Mohon tunggu...
Jesica Agnes Manihuruk
Jesica Agnes Manihuruk Mohon Tunggu... Mahasiswa PKN STAN

Manusia yang sedang mencoba mengeksplorasi diri lebih dalam lagi.

Selanjutnya

Tutup

Seni

Teater Mak Yong: Warisan Budaya Tak Benda Melayu

1 Agustus 2025   10:00 Diperbarui: 1 Agustus 2025   09:47 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seni. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sejarah Teater Mak Yong

Kota Batam, salah satu kota di Provinsi Kepulauan Riau, memiliki budaya yang sangat erat dengan kebudayaan Melayu. Hal ini dapat  dilihat dari adat istiadat, tari tradisional, alat musik tradisional, permainan tradisional, pentas seni tradisional yang turut memperkaya keanekaragaman budaya di Batam. Salah satu budaya Melayu yang berkembang di Batam adalah teater Mak Yong. Pada perkembangannya, kesenian ini telah dicatatkan oleh pemerintah Kota Batam sebagai salah satu warisan tak benda pada tahun 2013 (Antaranews, 2021)

Mak Yong adalah suatu seni teater tradisional yang begitu lekat di telinga orang-orang Melayu. Dalam pertunjukannya, Mak Yong banyak menceritakan tentang kehidupan istana, lengkap dengan pesan moral yang hendak disampaikan. Seni pertunjukan teater Makyong dimainkan dengan tarian, nyanyian, dan lawakan yang terjalin dalam suatu alur cerita. Pemainnya ada 20 orang, yang pria bertopeng sedangkan yang wanita mengenakan kostum gemerlap. Makyong merupakan seni drama yang dapat digolongkan ke dalam bentuk drama tari yang mengandung unsur-unsur ritual.

Teater Mak Yong ini bukanlah merupakan warisan asli dari Kota Batam. Mak Yong diasaskan di Kerajaan Patani yang kini merupakan sebagian dari Thailand. Menurut Hikayat Patani, Mak Yong di bawa ke Kelantan lebih dari 200 tahun dahulu. Kemudian, kesenian ini berkembang ke Kedah dan negeri-negeri lain. Semasa di Patani, Mak Yong biasanya dipersembahkan di istana sehingga 1920 di mana ia sering dipertontonkan di kalangan orang biasa.

Eksistensi Mak Yong Sampai Saat Ini

Perkembangan kebudayaan Melayu di kota Batam berawal dari Walikota Madya Batam yang pertama tahun 1983 yang bernama Bapak Usman Draman dan pada masa itu Batam masih kota Madya. Masa kegemilangan budaya melayu di Batam saat itu sangat luar biasa. Pulau Panjang yang merupakan daerah wisata di wilayah kota Batam sebagai salah satu tempat perkembangan teater Makyong.

Perkembangan Mak Yong di Pulau Panjang tahun 1970 sangat pesat. Seniman Mak Yong di Pulau Panjang melakukan pertunjukan Mak Yong ke pulau-pulau menggunakan perahu layar. Selain sebagai kesenian budaya, Melayu Mak Yong di jadikan sebagai mata pencaharian mereka. Tahun 1995 merupakan puncak keberhasilan dan berkembangnya Mak Yong sampai seniman Pulau Panjang yang telah mengharumkan nama Batam sebagai seniman Melayu yaitu bapak Basri yang meninggal dunia sejak tahun 2000, seolah-olah sudah tidak ada Mak Yong lagi, karena pemeran-pemeran Mak Yong sudah banyak meninggal. Pada tahun 2006 Mak Yong di Pulau Panjang sudah mulai menurun.

Seni pentas drama rakyat Mak Yong yang dikenal di Provinsi Kepri tepatnya di Kota Batam, merupakan akar budaya Melayu yang ada di Batam yaitu di Pulau Panjang. Tahun 2000 seni drama Mak Yong masih diminati oleh masyarakat. Namun sejak tahun 2006, eksistensi seni drama Mak Yong mulai menurun, dalam arti jarang ada undangan dan permintaan dari masyarakat. Ketika perayaan besar saja Mak Yong ditampilkan seperti acara kenduri seni Melayu salah satunya, sampai di tahun sekarang, masih menurun tidak ada perkembangan. Sangat jauh dari tahun-tahun sebelumnya Mak Yong sering ditampilkan baik diluar kota maupun di pulau-pulau lainnya, di luar negeri, acara pernikahan, acara kecamatan maupun kelurahan.

Hal ini dikarenakan adanya pengaruh budaya-budaya lain yang sudah berkembang baik dalam maupun luar negeri. Disamping itu seni drama Mak Yong di pulau Panjang juga mempunyai kelemahan, diantaranya kurangnya daya jual atau promosi akibat kurangnya perhatian oleh pemerintah.

Faktor Pendukung dan Penghambat Perkembangan Teater Mak Yong

Menurut Sari dan Arnessih (2017), ada beberapa faktor yang menyebabkan seni pertunjukan tradisional Mak Yong pada zaman dahulu sangat banyak diminati oleh masyarakat. Hal ini karena dulunya tidak ada hiburan selain pertunjukan dan pementasan seni kebudayaan Melayu seperti joget Dangkong lebih terkhusus pementasan Mak Yong. Selain sebagai kesenian tradisional Melayu, pementasan ini juga merupakan mata pencaharian bagi pemeran-pemerannya. Saat itu pula tidak ada kabudayaan lain yang masuk sehingga banyak masyarakat yang sangat antusias dalam pertunjukan Mak Yong ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun