Maros, Kompasiana --- Upaya mengenalkan kekayaan alam dan sejarah prasejarah di Maros kembali mendapat sentuhan kreatif dari kalangan mahasiswa. Jessy Muthia, mahasiswi Ilmu Komunikasi dari Universitas Muhammadiyah Buton (UM Buton), tampil sebagai sosok utama di balik produksi video deskriptif yang mendokumentasikan 11 Leang (goa) di Kelurahan Kalabbirang, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros.
Tak hanya bertindak sebagai sutradara (director), Jessy juga mengisi narasi voice over dengan suaranya sendiri dalam video tersebut. Narasi ini berfungsi sebagai pengantar informasi yang memperkenalkan nama, latar belakang sejarah, serta keunikan masing-masing Leang yang tersebar di Kalabbirang. "Saya ingin mengajak penonton tidak hanya melihat visualnya, tetapi juga memahami cerita yang ada di balik setiap Leang," ujar Jessy.Â
Visual dan Narasi: Kolaborasi Komunikasi dan Budaya
Produksi video ini memanfaatkan drone sebagai media pengambilan gambar utama, mengingat sebagian besar Leang berada di kawasan berbukit, terjal, dan sulit diakses secara langsung. Dari udara, keindahan bentang alam Kalabbirang dan detail mulut goa berhasil ditangkap dengan sudut pandang yang sinematik.Â
Jessy menyusun narasi berdasarkan hasil riset lapangan, cerita masyarakat lokal, serta referensi sejarah yang ada. Setiap Leang --- seperti Leang Lompoa, Leang Burung 1 dan 2, Leang Bembe', Leang Timpuseng, hingga Leang Pajae --- ditampilkan lengkap dengan deskripsi khas yang membuat masing-masing goa memiliki nilai informasi tersendiri.
Kendala Lapangan Tak Padamkan Semangat Berkarya
Proses produksi tentu tidak berjalan mulus. Selain keterbatasan peralatan dokumentasi bagian dalam goa, cuaca di daerah perbukitan kerap berubah cepat, sehingga pengambilan gambar harus menyesuaikan kondisi lapangan. Meski begitu, dengan kreativitas dan perencanaan yang matang, Jessy dan tim berhasil menyelesaikan seluruh footage yang dibutuhkan. Narasi suara yang direkam secara mandiri juga menambah sentuhan personal dalam video ini, menciptakan pengalaman menonton yang lebih dekat dan informatif bagi penonton.
Media Kreatif untuk Edukasi dan Pelestarian
Video deskriptif ini tidak hanya menjadi sarana dokumentasi visual, tetapi juga berfungsi sebagai media edukasi yang mengenalkan nilai sejarah dan budaya lokal kepada khalayak luas. Jessy berharap karya ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, pemerintah, maupun pelajar untuk lebih memahami potensi warisan geologi dan prasejarah yang dimiliki Kalabbirang.
Dengan menyatukan kemampuan sinematografi, storytelling, dan teknik komunikasi audio visual, Jessy Muthia membuktikan bahwa mahasiswa komunikasi mampu berkontribusi langsung dalam pelestarian budaya lokal melalui pendekatan kreatif dan informatif.
Jessy Muthia-Mahasiswa Ilmu Komunikasi-UM Buton.