Mohon tunggu...
Jentar Samosir
Jentar Samosir Mohon Tunggu... Human Resources - Propesional Literasi sekolah

Solusi pemecahan masalah jika kita rajin membaca

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Perpustakan Digital Hadir "Mempercepat Menumbuhkan Budaya Baca"

18 November 2019   09:00 Diperbarui: 9 September 2020   16:37 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Dalam era teknologi, di perpustakaan  harus mengikuti pran digital library karena merupakan primadona pemustaka pada zaman now mau tidak mau, penyediaan sarana dalam menggunakan internet dan tehnologi dalam menejemen perpustakaan dalam menghadapai dunia pendidikan saat ini dalam era globalisasi (digital ) salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber manusia adalah untuk mengembangkan  minat baca dan kebisaan membaca di Perpustakaan , Pemerintah unsur pendidikan mempunyai tanggung jawab besar terhadap peningkatan dan pengembangan minat baca dan kegemaran minat baca, salah satu upaya mendistribusikan buku ke perpustakaan untuk menumbuhkan budaya minat bacanya, oleh karena itu dalam transisi perobahan mau tidak mau.Pada era informasi saat ini, tehnologi informasi dan komunikasi tidak bisa terpisahkan dari kehidupan global.Oleh karena itu setiap instuitusi termasuk perpustakaan berlomba untuk  mengintegrasikan ICT (Information and Comunikation Tehnology) membangun untuk memperdayakan sumber manusia berbasis pengetahuan agar dapat bersaing dalam era globalisasi.

Banyak orang mengatakan bahwa buku merupakan jendela dunia ,mengapa demikian ? 

karna buku adalah alat komunikasi tulisan yang  menambah ilmu penegetahuan bertambahnya  wawasan yang sangat luas bahkan dunia semestapun akan bisa mengetahui karna membaca,  masyarakat Indonesia dalam membaca dan menulis masih terbilang sangat rendah. Tak usah jauh menelisik pada masyarakat Eropa seperti Inggris, Prancis, Jerman, atau bahkan di Amerika, di kawasan Asia Tenggara (ASEAN) saja, kebiasaan membaca dan menulis juga terbilang rendah. Indonesia menempati urutan ketiga terbawah di kawasan ASEAN, atau berada di atas Kamboja dan Laos.

Kondisi ini tentu saja sangat memprihatinkan. Berdasarkan indeks nasional, tingkat minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,01. Sedangkan rata-data indeks tingkat membaca di negara-negara maju berkisar antara 0,45 hingga 0,62.

Perhatian Pengembangan Perpustakaan

Indeks minat baca rendah akibat pengaruh Perpustakaan sistem pengelolanya belum dimaksimalkan ini disebabkan belum menjadi skala prioritas,Pemeritah sudah melakukan beberapa langkah sebuah gerakan minat baca, apakah itu menaikkan posisi nilai indeks, berdasarkan hasill surve di beberapa Perpustakaan Perguruan tinggi,perpustakaan sekolah, rendahnya minat baca masyarakat Indonesia.

Ini menyebabkan karna pertumbuhan sarana menunjang tempat penyedia layanan informasi ( digital library ) belum teredia dan  sentral dalam taraf akses informasi belum meyediakan aktivitas sesuai harapan dan amanah UU 43 Tahun 2007, sebagaimana disebut dalam uu semuai jenis Perpustakaan harus berstandart nasional  dan dianggarkan setiap tahun,salah jenis perpustakaan sekolah/madrasah harus mengalokasikan sedikt 5% untuk kegiatan operasional kegiatan dari belanja dari.

Apakah amanah UU pelaksanaan sudah terujud, sampai saat ini data sekolah yang melaksanakan belum diketahui,bagaimana pepustakaan yang tidak memliki anggaran mau menjalankan kegiatan apa? Inilah masalah yan dihadapi pengelola perpustakaan, akibatnya pembudayaan minat baca dikalangan siswa disekolah rendah minatnya,apalagi tutntutan zaman sekarang perpustakaan karna tidak mengikuti kemajuan tehnologi akhirnya pemustaka tidak tertarik melangkah beraktivitas ke perpustakaan.

Berdasarkan beberapa penelitian, penyebab rendahnya budaya baca ini karena (internet dan media sosial) potensi sangat mempengaruh,masyarakat pemakaian media elektronik cukup tinggi dibandingkan membaca buku.  Masyarakat Indonesia lebih suka mengirim SMS atau BBM-an, Facebook-an atau Twitter-an dibandingkan membaca buku

Bila kondisi ini terus berlangsung dan tak diantisipasi sejak dini, maka kita tidak bisa berharap banyak pada mutu dan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia. Lalu apa yang bisa dilakukan pemerintah?

Layanan digital Menjadi Primadona

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun