Mohon tunggu...
Josephin Estima Blessiesca
Josephin Estima Blessiesca Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswa Rekayasa Nanoteknologi Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Nanoteknologi dalam Revolusi Kesehatan: Pendekatan Baru untuk Pengobatan Kanker

24 Mei 2025   18:35 Diperbarui: 24 Mei 2025   18:38 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rekayasa Nanoteknologi adalah disiplin akademis yang berfokus pada materi dengan ukuran antara 1 sampai 100 nanometer, yang merupakan perluasan ilmu-ilmu yang ada pada skala nano (Gehrke, 2018). Bidang ini melibatkan manipulasi material guna mengembangkan obyek atau alat baru dengan karakteristik lebih simpel yang mana bermanfaat dalam aspek kehidupan, juga keperluan masyarakat luas lainnya.

Nanoteknologi berperan sebagai pilar fundamental dalam memfasilitasi transformasi industri dan infrastruktur pada era ini. Disiplin ini dirancang untuk mendorong inovasi yang menghasilkan terciptanya alat-alat lebih sederhana dan lebih efisien. Selain itu, kemajuan berkelanjutan dalam nanoteknologi diantisipasi akan memainkan peran penting dalam memajukan pencapaian berbagai keperluan di berbagai bidang, seperti dalam dunia medis.

Nanoteknologi memiliki peran penting dalam bidang kesehatan karena memberikan kontribusi yang sangat signifikan terhadap pengembangan perangkat medis yang ditandai dengan peningkatan sensitivitas dan kecanggihannya. Kemajuan ini memungkinkan terciptanya perangkat pendukung yang membantu para profesional kesehatan dalam memberikan perawatan pasien yang lebih efektif dan efisien. Nanoteknologi juga penting dalam berbagai penelitian biomedis, khususnya dalam penerapannya pada sistem penghantaran obat. Berdasarkan kemajuan dalam penelitian biomedis, nanoteknologi telah difokuskan pada deteksi molekul yang terkait dengan penyakit seperti kanker, diabetes, dan penyakit neurodegeneratif, serta mikroorganisme dan virus yang berkaitan dengan infeksi seperti bakteri patogen, jamur, dan virus HIV (Soares et al., 2018).

Ilmu yang mempelajari tentang nanopartikel, baik sintesisnya maupun pengembangannya, juga merupakan pengertian dari nanoteknologi sendiri. Nanopartikel pun didefinisikan sebagai partikel berukuran sangat kecil yang digunakan untuk berbagai tujuan, diantaranya dalam bidang pengembangan formulasi obat-obatan dan kosmetik (Hasan, 2014). Ukuran nanopartikel yang kecil dapat meningkatkan kelarutan zat aktif atau obat karena luas permukaannya meningkat sehingga mengalami perluasan. Hal ini menyebabkan pendistribusian zat aktif ke tempat target melalui aliran darah lebih mudah dan kemampuan penyerapan ke tempat target semakin besar (Suprapto et al., 2019).

Dalam perang melawan kanker yang sedang berlangsung, nanoteknologi dianggap sebagai salah satu kemajuan yang paling menjanjikan di bidang ini. Tidak seperti obat-obatan konvensional, nanopartikel memiliki potensi untuk memberikan terapi kanker standar langsung ke tumor, meminimalkan efek samping, dan memfasilitasi penghancuran sel kanker secara terarah melalui metode pengobatan yang inovatif. Dengan memanfaatkan nanopartikel untuk pemberian agen kemoterapi, konsentrasi obat sitotoksik yang lebih besar dapat diarahkan ke lokasi tertentu, sehingga mengurangi toksisitas dan efek samping yang tidak diinginkan.

Banyak penelitian telah dilakukan untuk mengevaluasi kemanjuran nanopartikel dalam pengobatan kanker; namun, pengujian klinis semua jenis nanopartikel terhambat oleh beberapa tantangan. Tantangan tersebut meliputi kompleksitas yang terkait dengan produksi skala besar, potensi response inflamasi, stabilitas yang tidak memadai, waktu paruh yang singkat, interaksi dengan protein serum yang menyebabkan agregasi, penyerapan tumor yang terbatas, dan pembersihan yang cepat oleh makrofag dan sistem retikuloendotelial (Shanker et al., 2011).

Penerapan nanopartikel dalam terapi kanker memang memiliki potensi yang besar. Meskipun demikian, penting untuk melakukan penelitian tambahan guna menilai ada tidaknya efek samping atau toksisitas yang terkait dengan pemanfaatan nanopartikel sebagai sistem penghantaran dalam pengobatan kanker tersebut.

REFERENSI

Arofik, H. N., & Muchtaromah, B. (2023). Aplikasi Teknologi Nanopartikel Pada Pengobatan Kanker.

Haleem, A., Javaid, M., Singh, R. P., Rab, S., & Suman, R. (2023). Applications of nanotechnology in medical field: A brief review. Global Health Journal, 7(2), 70–77.

Ulwani, M. A., Syamsiah, N., Pramasari, S., & Rifqisyah, M. (2023). Literatur Review Artikel: Pemanfaatan Perkembangan Nanoteknologi Dalam Sistem Penghantaran Obat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun