Oleh Bude Binda
Judul       : Dalam Rinai Hujan
Penulis      : Arie Saptaji
Penerbit       : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: 2012
Tebal buku  : 196 halaman
Saya membaca novel karya teman saya Arie Saptaji ini dengan penuh minat. Mengapa? Karena saya pernah baca novel tulisannya yang sebelumnya "Warrior Sepatu untuk Sahabat" dan novel perdananya itu menarik serta yang terpenting sederhana. Ya di tengah gempuran bacaan remaja yang sering menceritakan gadis kota lengkap dengan pernak-pernik dan kegenitan kota, asyik juga baca kisah gadis desa dengan latar pegunungan yang alami dan lugu.
Di novel keduanya Arie kembali menuturkan cerita tentang gadis desa nan lugu. Siwi tokoh novel "Dalam Rinai Hujan" ini gadis desa di Temanggung yang bersekolah di sebuah SMA di Parakan. Parakan kota kecil di barat Temanggung. Lika-liku anak sekolah SMA lengkap dengan teman-teman pergaulannya atau "peer group" nya diceritakan dengan runtut.
Masalah mulai muncul saat Siswi lulus SMA dan setengah menganggur. Kegiatannya hanya membantu berjualan di warung kecil ibunya. Desa yang dulunya nyaman lama-lama menjadi tempat yang membosankan. Hiburan satu-satunya televisi pun tak berhasil mengusir rasa jenuh Siwi. Dia mulai berangan-angan bekerja di kota yang gemerlap.
Gayung bersambut tak sengaja Siwi bertemu Marni gadis tetangga desa yang bekerja di Yogya. Marni yang tampil seksi dan modis memikat hati Siwi untuk ikut ke kota. Hanya pamit pada adiknya Widi tanpa restu ibu yang sedang pergi ke Parakan, Siwi pergi ke Yogya mengikuti Marni dan teman laki-lakinya.
Rupanya kepergian Siwi ke Yogya mengubah nasib dan perjalanan hidupnya. Siwi diperdaya dan akhirnya diperkosa oleh teman Marni. Untunglah saat kebingungan, kelelahan, dan akhirnya pingsan Siwi ditolong seorang penjual nasi goreng yang baik hati Bu Gino. Bu Ginolah yang akhirnya menampung Siwi dengan memberi tumpangan untuk tinggal di rumahnya. Bahkan memberi pekerjaan di warung nasi gorengnya.