Mohon tunggu...
YEREMIAS JENA
YEREMIAS JENA Mohon Tunggu... ut est scribere

Akademisi dan penulis. Dosen purna waktu di Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Berhubungan Seks dengan Binatang Tidak Salah Secara Moral

19 Juni 2012   01:47 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:48 2039
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13400703802072212424

[caption id="attachment_188996" align="alignleft" width="268" caption="Peter Singer ketika tampil dalam debat di Televisi Q&A Australia. Foto direproduksi dari perdebatan tersebut."][/caption] Para bioetika kontroversial Peter Singer telah menerima penghargaan sipil tertinggi dari negaranya, Australia. Secara publik Singer diangkat dan dinyatakan sebagai tokoh yang menerima penghargaan “Companion of Order of Australia” untuk sumbangan pemikirannya dalam bidang filsafat dan bioetika. Dengan penghargaan ini, keahliannya diakui dan dia dinyatakan sebagai pelopor debat publik dan komunikator ulung dalam menyebarkan gagasan di bidang kemiskinan global, hak dan kesejahteraan hewan, serta keadaan atau kondisi manusia". Peter Singer, yang bekerja sebagai filsuf di Princeton University sejak tahun 1999, adalah seorang penulis produktif yang dikenal sebagai juru bicara bioetika utilitarian. Selain itu, dia juga dikenal sebagai ahli teori hak asasi hewan. Dalam beberapa tahun terakhir ia juga bnyak menulis tentang etika kesejahteraan. Aliran politiknya sejalan dengan Partai Hijau Australia. Pada tahun 1996 ia menulis manifesto dari partai itu bersama mantan pemimpin partai tersebut, yakni Bob Brown. Peter Singer pernah mencalonkan diri memperebutkan kursi Senat Federal tetapi tidak berhasil. Meskipun demikian, partai hijau tetap dianggap sebagai partai yang memegang keseimbangan kekuasaan di Senat, dan barangkali ini dapat dilihat sebagai semacam penghargaan kepada pemikiran dan gagasan politik Peter Singer.

Apakah semua orang setuju atau tidak bahwa Singer adalah filsuf dunia yang paling terkenal mungkin sulit untuk mengatakannya. Meskipun demikian, tampaknya tak terbantahkan bahwa dialah filsuf asal Australia yang paling terkenal dewasa ini. Belum lama ini Peter Singer muncul di televisi online Q & A (lihat http://www.abc.net.au/tv/qanda/txt/s2920673.htm) di mana dia membela bestiality sebagai posisi moral yang dapat diambil oleh seseorang dalam hidupnya. Sebagai catatan, bestiality adalah aktivitas seksual antara manusia dengan makhluk non-manusia, misalnya binatang. Bagi Peter Singer, melakukan hubungan seks dengan binatang tidak salah secara moral. Inilah salah satu kontroversi pemikiran Peter Singer di samping pemikiran-pemikiran kontroversial lainnya, misalnya dukungan dia terhadap aborsi, euthanasia, pembunuhan terhadap orang cacat, dan sebagainya.

Dalam konteks kontroversi inilah protes kerasa bermunculan ketika pemerintah Australia memberikan penghargaan prestisius itu kepada Peter Singer. Barnaby Joyce, Ketua Senat Nasional, menyebut penghargaan ini sebagai suatu “kegilaan”. Sementara itu, Dr. Amin Abboud, seorang filsuf moral, juga mempertanyakan kebijakan pemerintah Australia ini. Menulis di The Australian, Dr. Abboud merasa heran mengapa orang Australia bisa menerima begitu saja pemikiran-pemikiran kontroversial Peter Singer. Dr. Abboud menulis, “Can Australians who may feel like accessories after the fact to infanticide get a certificate of their own explicitly dissociating them from Singer's repugnant views?” Tampak jelas kekhawatiran Dr. Abboud, bahwa orang Australia akan sulit melepaskan diri dari identifikasi bangsa itu dengan pemikiran-pemikiran kontroversial Peter Singer.

Ketika dimintai tanggapannya, Peter Singer justru memahami kritik-kritik semacam itu secara filosofis. Bagi dia, siapa pun yang tidak setuju dengan pandangan-pandangannya bisa menolak atau berpendapat lain. Dan itu menunjukkan bahwa orang Australia memang sangat toleran terhadap keragaman pandangan. Kepada The Australia, Peter Singer menegaskan bahwa itulah realitas bangsa Australia yang memberi ruang seluas-luasnya kepada perbedaan pendapat. Dalam nuansa kontroversi inilah Peter Singer menerima hadiah prestisius itu dari pemerintah Australia.

Mengapa berhubungan seks dengan makhluk non-human (binatang) dianggap Peter Singer sebagai tidak salah secara moral? Peter Singer adalah seorang filsuf (etikawan) dan bioetikawan yang sangat rasional. Dia mendasarkan seluruh pertimbangan moral pada kekuatan nalar (rasio) manusia dan bukan berdasarkan perasaan. Peter Singer bertanya, mengapa Anda menolak berhubungan seks dengan binatang? Apakah karena perasaan jijik dan muak? Jika Anda menjawab “ya”, maka menurut dia, jawaban Anda itu tidak meyakinkan secara filosofis. Dengan kata lain, penolakan terhadap posisi moral apa pun harus disertai dengan alasan-alasan rasional dan filosofis.

Bagi Peter Singer, tindakan apa pun disebut sebagai baik dan benar secara moral jika akibat dari tindakan tersebut memuaskan atau membawa kepuasan bagi mereka yang terkena dampak tindakan moral tersebut. Inilah posisi dasar dari filsafat moral yang dewasa ini dikenal dengan nama utilitarianisme preferensi. Utilitarianisme adalah ajaran moral yang mengatakan bahwa suatu tindakan disebut benar secara moral jika tindakan tersebut membawa atau mendatangkan keuntungan bagi sebesar-besarnya orang (the greatest happiness for the greatest number of people). Pertanyaan siapakah orang-orang yang masuk dalam tataran “the greatest number of people” tersebut? Siapakah mereka? Peter Singer menjawab bahwa mereka adalah orang-orang yang terkena dampak tindakan. Demikianlah, dalam menilai apakah berhubungan seks dengan binatang, misalnya, orang-orang yang terkena dampak tindakan tersebut adalah binatang itu sendiri dan manusia. Bagi Peter Singer, berhubungan seks dengan binatang dapat dibenarkan secara moral jika (1) hubungan tersebut dilakukan tanpa kekerasan; (2) memuaskan kedua belah pihak; dan (3) menghasilkan konsekuensi terbesar bagi sebesar-besarnya orang yang terlibat di dalamnya, yakni jumlah keseluruhan dari kenikmatan yang dialami dari hasil hubungan tersebut.

Perdebatan mengenai apakah berhubungan seks dengan binatang dapat dibenarkan secara moral atau tidak akan terus menuai kontroversi. Apakah kita setuju dengan posisi moral ini? Jika kita tidak setuju, alasan rasional apakah yang bisa kita kemukakan?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun