Prinsip inilah yang akhirnya mendorong Jeng Asti untuk terus mengasah dan menambah wawasan keilmuannya dalam bidang spiritual, supranatural atau metafisika. Salah satunya adalah dengan banyak membaca buku ataupun literatur yang berkaitan dengan dunia parapsikologi. Mulai dari versi kejawen, India, barat hingga ilmu hikmah.
Tak hanya belajar dari buku, Jeng Asti pun mulai mendalami berbagai bidang keilmuan metafisika dan supranatural dari berbagai master di seluruh penjuru dunia. Diantaranya adalah sebagai berikut;
- Seni pengobatan reiki bersama Master William Rand dari Amerika Serikat
- Kundalini bersama Bonnie Greenwell, Ph.D dari Amerika Serikat
- Aura dan Prana bersama Master Choa Kok Sui, dll
Berbekal keitimewaan yang Ia miliki, Jeng Asti pun tidak membutuhkan waktu lama untuk bisa mencapai level Master serta menguasai dan mendalami bidang bidang keilmuan tersebut.
Selain itu, Ia juga mengasah keilmuannya dalam bidang ilmu ilmu jawa kuno, seperti beragam jenis ilmu pelet dan ilmu pengasihan. Bahkan tidak hanya itu saja, beliau juga mendalami tentang ilmu asmaragama. Karena memang beliau juga sangat mencintai kebudayaan jawa dan keilmuannya.
Memantapkan Diri
Dari berbagai bidang keilmuan dan kemampuan yang dimiliki, sejak 5 tahun belakangan ini Jeng Asti memang lebih mendalami bidang bidang keilmuan yang berkaitan dengan Pengasihan, Asmara, dan Rumah Tangga.
Dan karena sudah terlanjur jatuh hati dengan bidang keilmuan tersebut. Jeng Asti akhirnya  memutuskan untuk fokus menekuni bidang keilmuan tersebut. Serta lebih konsen membantu orang orang yang memang memiliki problem atau masalah dalam berbagai hal yang berkaitan dengan asmara, seks, dan rumah tangga.
Mengingat kebutuhan akan Cinta, baik itu Mencintai dan atau Dicintai merupakan salah satu kebutuhan paling krusial dalam kehidupan manusia. Bahkan masalah percintaan dan rumah tangga seringkali menjadi AKAR DARI SEGALA PERMASALAHAN.
Contohnya, ada seorang klien pria yang meminta bantuan Jeng Asti karena KARIRNYA JALAN DI TEMPAT.
Ia kesulitan menawarkan produknya ke target market dan kalah saing dan karyawan-karyawan baru di tempat kerjanya.
Usut punya usut, ternyata pria berusia 37 tahun ini, memiliki istri yang sulit diatur dan selalu menuntut lebih darinya. Sehingga membuat rumah tangganya pun terasa kurang harmonis. Dan sering cekcok, bahkan hanya karena masalah sepele bisa berubah menjadi masalah yang besar.
Karena tidak sanggup memendam masalahnya, akhirnya emosi akibat masalah dalam rumah tangganya terbawa dalam suasana kerja. Sehingga membuat Ia susah fokus dan kinerjanya pun tidak maksimal.
