Mohon tunggu...
Jeniffer Gracellia
Jeniffer Gracellia Mohon Tunggu... Lainnya - A lifelong learner

Menulis dari Kota Khatulistiwa

Selanjutnya

Tutup

Kurma Artikel Utama

Festival Meriam Karbit di Pontianak, Tanda Hari Raya Idul Fitri Sudah Dekat

28 April 2021   16:02 Diperbarui: 29 April 2021   10:44 3438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana kemeriahan permainan meriam karbit di tepi Sungai Kapuas saat malam takbiran.| Sumber: KOMPAS.com/YOHANES KURNIA IRAWAN

Masyarakat Indonesia dengan keberagaman budaya memiliki berbagai cara-cara unik dalam rangka menyambut dan merayakan Hari Idul Fitri. Di Kalimantan Barat, tepatnya di Kota Pontianak, masyarakat Muslim di sini merayakan hari kemenangan dengan membunyikan meriam karbit di pinggiran Sungai Kapuas.

Suara dentuman yang keras terdengar hingga sepenjuru Kota Pontianak, mengartikan Hari Idul Fitri sudah dekat. Untuk masyarakat seperti penulis yang tinggal tidak jauh dari Sungai Kapuas, kadang kaca rumah pun ikut bergetar karena dentuman meriam yang meriah.  

Meriam karbit sangatlah istimewa untuk masyarakat Pontianak dibuktikan dengan diselenggarakan Festival Meriam Karbit setiap tahunnya. Meriam karbit juga ikut dalam cikal bakal Kota Pontianak ditemukan, yang berhubungan erat dengan sosok Kuntilanak.

Festival Meriam Karbit dalam rangka menyambut dan merayakan Hari Idul Fitri di Pontianak | Foto diambil dari PontianakPost
Festival Meriam Karbit dalam rangka menyambut dan merayakan Hari Idul Fitri di Pontianak | Foto diambil dari PontianakPost

Meriam karbit

Meriam karbit berbeda dengan meriam yang digunakan ketika perang dulu walaupun cara menyalakannya mirip. Meriam karbit dibuat dari kayu balok yang panjangnya sekitar 6 meter dan berdiameter sekitar 50 sentimeter. 

Kayu yang digunakan untuk membuat meriam pun bermacam-macam, namun sekarang kebanyakan menggunakan kayu meranti.

Untuk membunyikan meriam, satu batang kayu tipis yang ujungnya dililit dengan kain akan dilumuri minyak tanah untuk menyulut api. Meriam kemudian diisi dengan air terlebih dahulu kemudian diikuti dengan kalsium karbita atau karbit. 

Meriam setelah itu ditutup kemudian disulut dengan api. Untuk menarik perhatian masyarakat, meriam juga di cat warna-warni, dibungkus kain bermotif hingga diberikan aksesoris menarik lainnya.

Penulis juga menemukan tradisi menyalakan meriam karbit dalam rangka menyambut dan merayakan Hari Raya Idul Fitri bukan hanya ada di Pontianak, namun juga di kota-kota lain di Kalimantan bahkan hingga di provinsi Aceh. 

Keraton Kadariah, istana Kesultanan Pontianak yang dipercaya sebagai dimana meriam jatuh pertama kali | Foto diambil dari Wikipedia/Zhilal Darma
Keraton Kadariah, istana Kesultanan Pontianak yang dipercaya sebagai dimana meriam jatuh pertama kali | Foto diambil dari Wikipedia/Zhilal Darma

Legenda kuntilanak dan meriam karbit

Pada tahun 2017, masyarakat dihebohkan dengan wacana dibangunnya patung kuntilanak raksasa dengan ukuran 100 meter di dekat Tugu Khatulistiwa, Kota Pontianak. 

Pontianak memang kerap dihubungkan dengan sosok hantu yang satu ini, karena dalam bahasa Melayu memang Pontianak adalah sebutan untuk hantu kuntilanak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun