Mohon tunggu...
Jati Kumoro
Jati Kumoro Mohon Tunggu... Wiraswasta - nulis di podjok pawon

suka nulis sejarah, kebudayaan, cerpen dan humor

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

KKN di Desa Penari Versi Jeka (Bag. 1)

8 September 2019   19:56 Diperbarui: 8 September 2019   19:55 5035
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Membaca cerita KKN Di Desa Penari membuat ingatan Jeka melayang jauh ke belakang. Mengingatkan dirinya yang juga pernah sekolah di sebuah perguruan tinggi dan mengikuti KKN yang diselenggarakan oleh pihak universitas pada era tahun 90-an di suatu daerah kabupaten yang memiliki sebuah tarian tradisional. Secara tak disengaja, entah mengapa inisial kabupaten tersebut adalah huruf 'B' serta berlokasi di pulau Jawa, sama seperti cerita KKN yang viral belakangan ini.

Adanya persamaan inisial nama kabupaten lokasi KKN inilah yang kemudian membuat Jeka bermaksud untuk menuliskan kisah KKN-nya yang juga disebutnya sebagai KKN Di Desa Penari. Namun nama desa dan kecamatannya dirahasiakan agar nantinya tidak memancing keingintahuan netijen dan kemudian menyusurinya jejak lokasinya.

Yang penting kata Jeka, dia tidak membuat cerita fiksi, melainkan kisah nyata yang dialaminya semasa KKN bersama 6 orang temannya. Keenam orang temannya Jeka itu disamarkan dengan nama-nama sebagai berikut, 2 orang peserta KKN putri adalah Ita dan Leni, sedangkan 4 orang temannya laki-laki adalah Yogi,  Har, Nug dan Tri. Selain itu Jeka juga menyertakan foto-foto mereka sewaktu KKN sebagai bukti bahwa KKN yang mereka lakukan itu nyata.

Cerita KKN ini diawali oleh Jeka dengan menceritakan bahwa pemberangkatan mahasiswa KKN dari kampus menuju ke kabupaten B hingga sampai ke desa lokasi KKN itu lancar, tak ada gangguan ataupun firasat apapun yang muncul selama perjalanan itu. Sampai di balai desa tempat yang nantinya Jeka dkk itu  akan melaksanakan tugas KKN-nya, mereka pun disambut oleh bapak kepala desa (Pak Lurah) dan pamong desa dengan ramah dan tangan terbuka.

Selanjutnya, atas persetujuan Pak Lurah, mereka bertujuh ditempatkan di rumah Pak Lurah yang bangunan rumahnya memang cukup luas. Disini sambutan keluarga Pak Kurah dan warga sekitar rumah itupun juga ramah dan menyenangkan.

Namun,  setelah acara beramah tamah usai dan beristirahat, tak berapa lama kemudian muncul satu masalah. Masalah apa yang dialami oleh Jeka dkk saat mereka baru saja datang di lokasi KKN? 

bersambung...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun