Mohon tunggu...
Ahmad Jawahir
Ahmad Jawahir Mohon Tunggu... Guru - Penulis Tanggung

Biasa saja sih....

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Berbicara Hobi, Topik Apa yang Lebih Diminati Penulis? Mengapa?

28 Mei 2020   21:10 Diperbarui: 28 Mei 2020   21:01 596
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tulisan ini bermaksud menggambarkan penelitian kecil-kecilan yang saya lakukan terhadap sejumlah artikel. Untuk lebih memperjelas, saya mulai dengan memberikan pengertian kata hobi dan penulis. 

Kemuadian mempersempit penjelasan yang mengarah pada hobi dan penulis tertentu yang dimaksud dalam tulisan ini. Akhirnya akan disajikan dan dibahas hasil penelitian topik apa dan mengapa topik tersebut lebih diminati. 

Apa Yang Dimaksud dengan Hobi?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), hobi adalah "kegemaran; kesenangan istimewa pada waktu senggang, bukan pekerjaan utama." Sedangkan "orang yang memiliki hobi" disebut "penghobi." Dengan begitu ada dua pengertian secara leksikal dari definisi menurut KBBI. 

Pertama kegemaran, yaitu aktivitas yang disukai. Orang yang melakukan hobi akan melakukan tanpa diminta, apalagi disuruh dan diperintah. Dia melakukannya berdasarkan dorongan internal dari dirinya sendiri demi yang disukainya.

Pengertian kedua mengandung dua poin. Pertama adalah kesenangan istimewa, yaitu aktivitas yang disukai bukan hal yang biasa-biasa saja, melainkan mendapatkan tempat tersendiri. 


Bahkan bagi penghobi fanatik, hobinya itu bisa menjadi segalanya yang akan dipertahankan mati-matian dalam hidupnya. Sampai-sampai, kalau ada larangan atas hobinya, orang tersebut akan tetap melakukannya secara sembunyai-sembunyi dengan segala risikonya.

Walaupun begitu, hobi tetap dilakukan di waktu luangnya terlepas dari rutinitas kesibukan sehari-hari. Seperti disebutkan pada poin kedua, aktivitas yang menyenangkan ini bukan pekerjaan utama, melainkan aksesori belaka, hanya pelengkap supaya hidup tidak terasa membosankan.

Hobi tidak hanya digemari dan dilakukan, tapi juga menjadi topik favorit dalam tulisan. Termasuk tulisan ini yang mengangkat hobi menjadi pokok bahasannya.

Siapa Yang Dimaksud Penulis Disini?

Masih dalam KBBI, terdapat 4 pengertian penulis. Pengertian yang pertama adalah "orang yang menulis." Karya yang dihasilkan oleh orang yang menulis sudah tentu tulisan. 

KBBI menyajikan 5 pengertian mengenai tulisan. Yang nomor 2 berbunyi "karangan (dalam majalah, surat kabar, dan sebagainya atau yang berupa cerita, dongeng, dan sebagainya)."

Penulis atau orang yang menulis karangan yang dimaksud dalam artikel ini adalah Kompasianer. Yaitu: "Semua pengguna internet, baik perseorangan maupun institusi/organisasi ..." dan pengguna internet tersebut "... mendaftar dan mendapatkan akun serta posting konten di Kompasiana." 

Penulis disini adalah penulis yang tergabung dalam Platform Blog Kompasiona seperti saya sendiri yang menulis artikel ini, dan Rekan-Rekan Kompasianer yang sekarang sedang membaca artikel ini.

Bagaimana Kompasianer Menyajikan Artikel?

Cara menyajikan tulisan bisa disandarkan pada Pendekatan Berbasis-Genre Linguistik Sistemik Fungsional (Systemic Functional Linguistic Genre-Based Approach (SFL GBA)). Dalam teorinya, pendekatan ini tidak terlepas dari 4 konsep: teks, konteks, tekstur dan intertekstualitas (Eggins, 1994, dikutip dalam Emilia, 2010).

Emilia (2011) mengutip penjelasan beberapa ahli mengenai keempatnya.

  • Teks merupakan kata-kata atau kalimat yang ditenun untuk menciptakan satu kesatuan yang utuh (Christie dan Misson, 1998).
  • Konteks mengacu pada elemen-elemen yang menyertai teks (Christie dan Misson, 1998).
  • Tekstur yaitu pengikat setiap klausa dalam teks untuk membentuk satu kesatuan yang utuh (Eggins, 1994).
  • Intertekstualitas adalah cara teks satu berkaitan dengan teks lainnya (Barton, 1994; Bazerman, 1998; Lemke, 1995; Fairclough, 1992; Hyland, 1999).

Artikel-artikel milik Rekan-Rekan Kompasianer adalah teks, yaitu untaian kata-kata yang membentuk frasa, klausa, kalimat dan paragraf yang ditulis dalam Bahasa Indonesia dalam media Blog Kompasiana dan bisa dipahami oleh sesama Kompasianer dan pembaca umum yang mampu berbahasa Indonesia.

Terkait dengan konteks, artikel-artikel Kompasianer memiliki 3 unsur. 1) Topik atau kegiatan yang bertemakan hobi dengan berbagai topik seperti olah raga, seni, kerajinan, berkebun, hewan piaraan, teknologi, bermain game dan lainnya. 2) Penulisnya yaitu Kompasianer; sedangkan audiennya adalah sesama kompasianer dan pembaca umum. Dan 3) Moda bahasa yang digunakan, yaitu bahasa tulisan.

