.

Beban pajak
Faktor berikutnya yang selalu menjadi pertimbangan adalah soal Pajak karena Pajak merupakan kewajiban dari Investor saat berekspansi ke sebuah negara yang harus dibayar. Beban pajak di Vietnam lebih murah jika dibandingkan dengan Indonesia. Untuk PPH Badan saja, Vietnam hanya mematok 20% sedangkan Indonesia menetapkan sebesar 25%. Meski PPNnya sama-sama 10%, tetapi Vietnam memberikan berbagai macam insentif pajak misalnya seperti pengurangan pajak, penyewaan dan penggunaan lawan.

Vietnam juga mengizinkan para investor menjadi bagian dari free trade agreement sehingga para Investor tidak perlu membayar bea keluar dan masuk lagi saat melakukan penjualan keluar negeri, berbeda dengan Indonesia yang selalu menetapkan tarif impor meskipun yang melakukan impor adalah para investor yang berinvestasi di Indonesia. 

Indonesia sudah jauh tertinggal dari Vietnam soal keterbukaan dan kesempatan untuk berinvestasi. Ibaratnya, Vietnam membuka karpet merah lebar-lebar kepada para investor yang hengkang dari Asia Timur, sedangkan Indonesia masih disibukkan dengan berbagai kemelut yang terjadi di dalam negara Indonesia sendiri. 

Indonesia bukannya jalan ditempat, tetapi kenyataannya Vietnam berlari lebih cepat dengan segala persiapannya. Aktivitas investasi di era pemerintahan Presiden Jokowi memang sudah berubah dan berbenah banyak terutama dalam birokrasi investasinya, tetapi ingat negara lain juga melakukan hal yang sama. Berbagai paket kebijakan ekonomi yang telah diluncurkan oleh presiden Jokowi nampaknya masih belum seksi bagi para investor sehingga Vietnam masih menjadi pilihan pertama bagi para investor.

Perlu upaya serius dari pemerintah terutama di tengah badai resesi ekonomi dunia saat ini yang sedang mengguncang dunia. Untuk mengatasi resesi tersebut, salah satu cara terbaik adalah mengundang para investor masuk ke Indonesia. 

Agar mereka mau masuk ke Indonesia, perlu kita persiapkan iklim investasi yang sangat ramah kepada para investor, memangkas regulasi yang menghambat investasi, identifikasi perizinan yang tidak diperlukan serta rekomendasi berbagai pihak terkait dengan investasi. Kita sudah jauh tertinggal, sudah saatnya kita berlari, mengejar dan melewati Vietnam sebagai negara terbaik soal Investasi minimal di Asia Tenggara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun