Stuna, tokoh wayang yang satu ini merupakan sosok yang berpengaruh besar sekali dalam kehidupan Srikandi. Atas pertolongannya, Srikandi akhirnya benar-benar bisa berubah menjadi sesosok laki-laki, dan memuluskan jalannya perkawinannya dengan Dewi Hiranyawati, putri Prabu Hiranyawarmandari Kerajaan Darsana, sekaligus menghindarkan peperangan antara Pancala dengan Darsana.
Namun apa yang terjadi pada diri Stuna, raksasa yang juga pertapa sakti yang telah menolong Srikandi? Akibat supata raja raksasa yang menjadi junjungannya, Stuna tidak bisa kembali lagi menjadi laki-laki lagi. dengan demikian Srikandi nantinya akan tetap menjadi laki-laki selamanya. Srikandi yang telah berubah wujud sebagai lelaki inilah yang nantinya akan membunuh Bhisma Yang Agung, sebagai pelaksana dari karma Dewi Amba, dalam perang besar Baratayuda.
Pertemuan keduanya, sekaligus yang terakhir, di hutan setelah Srikandi menikahi Dewi Hiranyawati membuat Stuna merasa senang karena Srikandi ternyata menepati janjinya. Meski dengan rasa berat hati Stunamenceritakan bahwa sudah menjadi kodratnya bahwa keadaan harus terjadi seperti ini, kehendak dan takdir Sang Pencipta harus dijalani.
Srikandiyang juga merasa sedih atas nasib Stuna, meski juga gembira menerima kenyataan tersebut hanya terdiam, tak bisa mengucapkan apa-apa. Hanya rasa terima kasih atas ketulusan budi Stuna yang telah rela membantunya selama ini yang akhirnya terlontar dari bibirnya serta air mata yang kemudian memisahkan mereka.
Srikandiberpamitan kepada Stuna dan kembali menuju kerajaan Pancala untuk memulai hidup barunya yang sejati. Sementara itu Stunadengan langkah pelan kembali berjalan menuju ke tengah hutan. Sayup-sayup terdengar suaranya yang berat mendendangkan lagu yang pilu.
“…Sisi ruang batinku hampa rindukan pagi
Tercipta nelangsa merenggut sukma
Terwujud keinginan yang tak pernah terwujud
Aku tak bisa pindah, pindah kelamin lagi….”
“…Sungguh kuakui tak bisa pindah kelamin lagi
Sungguh kuakui tak bisa pindah kelamin lagi….”
Hikz…hikz…hikz…………
(Plesetan Lagunya KLA Project “ Tak Bisa Pindah Ke Lain Hati”)