Berkenaan dengan tekstur, artikel-artikel dalam Kompasiana memiliki koherensi dan kohesi yang khas dan personal. Ada artikel yang memungkinkan pembacanya dapat mengenali topik, mode bahasa dan siapa penulisnya. Artikel tersebut berarti memiliki koherensi situasional.

Ada artikel yang memungkinkan pembacanya mampu mengenali jenis atau genre-nya (apakah deskripsi, narasi, persuasi atau argumentasi). Artikel tersebut berarti memiliki koherensi registerial. Ada yang berhasil dalam keduanya; berhasil di salah satunya; dan kurang berhasil keduanya. Kompasianer  juga ada yang mampu dan kurang mampu menghadirkan keterkaitan antara bagian satu artikel dan bagian lainnya.

Kekhasan tekstur ini disebabkan oleh latar belakang masing-masing Kompasianer. Kompasianer Debutan, Junior, Taruna, Penjelajah, Fanatik, Senior dan Maestro tentu memberikan efek keterbacaan yang berbeda-beda pada pembacanya.

Topik Apa Yang Ditulis oleh Para Kompasianer?

Sebagai platform blog yang memiliki slogan "Beyond Blogging," "Lebih dari sekedar ngeblog," Kompasiana cukup akomodatif dengan menyediakan berbagai ruang bagi para penulisnya. Salah satunya adalah ruang "Hobi" yang masuk dalam kategori "Gaya Hidup."

Berdasarkan statistik Kompasiana, per Desember 2017 Kompasiana telah menayangkan 1.500.000 artikel dengan 300 artikel per harinya. Bisa dibayangkan berapa juta artikel telah tayang dan berapa ratus artikel perharinya sampai artikel ini sekarang berada dihadapan Rekan-Rekan Kompasianer. Per 27 Mei 2020 saja, dikalkulasi sejak awal bulan, tidak kurang dari 370 artikel tayang dalam kategori Hobi.

Berikut topik-topik dalam kategori Hobi yang diangkat berikut jumlahnya masing-masing.

  • Membaca: 81
  • Menulis: 109
  • Kompasiana: 38
  • Lain-lain: 143

Kegiatan menulis memperoleh 29 %, kegiatan membaca, 22 %; dan kegiatan ber-Kompasiana, 10 %. Ketiganya dikelompokkan menjadi topik literasi. Sedangkan sisanya, kurang dari setengah (39 %) berbicara tentang topik campuran (non-literasi) seperti olah raga, seni, kerajinan, berkebun, hewan piaraan, teknologi, bermain game dan lainnya.

Dari data di atas, lebih dari separuhnya (61 %) membicarakan topik literasi. Jadi, topik yang lebih diminati untuk ditulis Kompasianer adalah topik literasi yang berdasarkan urutan adalah hobi menulis, hobi membaca dan hobi ber-Kompasiana.

Mengapa Topik Literasi Lebih Diminati untuk Ditulis?

Jawabannya terkait dengan konsep terakhir dari empat konsep SFL-GBA, yang mana tiga konsep lainnya telah dibahas di atas menjawab pertanyaan "Bagaimana Kompasianer menyajikan artikel?" Konsep terakhir yang dimaksud adalah intertekstualitas.

Intertekstualitas mengajukan konsep bahwa teks yang satu memiliki hubungan dengan teks yang lain. Dalam menulis sebuah artikel, Kompasianer sangat dipengaruhi oleh teks-teks yang pernah dibacanya, apapun bentuk teksnya, apakah teks berita, artikel ilmiah populer, jurnal, laporan, buku atau pun ensiklopedia.

Kegiatan membaca dan menulis adalah dua keterampilan berbahasa tulis yang saling berkaitan. Hasil kegiatan membaca memerlukan kegiatan menulis; untuk menulis, penulis membutuhkan masukan dari membaca.

Mulai dari membaca, Kompasianer melakukan kegiatan reseptif tentang pengetahuan dan keterampilan tertentu secara tertulis melalui artikel, makalah, laporan, buku da sebagainya. Hasil bacaan yang baru berkombinasi dengan koleksi bacaan lama yang sudah mengendap di kepala; keduanya bersinergi dengan keterampilan menulis; dan akhirnya ketiganya menghasilkan tulisan baru berupa artikel-artikel yang tayang di Kompasiana.

Saya punya keyakinan bahwa Rekan-Rekan Kompasianer memiliki hobi yang sama dengan saya, yaitu literasi. Bahkan bisa jadi Teman-Teman adalah penghobi fanatik menulis, membaca dan ber-Kompasiana.

Alasan mengapa topik membaca, menulis dan ber-Kompasiana menjadi topik yang lebih dimainati Kompasioner adalah bahwa kegiatan literasi tersebut sudah menginternalisasi, mendarahdaging dan menjadi hobi Kompasianer. Topik-topik tersebut, dalam bahasa sehari-harinya, "Aku banget gitu loh!"

Ketika ada ruang Hobi disediakan oleh Kompasiana, kebanyakan dari kita Kompasianer, walaupun tidak semua dan selalu, mengambil kesempatan tersebut untuk menulis hobi kita sendiri: menulis, membaca dan beraktivitas terkait Kompasiana.

Sumber

Emilia, E. (2011). Pendekatan Genre-Based dalam Pengajaran Bahasa Inggris: Petunjuk Guru, Bandung: Rizqi Press

Emilia, E. (2010). Teaching Writing, Developing Critical Learners, Bandung: Rizqi Press.

https://kbbi.web.id/hobi

https://www.kompasiana.com/tentang-kompasiana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun