Mohon tunggu...
Rut Sri Wahyuningsih
Rut Sri Wahyuningsih Mohon Tunggu... Penulis - Editor. Redpel Lensamedianews. Admin Fanpage Muslimahtimes

Belajar sepanjang hayat. Kesempurnaan hanya milik Allah swt

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Mengikuti Syariat Itu Perintah

7 Mei 2021   22:38 Diperbarui: 7 Mei 2021   22:51 1495
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: desain pribadi/Spark Post

Pagi ini diminta jadi pemateri kajian online, kalau sudah rezeki memang tak kemana. Jumat barokah, Jumat terakhir Ramadan tahun ini bisa sharing ilmu sungguh luar biasa. Semoga bisa menjadi penutup bulan yang sempurna, aamiin.

Tema yang diminta panitia adalah " Kemenangan Hakiki". Mengingat sebentar lagi Ramadan berlalu dan umat Islam akan merayakan Idul Fitri, bulan kemenangan. Menang dari menahan hawa nafsu dan meningkatkan ibadah. 

Puasa diperintahkan Allah agar menjadi manusia yang bertakwa, pahalanya Allah sendiri yang menghitung tanpa melalui malaikat Raqib dan Atid. Jadi, kemengan yang dimaksud kemudian bolehnya dirayakan adalah ketakwaan, buah selama satu bulan berpuasa. 

Dan takwa yang sesungguhnya adalah berupaya berjalan di jalan yang Allah tunjukkan, bukan selainnya. Dan jalan itu adalah syariat, sebagaimana firman Allah berikut:

"Kemudian Kami jadikan engkau (Muhammad) mengikuti syariat (peraturan) dari agama itu, maka ikutilah (syariat itu) dan janganlah engkau ikuti keinginan orang-orang yang tidak mengetahui" (QS Al-Jasiyah 45:18).

Jelas dan gamblang bahwa Rasulullah diperintahkan untuk berjalan di atas jalan syariat. Dan ayat ini dhahir, tak perlu penafsiran yang lain, sebab perintahnya jelas, demikian pula dengan perintah selanjutnya masih dalam kalimat yang sama, yaitu janganlah engkau ikuti keinginan orang-orang yang tidak mengetahui.

Artinya, orang yang mengikuti syariat adalah orang yang tahu, sedang yang tidak mengikuti tidak ada pengetahuan di dalamnya, maka, samakah antara tahu tidak tahu? Samalah antara buta dan melihat? Samalah dengan tuli dan mendengar? Dua keadaan yang tak perlu penjelasan, sebab nyata perbedaannya. 

Lantas, ketika kita mengaku beriman kepada Rasulullah, beliau utusan Allah apakah masih menyangkal jika beliau membawa syariat sekaligus diperintahkan menjalankannya? Atas dasar apa kemudian kita punya jalan yang berbeda dari beliau? 

Mengaku pengikut Nabi Muhamad, namun enggan mengikuti apa yang beliau bawa, nama apa yang pantas disematkan selain munafik? Bahkan dengan sombong mengatakan Islam yang dibawa Rasulullah sudah tak sesuai zaman dan uruf ( kebiasaan) bangsa Indonesia, maka perlu diganti dengan Islam Nusantara. 

Pantas saja kehidupan semakin hari semakin sempit, sebab semakin banyak syariat yang ditinggalkan. Shalat dibuat virtual, sujud dibuat challenge, Nabi digambar, riba dibuat kebutuhan, zina dijadikan gaya hidup dan masih banyak lagi. Satu saja syariat ditinggalkan sudah berakibat kerusakan fatal, bagaimana jika semuanya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun