Mohon tunggu...
Jawanri Citra Situmorang
Jawanri Citra Situmorang Mohon Tunggu... Guru - Mencintai Hikmat-Nya

ingin terus belajar, selama Tuhan masih berkehendak....

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kuliah Kerja Nyata (KKN) Itu Belajar Mengenal Sesama dan Belajar Kepemimpinan

23 Mei 2014   22:07 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:11 1931
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14008318381690631335

Aksi Penanaman Pohon oleh Mahasiswa KKN desa seresam 2013

Sudah hampir  satu tahun   telah berlalu, namun kenangan itu masih membekas di hati mungkin ini akan menjadi goresan hati hingga usia senja nanti.  Awalnya  tidak kenal satu sama lain, ada yang dari fakultas pertanian, teknik, ekonomi, fisip dan FKIP tercinta.  Hmm, ada yang hampir lupa dari FMIPA ada juga loh,  KKN di desa Seresam, kecamatan Seberida, Kab. Indragiri Hulu. Pahit manisnya KKN memang sangat menyenangkan karena kebanyakan manisnya. Makan sama-sama, kerja sama-sama,tidur sama bahkan ”ngorok” sama juga kyaknya hehehe.  Di tempatkan di kampung orang  selama dua bulan lebih, rasanya dulu deg-degan gtu, namun seiring bergulirnya sang mentari semuanya yang di kampung itu menjadi sahabat bahkan pohon mangga yang depan  Posko pun jadi sahabat sejati kami (Karena selalu berbuah dan buahnya enaka kali !).

Bersyukur penulis bisa mengikuti seleksi masuk PTN tahun 2010 lalu, hingga  menjadi salah satu mahasiswa di Universitas Riau ini, dan sangat bersyukur lagi semua aktivitas kuliah berjalan dengan baik,  sampai tiba saatnya mengikuti  masa-masa KKN. dan menjadi salah satu bagian dari  Kelompok mahasiswa  KKN Universitas Riau tahun 2013 di Desa  Seresam.   Dipilih  menjadi ketua, penulis dulu menolak, karena alasan orang  Kristen dan berdasarkan hasil survey lapangan penduduk disana mayoritas islam, cuman 2 orang yang Kristen. Tapi, teman-teman ini ngotot agar penulis jadi ketua kelompok alasanya “anda pasti bisa” kata Husnul anak IP FISIP 2010 ini. Dengan tenang aku menawarkan voting dalam memilih ketua agar tidak terjadi sakit hati pada anggota lainnya yang berkeinginan untuk jadi ketua, Voting pun dilaksanakan dari 10 orang anggota yang hadir 7 orang mamilih penulis.   Amanah  dan tanggung jawab pun ada di tangan memimpin 12 orang dari berbagai latar belakang. Awalnya penulis berpikir ini akan menjadi beban berat, namun sebagai anak Tuhan, penulis tidak terlena dengan  rasa dilema  tersebut,  malah  menjadi  semakin tertantang untuk memberikan yang terbaik. Inilah kesempatan belajar untuk memimpin, suara hati kecilku berbisik.  Hal pertama yang saya lakukan adalah menyeragamkan persepsi  antar satu sama lain dalam kelompok sekaligus perkenalan pribadi antar anggota,  dari perkenalan inilah penulis semakin tahu bahwa setiap orang itu unik dan memiliki potensi yang luar biasa dan punya kelemahan yang harus di hormati. Untuk mempererat kekeluargaan kami sebagai satu kelompok, semboyan yang  penulis tanamkan dalam setiap anggota adalah “satu hati, satu rasa dan satu tujuan” (one heart, one taste).   Hasilnya kami semakin kompak dan menyatu. Kedua, membuat peraturan bersama selama KUKERTA berlangsung dan konsekuensinya jika aturan tersebut dilanggar. Ketiga, dalam membuat keputusan selalu dengan musyawarah kelompok. Namun keputusan bisa melalui ketua dengan memperhatikan saran anggota. Selanjutnya,  kami merumuskan program kerja bersama-sama.

Hari lepas hari, kadang ada senyum dan ada tawa, namun ke egoisan individu masing-masing masih sangat kuat walau tak terlihat kontras. Itulah hebatnya manusia hidup dalam berkelompok, sikap individu tersebut tetap ada dan inilah bangganya penulis bagian dari  kelompok ini, kami dari berbagai jurusan dan berbagai karakteristik juga. Ada anggota kelompok yang suka bercerita,  ada yang suka melucu, ada pula orang yang selalu semangat bekerja, ntah sekecil dan seberat apa pun pekerjaan itu  beliau tetap semangat. Luar biasa lagi, ada yang pandai memasak, menyanyi, memainkan alat music dan tak kalah hebat ada yang hobi olahraga balap juga.  Jadi, satu sama lain saling menutupi kelemahan masing-masing.  Tuhan itu memang kreatif menciptakan manusia dengan berbagai  tipe, warna, gaya dan karakteristik yang sangat beragam dan menarik.

Semangatku tak  terbendung lagi, ketika bapak Kos (pemilik rumah posko)  yang sering disebut pak Guru dan Kepdes sangat mendukung kami, beliau-beliau ini menyediakan kami tempat tinggal termewah sebagai posko KKN se kec. Seberida, karena kelompok KKN desa lain sangat iri melihat kami ketika berkunjung.   Program kerja telah kami rumuskan, semua program  kami buat sendiri, dan harus kami kerjakan sendiri tanpa ada intervensi dari pihak manapun namun bisa kerjasama. Walau kondisi hujan, gerimis, panas kami harus mampu mengaktualisasikan program itu kepada masyarakat.  Itulah bukti, bahwa mahasiswa yang  mengabdi ke masyarakat. Tak berhenti disini saja, tak ada kesuksesan tanpa ada tantangan,  baik dari internal maupun dari eksternal kelompok.   permasalahan itupun datang.   Dari internal terlihat adanya kelompok kecil-kelompok kecil dalam kelompok akibat pertentangan karakter antar individu yang semakin terlihat saat memasuki hari ke 28, puncaknya terjadi adu mulut dan saling tidak berkomunikasi pada beberapa anggota. Namun, penulis tidak mau seperti kelompok lain yang bermasalah dan langsung menyerah dan membiarkan masalah tersebut larut.   Motivasi penulis berpedoman pada tujuan utama KKN yaitu bagaimana mengaktualisasikan kemampuan kita (mahasiswa) di masyarakat dan mampu bersosialisasi dengan program-program yang konkret bukan  program yang wah.  Program yang paling utama, tentunya adalah bagaimana membangun pola piker mahasiswa, sehingga mampu mengubah pola pikir masyarakat agar mampu mendayagunakan potensi masyarakat tersebut sehingga lebih maksimal dan optimal agar tercapainya kesejahteraan masayarakat desa. Bersyukur, akibat pertentangan itu kelompok semakin diteguhkan dan saling introspeksi diri. Kami menyelesaikanya dengan forum dan keterbukaan.  Sebenarnya, jika dikalkulasikan tidaklah cukup waktu hanya dua bulan untuk dapat melaksanakan KKN ini dengan kegiatan-kegiatan  yang konkret terhadap masyarakat. Namun, seiring bergulirnya waktu, semua berjalan dengan baik  seperti sungai yang mengalir yang kadang-kadang harus melewati bebatuan dan menyelusuri lembah yang curam.

Secara umum kegiatan kelompok berjalan dengan baik dan lancar. Hanya satu program kerja yang tidak dijalankan karena mepetnya waktu dan kondisi dana yang tak mencukupi. Adapun program kerja yang dapat kami jalankan dimasyarakat antara lain, pendataan penduduk, perayaan pawai taaruf, penanaman pohon, seminar Kawasan rumah pangan lestari, pelatihan dokter kecil, lomba Nuuzul qur’an dan Lomba Perayaan HUT RI ke 17 dan lain-lainya.  Kelompok kami mendapat nilai sangat memuaskan dari  kampus Universitas Riau dan apresiasi dari warga desa dan kepala desa. Yang sangat mengharukan banyak warga yang menangis ketika kami akan pulang ke pekanbaru.  Namun, yang paling mengharukan saya adalah Ibu Kost kami (yang menyediakan rumahnya sebagai posko) menangis dengan sedihnya karena kepulangan kami. Sejak itulah Desa seresam menjadi kampong kedua bagi penulis  dan memiliki orang tua angkat muslim yang sangat baik disana.  Rindu untuk kesana lagi.

Selamat menikmati masa KKN buat adik-adik yang mau KKN tahun ini, jadilah garam dan terang!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun