"Kenapa?"
"Aku...sudah ga bisa lagi sabar nunggu. Mo sampai kapan? Kalau kamu tetap bersikeras  menikah nunggu kakakmu nikah dulu, gw nyerah.
Temen-temen Bang Rino rata-rata sudah nikah dan bahkan ada yang sudah mo punya anak tiga, lha aku? Pliss Ca, kakakmu itu sudah 40 tahun umurnya, ga laku-laku, mo nunggu sampai kapan?.."
Aku menatapnya dengan nanar berharap dia mengerti kondisiku...
10 Tahun lalu...
"Ca...Caca...lagi apa sih, sini keluar yuk temenin kakak", kak Tiwie memanggilku dari teras, rumah kami persis dipinggir jalan raya yang biasa dilewati berbagai jenis kendaraan, dari sepeda sampai bus. Sebenarnya kurang asik untuk mengobrol di teras. tapi entah kenapa kak Tiwie senang banget duduk-duduk disana.
"Ada apa sih ka? banyak debu loh", aku menghampirinya ke depan pintu
"Ayo, duduk disini"
aku duduk disebelahnya
"Ca.....kakak mo ngasih tw, kakak ga jadi nikah sama mas Tomo..."
"Apa Kak?" rasa-rasanya telingaku seperti tersumbat, mungkin aku salah dengar.