Mohon tunggu...
Jati Kumoro
Jati Kumoro Mohon Tunggu... nulis di podjok pawon

suka nulis sejarah, kebudayaan, cerpen dan humor

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Erotis, Porno, dan Mitos yang Melingkupinya

14 Februari 2014   19:09 Diperbarui: 4 April 2017   16:16 7474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Barat adalah barat, timur adalah timur. Semua harus sesuai dengan budaya kita sebagai orang timur. Itu adalah ungkapan yang sering penulis dengar  ketika ada peristiwa yang dianggap sebagai sebuah pornografi hadir dalam keseharian hidup kita.

Jika kita menganggap diri sebagai orang timur yang berbeda secara budaya dengan orang barat, siapa yang menyatakan itu awal mulanya. Sebuah pertanyaan usil, yang sudah mengendap bertahun-tahun di benak ini, sering muncul ketika melihat wanita yang hanya berpakaian serba minim atau gambar wanita mempertontonkan kemolekan tubuhnya

Penulis memiliki kecurigaan bahwa nilai-nilai budaya timur  itu hanya mitos saja, mitos yang diciptakan para ahli budaya jaman kolonial atau para peneliti barat (Eropa/Amerika) paska kemerdekaan RI. Mitos bahwa seks itu tabu, dan yang erotis itu tidak sesuai dengan budaya bangsa kita tak lain adalah hasil produk penelitian orang barat yang kemudian ditanamkan pada diri kita oleh generasi sebelum kita. Begitu kuatnya penanaman nilai-nilai itu, tak terasa telah mengakar kuat dan malah menjadi bagian dari kita sendiri, dan itu tanpa kita sadari.

Kecurigaan itu bukan tanpa alasan, banyak bukti peninggalan sejarah di Jawa, sebagai contoh saja, yang mempertontonkan kemolekan tubuh wanita yang diwujudkan dalam bentuk patung, seperti patung Ken Dedes yang diwujudkan sebagai Prajnaparamita di bawah ini.

Sumber: http://luk.staff.ugm.ac.id/candi/Singasari/01.html

Ada pula patung Durga Mahisashuramardini yang diperacaya sebagai Putri Roro Jonggrang, seperti di bawah ini.

Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Rara_Jonggrang

Di bawah ini ada gambar patung yang ada di pemandian Candi Belahan, di lereng Gunung Penanggungan Jawa Timur.

Sumber: http://www.merbabu.com/candi/candi_belahan.php

Selain dari foto-foto peninggalan bersejarah dari  masa kerajaan-kerajaan yang pernah ada di Jawa, ada juga foto-foto yang memperkuat kecurigaan penulis mengenai erotika wanita yang ada pada masa sebelum republik ini merdeka. Sekali lagipenulis tekankan bahwa ini merupakan bukti sejarah dan bukan untuk dijadikan sebagai bentuk sebuah pelecehan maupun penghinaan terhadap perempuan dari suku manapun yang ada di Indonesia, negara kita ini.

Foto Kuno Wanita Bali yang sedang menenun Sarung

Sumber: http://www.balimediainfo.com/2013/10/wanita-bali-kuno-tempo-doeloe.html#sthash.inK9eEXq.dpbs

Dua wanita Suku Dayak di pedalaman Kalimantan.

Sumber: http://luk.staff.ugm.ac.id/itd/Borneo/09.html

Wanita dan pria di Suku Asmat Papua.

Sumber: http://wisata-kelilingindonesia.blogspot.com/2011_08_01_archive.html

Sebagai penutup. penulis hanya berharap agar coretan ini bisa bermanfaat, tidak kurang dan tidak lebih, hanya itu saja.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun