Mohon tunggu...
Heri Agung Fitrianto
Heri Agung Fitrianto Mohon Tunggu... lainnya -

Penikmat wisata dan perjalanan yang tinggal di Kota Tuban - Jawa Timur.\r\n\r\nArtikel2 perjalanan saya yang menarik lainnya bisa Anda baca di blog saya : http://jelajah-nesia2.blogspot.com dan http://jelajah-nesia.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Jejak Tragedi Gerbong Maut Di Museum Brawijaya

30 Januari 2014   21:56 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:18 3601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada yang menarik ketika saya berkunjung ke Museum Brawijaya yang berada di Kota Malang - Jawa Timur. Perhatian saya tertuju pada sosok sebuah benda yang berwarna hitam dan putih yang enath kenapa begitu terasa auranya begitu kelam. Click : Nikmatnya Oleh-oleh Khas Tuban

Pada halaman belakang museum ini menyimpan koleksi berupa salah satu rangkaian asli dari gerbong kereta api.
Gerbong kereta api itu merupakan saksi bisu sebuah tragedi yang pilu tentang meninggalnya para pejuang bangsa pada masa perjuangan.
Adanya gerbong itu segera mengingatkan saya pada kisah tragedi itu  yang terjadi di Kota Bondowoso.
Berada di alun-alun Kota Bondowoso, terdapat sebuah bangunan Monumen yang sangat menarik yaitu Monumen Gerbong Maut.
Di balik keindahan dari sosok bangunan dan ornamennya yang artistik dengan taman-taman di sekitarnya, ternyata monumen ini merupakan saksi bisu atas peristiwa tragis yang menimpa para pejuang dari Bondowoso pada masa perjuangan.
Satu bagian gerbong dari tiga rangkaian gerbong kereta api barang yang dijadikan monumen itu merupakan gerbong asli pada masanya.
Sedangkan  dua gerbong  yang  lainnya berada di Museum Brawijaya  di kota Malang dan satunya lagi berada di Gedung Juang DHD 45 di  Kota Surabaya.
Peristiwa tragedi Gerbong Maut yang terjadi pada tanggal 23 November 1947 d ketika  para pejuang yang tertangkap Belanda dipindahkan dari Bondowoso ke Surabaya menggunakan 3 rangkaian gerbong barang.
Belanda melakukan penangkapan besar-besaran terhadap TRI, laskar, gerakan bawah tanah dan orang-orang tanpa menghiraukan apakah yang bersangkutan berperan atau tidak dalam kegiatan perjuangan.Sehingga dalam waktu singkat penjara Bondowoso tidak mampu lagi menampung tahanan yang pada waktu itu mencapai ± 637 orang.
Rincian tahanan adalah sebagai berikut:rakyat desa (20 orang), kelaskaran rakyat dan gerakan bawah tanah(30 Orang), anggota TRI (30 orang), dan tahanan rakyat serta polisi (20 orang).Pada jam 05.30 WIB tahanan tiba di Stasiun Kereta Api Bondowoso. Sebanyak 32 orang masuk gerbong pertama yang bernomor GR 5769; 30 orang ke gerbong kedua yang bernomor GR 4416, sisanya berebutan masuk ke gerbong yang terakhir bernomor GR 10152 karena panjang dan masih baru.
Setiap tahap pengangkutan memuat sebanyak 100 orang. Pemindahan pertama dan kedua berjalan dengan baik karena gerbong yang mengangkut tahanan diberi ventilasi seluas 10-15 cm.
Namun saat pemindahan tahap ketiga menimbulkan banyak korban karena  gerbong tertutup sangat rapat dan selama perjalanan rakyat tidak boleh mendekati gerbong. Akibatnya, semua tahanan dalam gerbong menderita kepanasan, kelaparan dan kehausan. Setelah menempuh perjalanan selama 16 jam, Gerbong Maut sampai di Stasiun Wonokromo. Jam menunjukkan pukul 20.00 WIB. Setelah didata, di gerbong I No. GR 5769 sebanyak 5 sakit keras, 27 orang sehat tapi kondisi lemas lunglai, Gerbong II No. GR.4416 sebanyak 8 orang meninggal, 6 orang sehat, dan di Gerbong III No. GR. 10152 seluruh tawanan sebanyak 46 orang meninggal semua.
Di balik kisah kelam dan pilunya itu, kini  monumen  Gerbong Maut menjadi Land Mark Kisah Perjuangan Pahlawan  yang menjadi kebanggaan warga di Kota Tape ini. Sedangkan sebuah gerbong lainnya menjadi koleksi yang bersejarah di Museum Brawijaya.

Cara Jitu dan GRATIS Untuk Promosi Blog / Website

Jenazah Utuh Terkubur 35 Tahun

Penampakan Jin,Tuyul dan Pocong Di Tuban

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun