Mohon tunggu...
aris moza
aris moza Mohon Tunggu... Guru - menekuni dunia pendidikan sebab aku percaya dari sanalah mulanya segala keberhasilan itu bermula

seorang yang lantang lantung mencari arti dan makna dalam setiap langkah kecilnya. lalu bermimpi menjadi orang yang dikenal melalui karya-karyanya, bukan rupa, bukan harta, bukan panggkat atau jabatan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kenapa dengan 212?

4 Desember 2018   23:38 Diperbarui: 4 Desember 2018   23:43 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mereka digerakan oleh keyakinan, bahwa perjuangan mereka kedatangan meraka adalah perjuangan Iman, ada yang salah? tidak.
Karena semua berdasar sebuah keyakinan, jangan tanya dalil atau logika di ruang-ruang seperti ini. Keimanan tidak bisa ditakar dengan itu.

Ajang pertemuan tahunan ini, menjadi model perkumpulan baru, meskipun tujuannya belum jelas secara pasti, tetapi tidak bisa di sangkal perkumpulan yang di klaim terbesar di Dunia ini, memang berdampak sekali bagi masyarakat Indonesia, terutama yang terlibat.

kesadaran beragama menjadi besar dengan simbol-simbol yang mereka bawa.

Juga militansi mereka 212 sangat besar pada Agama Islam, tentu dengan pradigma mereka, yang paling mendasar keimanan dan keyakinan mereka telah membentuk karakter mereka, dalam memandang sesuatu dan bersikap.

212 adalah wujud transformasi sebagian masyarakat kita, tentang nilai yang di perjuangankannya. Meskipun mulanya di mulai oleh gerakan menuntut hukum tetapi dalam perjalananya menjadi sebuh gerakan Islam kontemporer menjadi sebuah ormas besar dengan nama persaudaraan 212.

212 telah banyak melakukan gerakan yang spektakuler seperti reoni akbar yang sudah berlangsung ke 2 kalinya dengan tertib dan aman. Juga gerakan-gerakan spirit mengganti kepemimpinan di Indonesia, pergerakan masa 212 dimanapun berada selalu menyelipkan pentingnya pergantian kepemimpinan di Indonesia, yang di motori oleh tokoh-tokoh 212.

212 juga menjadi bagian gerakan oposisi non partai yang cukup berperan dalam menyuarakan kritik kepada pemerintah Indonesia.

Gerakan ini yang sekarang berubah menjadi organisasi kemasyarakatan persaudaraan 212, telah merubah sebagian pradigma masyarakat kita dalam bersikap. Terlebih dalam perpolitikan di Indonesia, kehadiran 212 telah mempengaruhi peta perolitikan Indonesia.

Peran ulama seolah menjadi sangat penting dalam suksesi kepemimpinan tahun yang akan datang.

terbukti 212 beberapa kali merekomendasikan calon yang akan diusung dalam perhelatan pilpres tahun 2019.

Hal yang terkesan baru dalam kancah demokrasi di Indonesia semenjak reformasi 98, mimbar-mimbar agama menjadi alat kampanye yang cukup efektif. itu tidak terlepas dari para penggerak 212 yang kesemuanya adalah para ulama yang telah melakukan ijtihad pentingnya pergantian kepemimpinan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun