Mohon tunggu...
Jessica Christina
Jessica Christina Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hospitality and Tourism student of Trisakti Institute of Tourism

Salah satu penerima Beasiswa Unggulan Kemdikbud RI tahun 2017, prodi S1 Hospitaliti dan Pariwisata - Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti

Selanjutnya

Tutup

Love

Terserah

25 Januari 2021   15:08 Diperbarui: 25 Januari 2021   15:14 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Love. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Prostooleh

Saya Jessica Christina, mahasiswi Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti prodi S1 Hospitaliti dan Pariwisata 2017 - dan salah satu penerima Beasiswa Unggulan Kemdikbud Republik Indonesia. Tulisan yang saya buat biasanya berdasarkan pengalaman atau pendapat pribadi saya.

Putus cinta, hmm... hampir semua orang pasti merasakannya, kan? Dengan berbagai alasan apapun, ada saja hal yang dapat menjadi penyebab putusnya hubungan. Semakin dewasa pola pikir, semakin tinggi pula ekspektasi kita untuk mencari pasangan - dan semakin mudah kecewa juga dengan masalah yang satu ini.  Tanda-tanda putus cinta berbeda-beda sesuai usia ketika kita pacaran. Semakin muda kita pacaran, maka alasan untuk putus juga biasanya lebih sepele, atau masalah sepele yang dibesar-besarkan saja. 

Biasanya, alasan utamanya adalah bosan atau ingin mencari yang lain, ingin mencoba saja karena teman-teman lain sudah ada yang pacaran, atau ingin memiliki kebebasan lagi. Di usia muda, apa yang kita cari dari pasangan lebih mengutamakan fisik. Utamanya karena kita tertarik dengan mereka dari fisik - masa bodo dengan kepribadiannya, apabila ia menyenangkan & baik hati maka itu adalah nilai plus. 

Tanda-tanda putus ketika pacaran di masa sekolah terlihat dari hal-hal sepele - jarang balas chat padahal sudah di luar jam kesibukan sekolah. Sesepele itu, namun memang menjadi salah satu tanda yang jelas bahwa ending dari hubungannya akan buruk. Alasannya karena di masa sekolah belum ada kegiatan sibuk selain sekolah, les, dan bermain. Selanjutnya, muncul kalimat-kalimat yang menjadi punchline putus hubungan di masa sekolah: "Aku mau fokus belajar/ujian", "Kita lebih cocok temenan", atau "Kamu terlalu baik untuk aku".

Ketika kita sudah memiliki pola pikir yang lebih dewasa, pertimbangan cari pacar juga bukan sekedar dari fisiknya saja. Melainkan, dari cara pola pikirnya, caranya berkomunikasi kepada kita, tentang kegiatannya dan perencanaannya masa depan, serta dari bibit-bebet-bobot keluarganya. Sekali lagi, semakin kita dewasa, semakin tinggi juga ekspektasi kita dalam mencari pasangan. Hal-hal kecil yang dirasa tidak cocok dengan kita kembali lagi kepada kita mau menerima dan menyesuaikan, atau mau menyerah saja? 

Tanda-tanda putus lebih ke masalah-masalah yang timbul saat menjalin hubungan, bagaimana kita menyikapi perdebatan dengan pasangan. Pacaran di masa dewasa membutuhkan lebih dari sekedar bosan untuk putus, karena lebih membutuhkan pengertian antara satu sama lain. Harus dimengerti juga, walaupun sudah cocok dengan pasangan, tanda-tanda lainnya yang mengharuskan kita putus dengan pasangan adalah dari diri pasangan kita. 

Contohnya seperti dominasi dalam hubungan, dibatasinya kita untuk melakukan kegiatan, komentar atau kritik dari pasangan yang hanya menginginkan kita menjadi seperti ekspektasinya dia. Hal-hal kecil yang dapat dinilai sebagai red flag harus diperhatikan. Menjalin hubungan dengan orang lain, tujuannya hanya melengkapi kita dan seharusnya menjadi support system satu sama lain. Dengan menjalin hubungan, pastikan bahwa hubungan tersebut sehat dan menjadikan kita dan dia menjadi orang yang lebih baik. Semakin dewasa, semakin bijaksana, place your happiness and sanity first.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun