Mohon tunggu...
Jeri Santoso
Jeri Santoso Mohon Tunggu... Nahkoda - Wartawan

Sapiosexual

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Liberalisasi Pendidikan dan Pembodohan Sistemik dalam Kampus

31 Agustus 2019   01:52 Diperbarui: 5 September 2019   15:39 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: katadata.co.id

Oleh sebab itu, pendidikan nasional mengenal beberapa prinsip penyelenggarannya, yaitu:

1) pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan dan kultural, dan kemajemukan bangsa;

2) pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistematik dengan sistem terbuka dan multimakna;

3) pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan siswa yang berlangsung sepanjang hayat;

4) pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran;

5) pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis, dan menghitung bagi segenap warga masyarakat; serta 6) pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan.

Tata kelola pendidikan untuk rakyat harus menjadi kredo bersama satu koridor dengan prinsip-prinsip penting penyelenggaraan pendidikan. Karena keberhasilan suatu pembangunan harus memperjuangkan ruang bagi seluruh masyarakat untuk dicerdaskan oleh negara.

Pergerakan pendidikan di Indonesia sudah mengalami beberapa kali perbaikan, akan tetapi pendidikan terus saja masih tertinggal dari negara-negara lain. Angka putus sekolah terus memprihatinkan. Ironisnya, sekitar 73% kasus putus sekolah disebabkan oleh faktor ekonomi (Kompas,8/9/2016).

Perspektif Kritis
Mengutip pendapat Darmaningtyas (2019), pendidikan tinggi kita memiliki sejarah sebagai bagian dari perjuangan bangsa sehingga tugas utamanya semestinya mencerdaskan masyarakat dan bangsa agar dapat terlepas dari penjajahan ideologi, politik, ekonomi, dan budaya. Coba cermati beberapa catatan berikut!

Pertama, komitmen mencerdaskan masyarakat sangat minim oleh birokratisasi kampus yang semakin sumpek. Semakin banyak orang berlomba menulis di jurnal internasional semakin banyak pula yang lupa mengkomunikasikan dan menyederhanakan ilmu pengetahuannya kepada masyarakat luas. Gunanya apa coba? Kalau masih banyak masyarakat yang tidak tahu baca-tulis. Konsep pendidikan yang terlalu mengejar rangking yang belum tentu relevan dengan kehidupan masyarakat perlu diperhatikan lagi.

Kedua, masa depan Indonesia maju butuh cendikiawan yang kreatif, inovatif, dan menjawabi tantangan globalisasi. Output pendidikan bukan mencetak ijazah sebanyak mungkin. Bahkan ijazah sekarang mampu dibeli oleh rupiah. Itulah liberalisasi pendidikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun