Saya dulu di kampung halaman berfikir sudut/pojok di sebuah ruangan hanya ada empat,seperti ruangan kamar hanya ada dua di depan kiri dan kanan serta di belakang kiri juga kanan.
Setelah merantau dan tinggal di sebuah kamar,ternyata sudut/ pojok bertambah ada empat lagi,di atas kiri dan kanan dan belakang atas kiri dan kanan,karena di atas ruang kamar ada plafonnya,dan setelah sekian lama saya perhatikan tenyata sudut /pojok jumlahnya tidak terhingga,banyak bentuk bangunan dan isinya yang banyak sisi sudut/pojoknya.
Seperti halnya kita manusia di ciptakan oleh TUHAN SANG MAHA PENCIPTA berbeda beda dari segi hal apapun,termasuk cara melihat dari sudut pandang dan mencerna serta menyelesaikan suatu masalah yang tidak sama,tapi ini kadang membuat masalah tidak cepat selesai,karena masing masing orang punya pendapat yang berbeda.
Contoh;melihat masalah dari  sudut yang berbeda yang kurang memahami satu dengan yang lain.
Di suatu sekolah ada peraturan di larang merokok di area tersebut,yang membuat peraturan adalah pihak sekolah,sementara yang di lapangan sebagai petugas hanya menjalankan tugasnya untuk melarang siapapun tidak boleh merokok di lingkungan sekolah.
Disisi lain para pengantar jemputan sekolah merasa punya hak untuk merokok di area tersebut,sambil menunggu siswa siswi yang sedang belajar,ini sering terjadi  salah paham karena merasa saling benar masing- masing.
Dengan saling memahami dan menghargai orang lain, dari suatu perbedaan cara melihat dan sudut pandang setiap permasalahan akan lebih cepat di selesaikan.
Â