Mohon tunggu...
jaucaw
jaucaw Mohon Tunggu... Lainnya - pelajar

mas-mas pada umumnya

Selanjutnya

Tutup

Diary

Saya Sudah Jarang Berdo'a

18 Agustus 2023   10:54 Diperbarui: 18 Agustus 2023   11:03 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber:https://www.kompasiana.com/jaucaw/64d5a1574addee766f4a4eb2/kok-gini-ya

Wkwkwks, anda kena clickbait. DISCLAIMER! Saya tidak sedang menunjukkan kejumawaan atau keangkuhan.Saya tahu,  judulnya saja sudah menyalahi Ghafir ayat 60 bahwa 'ud'uuni astajiblakum'. Tapi, baca saja sampai akhir meskipun tata penulisannnya berantakan.

Pada coretan sebelumnya saya agak menyinggung tentang doa dan restu dari orang tua.

Mata kepala saya bersaksi, bapak ibu saya menangis setiap malam untuk merayu Tuhan. Bapak ibu saya memang tidak begitu gencar memberikan akses materi, tapi entah mengapa setiap aral melintang yang dialami oleh anak-anaknya selalu menemukan jalan keluar. Saya selalu percaya ini adalah hasil kerja do'a mereka, bukan kebetulan belaka.

Sampai di titik ini, apapun yang saya perdebatkan dengan orang tua saya kok selalu mengalami kesulitan kemudian deadlock. Sebaliknya, perintah mereka yang saya lakukan dengan bermalas-malasan hanya untuk menggugurkan titah justru lancar-lancar saja. Sebelum saya sadar dengan pola ini, saya suka ngomong sendiri 'Tuhan maunya apa sih?'. Setelah saya sadar, Ternyata saya tidak bisa mengandalkan diri sendiri saja. Ada factor X yang sedang bekerja dengan daya yang berlipat-lipat diluar kendali dan pengetahuan saya.

Kesadaran itu sayangnya menstimulasi saya jarang berdo'a untuk kepentingan diri sendiri, karena saya merasa ada back up (dekengan). Saya merasa tidak benar-benar berhasil atas usaha saya secara ansich. Praktis hingga detik tulisan ini tayang, saya masih mencoba untuk agak terbuka kepada mereka tentang hajat-hajat saya. Tentu tindakan ini saya lakukan supaya mendapat supply magis yang mengoptimalisasi peluang keberhasilan.

Begini teman-teman, saya pikir Tuhan menyukai kesalingan. Dalam hadits yang mutawattir dan shahih disampaikan bahwa salah satu dari tiga amal yang tidak akan putus adalah doa anak shalih kepada orang tuanya. Dalam hadits yang lain juga disampaikan, salah satu dari tiga doa yang tidak diragukan keajaibannya adalah doa orang tua untuk anak-anaknya. Melalui teladan ini, terdapat suatu sinkronisasi magis antara orang tua dengan anaknya untuk saling mendo'akan.

Saya masih belum menjadi anak yang shalih. Saya masih ikut berbondong-bondong bersama banyak orang untuk menuju keshalihan.

Praktis saja, saya bukannya jarang berdoa lagi. Tapi rapalan do'a saya langitkan untuk orang tua. Karena saya yakin, mereka juga mendoakan saya dalam setiap simpuh khusyuknya.

Yang begini ini, saya adaptasi dari salah satu teman dekat saya yang menurut pengakuannya ia tidak berdoa terlalu panjang selepas sembahyang. Ia hanya berdo'a Allahummaghfirli waliwalidayya dan seterusnya.

Eeh, kok saya ikut-ikutan. selepas sembahyang, setelah puja-puji kehadirat Allah, memohon ampunan, sholawat kemudian jurus andalan tawassul Al-Fatihah kepada kanjeng nabi wa ahlihi, guru-guru, orang terdekat kemudian tiga fatihah khusus orang tua. sebab saya ingat yang pernah disampaikan oleh guru saya, bahwa Al-fatihatu limaa quriat lahu. Alfatihah itu untuk apa saja yang dibacakan.

Saya melangitkan khusus untuk orang tua demi kebaikan di tiga lini, untuk kesehatan jasad/raganya, untuk keistiqomahan ruuhnya agar senantiasa didorong melakukan hal-hal baik, dan keterkabulan seluruh hajatnya yang saya tahu didalamnya ada hajat saya juga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun