Mohon tunggu...
Jeffrey Hansel
Jeffrey Hansel Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Penggunaan Media Sosial yang Berlebihan Menghambat Pembentukan Identitas Diri

28 November 2015   21:38 Diperbarui: 28 November 2015   21:38 550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Media adalah alat (sarana) komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi, film, poster, dan spanduk.1 Jika ditarik dari pengertian diatas, maka media sosial adalah sarana komunikasi untuk melakukan interaksi sosial. Dewasa ini, terdapat berbagai macam media sosial, seperti Facebook, Twitter, Line, Whatsapp, dan lain sebagainya, yang membuat seseorang bisa berinteraksi dengan orang lainnya tanpa harus bertemu secara langsung. Dari sekian banyak media sosial yang ada, penggunanya pun tidak sedikit. Pada tahun 2015, terdapat 2,2 milyar pengguna aktif media sosial. Jumlah ini meningkat 8,7% dari tahun sebelumnya.2 Lalu, apa dampak dari media sosial yang digunakan oleh sekian banyak orang tersebut dalam pembentukan identitas diri mereka?

Menurut teori Cooley tentang looking glass self, ada 3 unsur penting dalam pembentukan identitas diri seseorang. Pertama, gambaran penampilan diri terhadap orang lain. Kedua, gambaran diri atas penilaian dan evaluasi terhadap penampilan itu. Ketiga, semacam perasaan diri terhadap penampilan itu. Dengan 3 unsur penting tadi, interaksi interpersonal yang nantinya akan menciptakan konstruk sosial terhadap diri seseorang sangatlah penting adanya. Ditambah lagi, adanya significant others, yaitu orang yang secara intens berinteraksi dengan seorang individu dan memberikan dampak yang signifikan dalam kehidupannya, turut berperan penting dalam pembentukan identitas diri seseorang.

Dapat kita lihat dari teori di atas bahwa interaksi interpersonal yang nantinya akan membentuk konstruk sosial juga peran significant others sangat berperan besar dalam pembentukan identitas diri seseorang. Dengan adanya penggunaan media sosial, mungkin interaksi interpersonal seseorang tetap berjalan, tetapi kualitas interaksi yang terbentuk tidak akan sebaik dengan interaksi langsung. Hal ini dikarenakan dengan adanya media sosial, seseorang dapat dengan mudah membangun citra dirinya sebaik mungkin di hadapan orang lain dengan berbagai cara. Tetapi, tidak jarang, jika kita menemui orang tersebut secara langsung, ternyata orang tersebut sangat berbeda dengan yang ditampilkan di media sosial. Contohnya, orang yang terlihat ekspresif di media sosial ternyata pendiam di dunia nyata. Dengan demikian, konstruk sosial yang dimiliki orang tersebut saat berinteraksi menggunakan media sosial pun akan berbeda dengan konstruk sosial yang dia dapat ketika berinteraksi secara langsung. Hal ini terjadi karena gambaran diri dan evaluasi atas gambaran diri tersebut menjadi tidak valid. Hal ini tentu saja bisa menimbulkan identitas diri yang tidak jelas karena konstruk sosial yang berbeda yang dapat menyebabkan orang tersebut sulit membedakan antara realitas dengan dunia yang dia bangun di media sosial.

Lalu, berkaitan dengan significant others, media sosial pun dapat membuat hubungan antar individu dengan significant others tidak terpenuhi dengan baik. Contohnya, seorang anak biasanya akan berhubungan secara intens dan langsung dengan orangtuanya. Hal ini tentunya membuat orangtua dari sang anak pun bisa menanamkan nilai-nilai tertentu maupun “membentuk” anaknya sehingga muncul identitas diri yang nantinya akan dimiliki oleh sang anak. Jika interaksi yang dilakukan oleh orangtua tersebut digantikan dengan menggunakan media sosial, tentu saja akan ada kemungkinan kedekatan/closure yang dimiliki antara sang anak dengan orangtuanya menjadi berkurang atau bahkan tidak terbentuk. Dengan adanya fungsi significant others yang tidak berjalan sebagaimana mestinya bahkan hilang, tentu saja dapat mengganggu proses pembentukan identitas diri seseorang.

Maka dari itu, jika tidak digunakan secara bijak, media sosial dapat mengurangi bahkan menghilangkan unsur-unsur penting yang kita butuhkan dalam pembentukan indentitas diri. Hal ini tentu saja dapat menyebabkan identitas diri yang kita miliki menjadi tidak jelas. Jadi, gunakanlah media sosial yang ada secara bijak. Jangan sampai media sosial yang ada membuat kualitas interaksi interpersonal kita menjadi tidak baik dan akhirnya berdampak pada identitas diri kita.

1http://kbbi.web.id/media

2http://wearesocial.sg/blog/2015/08/global-statshot-august-2015/

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun